NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io


Amanda Son.
Colleger and Part-time Cashier in Bakery.

—16 Juli 1997.
Seorang perempuan menghembuskan nafas lega ketika mendengar suara isak tangis seorang bayi, pertanda kehidupan sang bayi baru saja dimulai. Perempuan itu kini resmi menjadi seorang Ibu. Para perawat membawa bayi itu ke ruangan lain untuk membersihkannya, juga membersihkan sang ibu seusai persalinan.
Sang bayi—yang baru berusia 7 bulan 1 minggu dalam kandungan ibunya—terlahir prematur dengan berat hanya 1,7 kilogram. Ia akan dirawat dalam inkubator dan hanya akan dikeluarkan sesekali ketika menyusui pada sang Ibu. Sang Ibu langsung menangis dalam dekapan sang suami begitu lelaki tersebut memasuki ruangan bersalin milik salah satu rumah sakit swasta ternama di ibukota. Tangisan bahagia bercampur penyesalan. Bahagia, karena kini ia telah menjadi seorang Ibu dengan seorang putri yang cantik dan sehat. Menyesal, tentu saja, karena ia tidak menjaga dirinya dengan baik selama masa kehamilannya.
Renata Kartika, seorang woman-carrier dengan profesionalitas kerja yang tinggi, menolak untuk mengambil cuti hamil meskipun perutnya sudah membesar. Son Sunghyun, suaminya yang bekerja untuk Kedutaan Korea di Indonesia, berkali-kali menasehati sang istri untuk beristirahat saja di rumah demi kebaikan dirinya dan calon buah hatinya. Namun, ia tetap berteguh hati bahwa ia masih kuat bekerja. Alhasil, ia kelelahan hingga kantung ketubannya pecah. Dokter berkata bahwa sang bayi masih terlalu kecil untuk dikeluarkan, namun air ketuban yang terus keluar berbahaya bagi kelangsungan hidup sang bayi. Apabila air ketuban tersebut habis, bayi akan menempel pada dinding rahim dan menjadi sulit untuk dikeluarkan. Hal itu dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Renata pun dirawat di rumah sakit selama beberapa hari guna mempertahankan air ketubannya agar tidak terus keluar. Namun pada akhirnya, tetap saja ia terpaksa harus menjalani operasi caesar beberapa hari kemudian guna menyelamatkan nyawa sang bayi.
Sang suami memeluk hangat istrinya, menenangkan isak tangisnya tanpa sepatah pun kata. Dirinya memang bukan tipe orang yang banyak bicara dan mengungkapkan ekspresinya. Renata mengusap air matanya, berusaha menghentikan isak tangisnya.
"Aku akan menamainya Amanda, yang memiliki arti pantas untuk disayangi dan dicintai. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, aku akan merawatnya dengan sepenuh hati," ucapnya kemudian.

—1 Mei 1998.
Kerusuhan terjadi di berbagai tempat. Pemerintahan sedang kacau. Kota Jakarta saat ini bukanlah tempat yang aman untuk ditinggali. Son Seunghyun mengambil keputusan untuk menitipkan istri dan putrinya ke Surabaya, tempat tinggal ibu Renata. Amanda yang saat itu belum genap berusia satu tahun terpaksa pindah ke rumah neneknya bersama sang Ibu. Neneknya yang tinggal sendirian di Surabaya sangat senang akan hal ini, tentu saja. Sementara itu, Ayahnya masih tetap tinggal di Jakarta karena banyak hal yang masih harus diurus dari pekerjaannya. Bersamaan dengan itu, Renata memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya demi membesarkan putri semata wayangnya.

—16 Juli 1998.
Hari ulang tahunnya yang pertama menjadi hari pertamanya bertemu dengan sang ayah setelah berpisah selama beberapa bulan lamanya. Namun, ini juga akan menjadi yang terakhir untuk beberapa bulan ke depan. Son Sunghyun pergi ke Surabaya juga untuk berpamitan pada keluarganya. Ia dipindahtugaskan ke negara asalnya, Negeri Ginseng. Bukannya tak mungkin untuk membawa Amanda dan ibunya ke sana, namun nenek Amanda kini mulai sakit-sakitan dan harus ada yang merawatnya. Mereka pun terpaksa berpisah kembali. Meskipun begitu, sang Ayah tetap selalu menanyakan kabar gadis kecilnya melalui telepon setidaknya seminggu sekali serta pulang ke Indonesia setiap 2-3 bulan sekali.

