Notes

📄 Acting Task — Rise Your Imagination!
🎥 今日、恋をはじめます ； Today, I'll Start Our Love.
🎬 Cast: Kurosawa Shira (Tsubaki Hibino) and Kyouta Tsubaki

———

• Flashback ； First day in Horikoshi Gakuen. •

———

Menata rambut seseorang adalah hobinya. Membuat tampilan rambut seseorang menjadi bagus adalah tujuannya.

Sejak ia berada di sekolah menengah pertama, ia sangat senang 'bereksperimen' dengan rambut sang kakak sepupu. Bukan untuk dibuat yang aneh-aneh, melainkan agar terlihat menarik.

Tapi, siapa sangka? Jika sang kakak sepupu mengatakan bahwa adik kecilnya memiliki selera bagus dalam merias seseorang, lain halnya dengan teman-teman barunya di Horikoshi Gakuen.

"Seleramu itu kuno sekali, Shira-san."

Terlalu sering ia mendapatkan cibiran itu. Terlalu sering ia mendengar kata-kata yang hampir mendekati 'hinaan'. Padahal ia baru masuk sekolah menengah atas, namun seketika semangat sekolahnya hilang begitu mendengarnya.

Bagi orang-orang yang melihatnya, pasti bisa langsung menilai kalau gadis ini memiliki selera fashion dan gaya yang teramat kuno lagi tertinggal. Terbukti saat hari pertamanya masuk di salah satu SMA unggulan di Jepang ini, yang mana penampilan sang gadis terlihat buruk di depan semuanya.

Rambut hitamnya dikuncir dua ke bawah, riasan muka yang hampir rak terlihat, dan cara berpakaian yang terlalu 'culun'. Karena terlihat begitu, Shira jadi pusat perhatian. Bukannya senang, justru Shira amat membencinya. Ia benci penampilannya sendiri dan mendadak tidak percaya diri.

Sejak saat itulah, putri sulung dari keluarga Kurosawa ini jadi tertutup dan tidak percaya diri akan penampilannya. Apa yang ia pakai dan apa yang ia poleskan di wajah, pasti mendapat cibiran 'kuno' dari siswa-siswi lain. Serba salah, ini membuatnya sangat pusing.

Tak hanya itu saja. Penderitaannya bertambah ketika siswa terbaik di Horikoshi Gakuen ikut mengejeknya. Siapa lagi kalau Kyouta Tsubaki?

"Apa-apaan dengan gaya berpakaianmu itu, Kurosawa-san? Old-fashioned sekali."

Seperti terkena ratusan tusukan di tubuh, itulah yang ia rasakan ketika mendengar ejekan yang sangat menyakitkan itu. Menyebalkan sekali, pikirnya jengkel.

Tentu Shira tak bisa diam saja. Terlalu kesal, Shira tidak segan untuk melakukan hal yang tergolong tak sopan.

"O-oi—"

Shira tak segan memotong rambut yang cukup panjang milik Kyouta. Dengan raut wajah penuh emosi, Shira memegang erat gunting di tangannya.

"Kau kira aku se-kuno itu, hah?!"

Tatapan tajam dan penuh amarah diberikan Shira untuk Kyouta. Hilang sudah rasa kagum sesaatnya terhadap lelaki itu.

"Lihat saja nanti, Kyouta Tsubaki! Aku akan terlihat lebih baik dari sekarang!"

Janji itu terucap juga. Dengan nada keyakinan di kata-katanya, Shira menunjuk-nunjuk lelaki itu.

"Aku bukanlah gadis culun seperti yang kau lihat. Ingat itu baik-baik!"

Sesaat setelah Shira pergi, seringai tipis muncul di bibir si pemuda. Ya, Kyouta langsung menilai gadis yang tadi memarahinya sebagai gadis yang unik.

"Kaulah targetku, Kurosawa Shira."

———

• Current Time — D-2 until Bunkasai •

Hari demi hari berlalu. Kelopak bunga sakura mulai berguguran, menandakan sudah masuk musim gugur. Tak ada yang berbeda jauh dari sebelum-sebelumnya, kecuali—

"Shira-chan, mau sampai kapan kau terlihat seperti ini terus?"

Hela napas berat terdengar di suatu ruangan. Tampak dua orang gadis didalamnya, yang satu sedang duduk dan yang satu lagi sedang berdiri.

"Menurutku ini sudah lebih baik, nee-chan!" Gadis surai coklat panjang itu tersenyum bahagia. Ia mematut dirinya di cermin. Ia terlihat memakai kemeja super besar yang dimasukkan, lalu celana panjang yang ukurannya cukup sempit. Rambutnya? Lagi-lagi dikuncir dua dengan tanpa ada nilai estetika.

Mendengar penuturan itu, gadis yang sedari tadi berdiri langsung mengedikkan bahu. Hampir kehabisan akal agar adiknya terlihat lebih baik.

"Kalau kau datang ke malam perayaan dengan penampilan ini, apa kau siap menerima banyak hujatan dari murid lain?" Tanyanya, langsung pada inti permasalahan.

Shira terdiam, kemudian kembali mematut dirinya di cermin. Wajahnya seketika 'cemberut' karena perkataan itu.

"Lihat dirimu, Shira-chan. Kau itu bisa lebih baik lagi." Ocehan pertama pun terdengar.

"Tapi, Hana-nee—"

"Tidak ada tapi-tapian, baka!" Sedikit membentak; benar-benar buntu. Hana memegang pundak Shira. "Apa kau mau jadi biang ejekan Kyouta, hah?"

Shira kembali terdiam. Ketika kakaknya menyebutkan nama itu dengan pembicaraan mereka, Shira langsung tersenyum kecut. Lelaki itulah yang membuat dirinya mengucapkan janji memuakkan itu. Berjanji untuk merubah penampilan, padahal Shira mengatakannya setengah niat.

"Tentu saja tidak mau, nee-chan." Jawab Shira dengan suara pelan. "Tapi, aku jadi... Ah!" Shira meremas kepalanya sendiri; frustasi.

Hana merasa kasihan melihat adiknya ini. Menjadi biang ejekan karena penampilan bukanlah keinginan semua orang. Lalu, merubah penampilan menjadi 360 derajat berbeda itu juga bukanlah hal yang mudah dilakukan.

"Dengar, Shira-chan. Aku akan membuatmu terlihat sangat berbeda." Hana pun menatap lurus sang adik. "Asalkan kau menuruti seluruh perkataanku, maka kau akan selamat dari status 'old-fashioned girl' nya Horikoshi Gakuen." Lanjutnya, nada bicara terdengar meyakinkan.

"Hng..." Shira tak yakin, namun pada akhirnya ia mengangguk pelan. Setuju akan tawaran sang kakak.

———

• D-Day ；Bunkasai Night •

Malam ini para murid telah berkumpul di hall sekolah. Setelah banyak rangkaian acara selama Bunkasai, malam ini adalah acara inti juga acara yang ditunggu-tunggu.

Para murid terlihat sangat menawan. Berbagai dress yang dipakai para siswi dan tuxedo yang dipakai para siswa, cukuplah memikat satu sama lain.

"Oi, Kyouta sudah datang!"

Sorot cerita berpindah pada salah satu siswa yang baru datang. Dengan setelan tuxedo hitam, Kyouta berjalan santai memasuki hall.

Reaksi para gadis? Tentu saja histeris dan kagum. Sosok paling tampan dan di idolakan se-antero sekolah ini telah hadir. Berbagai pujian diterima si pemuda atas penampilannya malam ini.

"Gadis itu belum datang?" Kyouta melirik sekitarnya, namun belum menemukan dimana Shira.