Notes

Naskah Temporer “Sangkuriang”

• Flashback
Alkisah, ada suatu kerajaan bernama Parahyangan di kota Jawa Barat. Sang raja yang memimpin hanya memiliki satu anak perempuan yang suka dengan kegiatan menjahit. Suatu ketika, sang anak yang bernama Dayang Sumbi sedang menenjahit dan tak sengaja menjatuhkan benang jahit nya. Dayang Sumbi sudah mencari ke segala pelosok taman dimana tempatnya menjahit, tetapi benang itu masih tidak ditemukan.
DS: “Dewa tolong-lah aku untuk menemukan benang jahit kesayanganku itu. Kalau yang menemukan nya seorang lelaki, akan aku jadikan dia suamiku. Tetapi kalo yang menemukan adalah seorang perempuan, akan aku jadikan dia saudariku”
Beberapa hari setelah mengatakan hal tersebut ada seseorang lelaki yang mendatangi kediaman Dayang Sumbi seraya membawa benang yang ditemukan nya.
TM: “Ini benar benang yang sri cari bukan?”
DS: “Benar kakanda, sesuai dengan janji yang aku katakan kepada sang Dewa. Aku akan menikahi dan hidup bersama kakanda.”
TM: “Apa sri yakin dengan keputusan tersebut.”
DS: “Tentu saja kakanda, aku sudah berjanji pada Dewa”
Singkat cerita sang Tumang menikahi Dayang Sumbi dan mereka hidup bahagia bersama di suatu perkampungan yang damai seraya dikaruniai seorang anak yang diberi nama Sangkuriang. Sampai suatu hari di perkampungan tersebut terdapat kejadian misterius yang ternyata ulah sang Penyihir yang menginginkan tanah kampung tersebut. Tumang yang terkenal karena kegagahan nya, dengan berani melawan dan memberi ultimatum kepada sang penyihir.
T: “Jangan berani kau menyentuh tanah ini penyihir!”
P: “Kau? Siapa kau berani berkata seperti itu padaku?”
T: “Aku manusia yang tidak takut dengan penyihir seperti-mu”
P: “Ku kutuk kau menjadi mahluk menjijikan yang bahkan tidak ada seorang pun yang ingin melihat wajahmu.”
Sihir tersebur mengubah sang Tumang menjadi mahluk yang menjijikan bahkan seseorang pun tidak akan mau melihat wajah nya. Dayang Sumbi pun membesarkan Sangkuriang seorang diri walaupun sang Tumang tetap melindungi dan mengawasi pertumbuhan anak semata wayang nya. Dan sesuai keinginan ketika memberikan nama kepada Sangkuriang, anak lelaki itu tumbuh menjadi pemuda tangguh dan pemberani yang menyukai berburu tampak sama dengan ayah nya dahulu.

• Plot 1
Dayang Sumbi yang sedang menenun sedih ketika mengingat masa lalu nya tersebut. Ia pun bertambah sedih karena Sangkuriang belum pulang juga dari kegiatan berburu nya. Walaupun si Tumang atau ayah nya Sangkuriang terus bersama anak nya tersebut, tetap saja Dayang Sumbi khawatir dengan anak nya yang jarang pulang tersebut.
Dayang 1: “Nona, janganlah bersedih. Sangkuriang pasti akan pulang dengan selamat.”
DS: “Aku tidak akan bisa tenang sampai aku melihat wajah nya dan sang Tumang.”
Sampai terdengar suara langkah kaki yang besar dan banyak. Mamang ardelepa, sang kakek tua yang terus bersemangat walaupun usia nya sudah tidak muda lagi. Mamang ardelepa menyanyikan sebuah lagu bersama dengan pengikutnya, yang membuat Dayang Sumbi sedikit terhibur.
DS: “Mamang aku ingin melihat anakku, Sangkuriang bahagia seperti mamang”
MA: “Sangkuriang bisa seperti aku jika nyonya tidak menyimpan rahasia dari nya”
DS: “Rahasia? Rahasia apa yang mamang maksud?”
MA: “Seminggu yang lalu Sangkuriang bertanya kepada mamang dimana ayah nya. Tetapi mamang tidak tahu dan setelah itu sangkuriang memusuhi dan tidak ingin bicara lagi dengan mamang.”
DS: “Benarkah anakku berbuat seperti itu?”
PMA: “Benar Nyonya.”
Mendengar pernyataan dari Mamang Ardelepa, Dayang Sumbi bertambah sedih dibuatnya.
DS: “Rahasia itu, hanya aku yang tahu. Dan sangkuriang pasti berkelana karena nya”
• Plot 2
Dipagi hari nya Sangkuriang pulang bersama Tumang dan menghampiri Dayang Sumbi yang sedang menjahit.
S: “Ibunda, aku pulang”
DS: “Sangkuriang! Dari mana saja kau? Kenapa akhir – akhir ini kau jarang sekali pulang?”
S: “Aku lelah dengan semua kebohongan di dunia ini. Dan sampai kapan ibunda akan merahasiakan kebenaran tentang ayahku?”
DS: “Masalah itu….”
S: “Lihat! Bunda tidak bisa menjawab nya bukan?”
DS: “Sangkuriang, apakah barusan kau membentakku? Ibumu?”
S: “Sudahlah aku lelah. Tumang mari kita pergi”
DS: “SANGKURIANG! SANGKURIANG!”
• Plot 3
Sangkuriang pun pergi ke hutan bersama sang Tumang.
S: “Sebenarnya dimana ayahku?!”
T: “Aku ayahmu”
S: “Jangan berani kau menyentuhku mahluk menjijikan, aku tidak sudi menjadi anakmu!”
T: “Aku ayahmu”
S: “Mengapa kau tidak bisa diam?!”
T: “Sangkuriang!”
S: “Jangan sebut aku dengan mulutmu itu!”
Sangkuriang yang diambang emosi pun mengeluarkan keris dan menohok bagian jantung si Tumang, Ayah nya sendiri.
• Plot 4
Setelah itu pun Sangkuriang kembali pulang dan menghampiri ibunya.
DS: “Sangkuriang darimana saja kau? Kenapa kau hanya datang sendiri?”
S: “Kau mencari tumang? Mahluk aneh itu?”
DS: “Dimana dia?”
S: “Aku telah membunuhnya”
DS: “KAU MEMBUNUHNYA?”
S: “Ada apa? Mengapa kau bertanya seperti itu?”
DS: “Sangkuriang! Dia itu ayahmu. Ayahmu sangkuriang!”
S: “HAHAHA… Kau bergurau? Kau bilang ayahku adalah si mahluk menjijikan yang telah mati itu?”
DS: “Sangkuriang jaga bicaramu!”
S: “Ah! Persetan, aku tidak peduli tentang hal itu sekarang.”

-----TBC-----