—14 Agustus 2004.
Sang nenek meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit akibat komplikasi beberapa penyakit. Hal ini menimbulkan duka mendalam bagi Amanda dan keluarganya, ia sangat menyayangi neneknya. Ayahnya bahkan langsung terbang dari Korea begitu mendengar berita buruk tersebut.
Keseharian Ibu Amanda yang biasanya merawat sang nenek menjadi lengang setelah kepergian nenek Amanda. Untuk mengisi kegiatannya agar tidak terus terlarut dalam kesedihan, ia memutuskan untuk membeli tanah kosong selang 3 petak dari rumahnya dan membuka bisnis butik kecil-kecilan.
Amanda sendiri tumbuh menjadi gadis yang pintar dan periang, meskipun sedikit cengeng dan sangat ceroboh. Kendati sudah berada di kelas dua SD, tak jarang ia menangis sepulang sekolah karena ulah teman-temannya yang menjahilinya. Ia tak pandai dalam olahraga dan segala hal yang memerlukan kelincahan, salah satu alasan teman-temannya ketagihan menjahilinya. Daya tahan tubuhnya juga tidak terlalu baik, dalam satu semester absen sakitnya bisa memiliki total belasan hari. Meskipun demikian, prestasinya di sekolah cukup baik. Ia tak pernah absen dari 5 besar, walaupun belum pernah berada di posisi pertama. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan di sekolahnya, seperti menjadi anggota marching band juga paduan suara. Tak jarang tim paduan suara sekolahnya menjuarai berbagai lomba. Ia mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap musik hingga akhirnya sang Ibu mendaftarkan Amanda ke tempat kursus piano.

—10 Juli 2009.
Keluarga Amanda pindah ke rumah lama mereka di Jakarta. Mereka memutuskan hal ini setelah beberapa bulan sebelumnya Ayah Amanda kembali dipindahtugaskan ke Indonesia. Mereka kemudian menunggu Amanda lulus sekolah dasar sebelum pindah agar tidak kesulitan mengurus surat pindah sekolah. Rumah dan butik di Surabaya ditinggalkan kosong begitu saja.

—12 Maret 2011.
Hari ini adalah hari ulang tahun ibu Amanda. Amanda pun menghadiahkan sebuah lagu untuk sang Ibu. Piano merah marun miliknya—yang baru saja dibelikan Ayah Amanda bulan lalu—mengalun lembut seirama dengan jari tangannya yang lincah menari menekan tuts-tuts hitam putih, harmonis.
"Oneulboda naeil deo saranghalkke... Forever..." suara merdu Amanda mengakhiri lagu ciptaannya yang memiliki 3 bahasa dalam satu lagu—Korea, Inggris, dan Indonesia. Sang Ibu menangis terharu mendengarnya. Kedua orang tua Amanda pun langsung menghambur memeluk putri semata wayang mereka.
Selain bermain piano, Amanda memang menjadikan menulis lagu sebagai hobi barunya semenjak beberapa bulan lalu. Bersamaan dengan perkembangan musik di Korea Selatan yang mulai mendunia, Amanda juga telah menjadi seorang kpopers sekarang. Ia mulai memiliki cita-cita untuk menjadi bintang hallyu. Dan bukan hanya omong kosong cita-cita tanpa usaha, ia kini tengah menekuni belajar dance karena ia tau itu adalah titik terlemahnya jika ingin menjadi k-idol. Melihat kesungguhan sang putri, segala cita-cita Amanda tersebut pun didukung oleh kedua orangtuanya. Mereka berjanji akan menyekolahkan Amanda di Art School di Korea Selatan setelah lulus SMP nanti.

—27 Januari 2012.
Bagi Amanda, segalanya terasa begitu sempurna saat keluarganya bersatu. Namun sayangnya kesempurnaan itu tak bertahan lama.
Sekitar hampir 3 tahun semenjak kepindahannya ke Jakarta, ia mendapat musibah besar. Di suatu sore saat ia sedang mengikuti kursus piano, rumahnya mengalami kebakaran akibat hubungan arus pendek listrik. Rumah dan seisinya hangus, bahkan beberapa rumah tetangga ikut terkena imbas apinya. Ayah dan Ibunya sedang berada di dalam rumah saat kejadian, namun hanya Ibunya yang berhasil selamat keluar dari rumah. Ayahnya meninggal dalam amukan ganas api, menyisakan luka yang sangat perih bagi anak dan istrinya karena kepergiannya.
Kerabat dan orang terdekat yang datang saat pemakaman menawarkan berbagai bantuan dan tempat tinggal untuk Amanda dan ibunya. Tak mau merepotkan, Ibunya memutuskan untuk kembali ke Surabaya dan melanjutkan usaha butik yang mereka tinggalkan beberapa tahun yang lalu. Ia sadar harus membiayai hidup dirinya dan anaknya. Namun, karena Amanda masih harus melanjutkan sekolahnya yang tinggal satu semester lagi di Jakarta, ia pun tinggal di rumah salah satu adik ibunya di Jakarta. Ia akan tinggal berpisah dari sang Ibu.

