Notes

Name : Zannetha Wu
Name FC : Czyup Ying
Birth Name : Xi Xiu Juan
Birth Place : Guangzhou, Guangdong, China
Birth Date : March 08th, 1993
Nationality : Chinese


« Background Story »

Terlahir sebagai anak seorang agen bukanlah perkara yang mudah, Zannetha bukanlah gadis tangguh seperti ayahnya, namun ia juga tidak terlalu lemah seperti ibunya. Ia tidak pernah mendapatkan pelajaran bela diri, namun ia cukup tanggap membaca keadaan sekitar.

Sebagai seorang mantan tahanan mafia, ayahnya harus menyembunyikan keberadaan Zannetha dan ibunya, itulah yang membuat gadis itu benci dengan segala urusan pekerjaan sang ayah. Dari kehidupan normal yang diinginkannya harus menjadi kehidupan yang penuh dengan kepalsuan.

Bertahun-tahun ia harus berpindah dari negara satu menuju negara yang lain, hanya demi menyelamatkan diri dari kejaran mafia yang sempat menculik ayahnya. Bahkan ia dan ibunya harus merubah identitas mereka agar tidak terlacak oleh kelompok mafia itu.

Marah? Tentu, Zannetha yang saat itu beranjak dewasa pun sempat marah besar pada ibunya yang selalu menutupi setiap fakta yang ada, bahkan dengan kalapnya ia pernah menyuruh sang ibu untuk bercerai dari sang ayah. Ia tidak tega membiarkan ibunya harus mengikuti permainan konyol sang ayah. Meskipun itu bertujuan baik, tapi ia belum pernah merasakan kebaikan dari segala tindakan ayahnya.

Hingga pada usia 17 tahun, Zannetha benar-benar terpuruk, ibunya meninggal dunia karena mengalami pembekuan darah di otak, dan hal itu membuat jiwanya sedikit terguncang. Ia marah besar pada sang ayah yang sama sekali tak peduli dengan mereka, ia kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga ibunya, ia sedih karena mulai sekarang ia harus berjuang sendirian di negara orang.

Zannetha yang saat itu tinggal di Indonesia sangat beruntung karena ada sepasang kakek dan nenek yang bersedia merawat Zannetha dengan baik, bahkan membantu segala keperluan gadis itu selama ibunya sakit hingga tiada.

Sebenarnya nama lahir Zannetha adala Xi Xiu Juan, kental sekali dengan darah China yang mengalir pada tubuhnya, namun karena terus berpindah tempat tinggal dan identitas membuat gadis itu sedikit kelimpungan, alhasil setelah berganti identitas beberapa kali ia memilih menggunakan nama Zannetha Wu, diambil dari nama pemberian kakek dan nenek yang merawatnya 'Yuvika Zanneta Batari' menjadi Zannetha dan kemudian menambahkan Wu dari marga keluarga ibunya.

Zannetha tidak memiliki akses apapun untuk menghubungi sang ayah, itulah sebabnya ia belum bisa menyusulnya ke London. Sebenarnya ia bisa saja pergi sendiri dan mencari lelaki itu di sana, namun masih sedikit ngeri jika mantan penculik ayahnya tiba-tiba menangkapnya. Seperti yang dijelaskan sejak awal, gadis itu bisa membaca situasi tapi nihil dalam urusan pasang badan.

Setelah pesta kelulusan, ada seseorang yang datang menemuinya dan mengaku sebagai rekan sang ayah.
"Ayah anda sakit keras, anda harus segera ke sana, nona." Hanya satu kalimat namun berhasil membuat gadis itu bergetar hebat.

Tidak, ia tidak mau kehilangan lagi. Cukup ibunya saja yang pergi, ia masih membutuhkan sosok sang ayah.
Meskipun hubungan mereka tidak terlalu baik, namun Zannetha cukup tau diri kewajibannya sebagai seorang anak, karena ayahnya tidak pernah luput sedikitpun memberikan kewajiban dan haknya pada gadis itu.

Setelah berhasil mendarat di London dan menginjakkan kaki di rumah sakit, gadis itu berlari kesetanan menuju ruang inap sang ayah, tubuhnya yang kecil masih bergetar dengan hebat, bahkan air mata yang tadinya sudah mengering sekarang kembali menetes.

"Juan," panggil ayahnya dengan suara lirih. "Maafkan segala kesalahan ayah, tidak seharusnya kau terlibat dalam masalah seperti ini. Sudah waktunya ayah berhenti, lanjutkan kuliahmu, kejar mimpimu dan jadilah diri sendiri."

"Kau bisa mengambil segalanya milik ayah, tapi ayah mohon setelah kau lulus kau pergi dari sini, cari kehidupanmu yang baru. Ayah tau ini terlalu sulit untukmu, tapi kau lebih kuat dari apa yang kau ketahui. Ayah sangat menyayangimu."

Zannetha kembali menangis, ini adalah tangisan pertama yang ia perlihatkan pada sang ayah. Ia baru tau ayahnya tertembak musuh saat sedang melakukan tugas, dan hal itu membuat organ vitalnya mulai bekerja dengan tidak baik.

Seperti inilah yang tidak disukai Zannetha, ia tidak suka dengan pertumpahan darah, banyak orang tak berdosa harus gugur. Memang itu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang agen, namun tetap saja ia tidak suka. Terlebih ia tau ayahnya itu seorang IT yang tidak menguasai baku tembak.

"Juan juga sangat menyayangi ayah," ujar gadis itu dengan suara bergetar, jemarinya mulai bergerak untuk menggenggam erat tangan sang ayah.

Takdir berkata lain, sang ayah yang telah berjuang di rumah sakit selama 3 hari itu harus menghembuskan napas terakhirnya, meninggalkan Zannetha seorang diri. Mengubur segala angan yang akan Zannetha lakukan ketika ayahnya kembali sehat. Memupuskan harapan gadis itu untuk memperbaiki hubungan yang sebelumnya tidak begitu baik.

Tahun demi tahun berlalu, Zannetha yang baru saja menyelesaikan kuliahnya bertekad untuk melanjutkan misi sang ayah, karena yang ia tau ayahnya tidak akan pernah salah memilih.

Dengan tekad yang bulat, gadis bermarga asli Xi itu menuruti permintaan sang ayah untuk pindah dan akan mendaftarkan diri sebagai seorang pengabdi negara. Memang tak bisa dipungkiri, sejauh apapun ia melangkah untuk mengambil pekerjaan lain, pasti akan kembali pada angannya menjadi seorang agen seperti sang ayah.

Dan di sinilah ia sekarang, menjadi salah seorang Public Relations FSI di Retroville City yang baru saja di resmikan menjadi salah satu kota dan negara baru di Eropa.