Notes

@dcndlion - 21 April 20a6 - Ulangan Susulan Takor - Gryffindor - G4/AU

Tata koordinat horison digunakan untuk pengukuran adsorbsi cahaya bintang. Dalam takor horison peredaran semu dan letak bintang selalu berubah dan hanya dapat dintentukan berdasarkan pandangan si pengamat saja. Ordinat dalam takor horison dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah bujur yang dinyatakan sebagai 'az' (Azimut) dan yang kedua adalah lintang yang dinyatakan sebagai 'a' (tinggi bintang). Perlu diperhatikan, ketika menggambar takor horison berikan keterangan mengenai ketentuan apa yang digunakan, misalnya ketentuan azimut yang diukur dari Utara ke arah timur.

Keunggulan takor ini adalah praktis, sederhana, dan dapat dengan mudah membayangkan bagaimana letak objek-objek tersebut di langit. Akan tetapi kelemahannya, seperti yang telah disebutkan takor ini sangat dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Karena di tempat berbeda atau waktu berbeda maka letak benda langit pada takor ini akan berubah.

Selain takor horison adapula takor ekuator. Takor ini dapat menggambarkan letak benda langit dalam waktu yang bisa dibilang lama. Dalam setiap pembahasan takor semua benda langit selalu digambarkan terproyeksi pada sebuah bola atau yang biasa disebut bola langit.

Sama seperti takor horison takor ekuator juga memiliki dua ordinat yaitu bujur yang dinyatakan dalam 'HA' (Hour Angle/Sudut Jam), dan lintang yang dinyatakan dalam δ (Deklinasi). Deklanasi ini nyaris tidak berubah dalam waktu yang sangat lama walaupun variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat presesi orbit Bumi.