—9 Juni 2012.
Amanda pulang ke Surabaya setelah segala berkas kelulusannya berada di tangan, bertemu kembali dengan ibunya setelah berpisah 6 bulan lamanya. Ia tau ia harus melanjutkan sekolahnya di sini, mengubur dalam-dalam impiannya untuk bersekolah di Korea Selatan dan menjadi bintang hallyu. Butik kecil ibunya walaupun lebih dari cukup untuk membiayai keperluan sehari-hari keduanya, namun masih jauh dari cukup untuk membiayai hidupnya apabila tinggal di Korea Selatan.
Selalu ada jalan bagi orang yang bermimpi dengan sepenuh hati. Beberapa hari kemudian, Amanda mendapat kunjungan dari Son Sungjoon, pamannya yang tinggal di Seoul. Amanda sudah beberapa kali mengunjungi rumah Paman Sungjoon setiap kali ia berlibur ke Korea Selatan, terutama ketika Ayahnya masih bekerja di sana. Paman Sungjoon mengetahui mimpi besar Amanda untuk pindah ke Korea Selatan dan menawarkan Amanda untuk mewujudkan mimpinya itu. Ia bisa tinggal di rumah Paman Sungjoon dan beliau akan membiayainya untuk bersekolah di Art School. Amanda tentu saja tergiur, namun ia tidak mau harus berpisah lagi dari ibunya. Ibunya pun meyakinkan Amanda untuk mengejar mimpinya. Memberitahunya bahwa selalu harus ada harga yang dibayar mahal untuk sebuah keberhasilan.
Maka demi menggapai mimpinya sejak lama, berangkatlah Amanda Son ke Korea Selatan.

—3 Januari 2013.
Hari ini adalah hari pertama Amanda bersekolah di salah satu Art School terkemuka di Seoul. Ia memang harus menunggu dulu selama 6 bulan sebelum bisa kembali bersekolah, berhubung tahun ajaran baru di Korea berada di awal tahun bukan pertengahan tahun seperti di Indonesia. Namun, untuk mengisi hari-harinya, ia telah bekerja di bakery milik sang paman semenjak pertama kali tiba di Korea Selatan. Selain itu, ia juga rajin mengikuti audisi yang diadakan berbagai entertainment yang berada di sana.

—30 November 2014.
Amanda akhirnya lolos audisi salah satu entertainment di Korea Selatan. Entertainment yang akan menaunginya ini memang bukan sebuah entertainment yang sangat besar, namun sedang berkembang. Ia sangat senang, begitu juga sang Ibu, juga Paman Sungjoon dan keluarganya. Ia pun berpisah dari sang paman dan keluarganya karena harus tinggal di dorm trainee mulai saat itu.

—27 Desember 2015.
Benar-benar beruntung, memang. Setahun setelah menjadi trainee, Amanda Son akhirnya debut menjadi anggota girlband beranggotakan 5 orang. Girlband tersebut merupakan group pertama yang didebutkan oleh agency, setelah sebelumnya mereka lebih berfokus pada kegiatan aktor, aktris, dan model. Namun sayang, girlband tersebut tidak banyak meraih perhatian publik dan tidak meraih kesuksesan besar.

—19 Januari 2016.
Amanda akhirnya lulus dari salah satu Art School di Korea Selatan. Ia belum memutuskan akan melanjutkan ke college atau tidak. Girlband yang tengah menaunginya sebentar lagi akan goodbye stage alias menyelesaikan masa promosi mini album pertamanya. Meskipun begitu, girlband tersebut kurang meraih popularitas sehingga bisa dibilang debutnya kurang sukses.

—29 Maret 2016.
Girlband tempat Amanda tergabung disband dalam waktu cepat, disusul dengan bangkrutnya agency tak lama kemudian. Amanda pun kembali ke kehidupan lamanya, bekerja di bakery sang paman. Amanda sempat putus asa dan memilih untuk melanjutkan ke college dan hidup sebagai orang biasa saja. Namun seluruh keluarganya tetap mendorongnya dan memberinya semangat untuk tetap mengejar impiannya. Terutama Son Jaehyun, putra semata wayang Son Sungjoon yang berusia setahun lebih tua dari Amanda dan sudah menganggap Amanda seperti adiknya sendiri. Ia yang juga membantu ayahnya di bakery selalu menyemangati Amanda setiap hari, memberi Amanda petuah-petuah agar Amanda pantang menyerah.
Amanda pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke college. Namun berkat dukungan dari seluruh anggota keluarganya, ia juga kembali bersemangat untuk menggapai impiannya. Dirinya pun kembali rajin berlatih, dengan tetap tidak mengabaikan kewajibannya sebagai seorang colleger.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.