Notes

Selamat malam Wida. Aku nggak tau mesti ngobrol sama kamu lewat mana jadi aku putusin buat akun ig baru yang bakalan aku hapus akunnya setelah kamu baca pesan ini. Kalau dipikir pikir lagi, aku nggak sempat ngucapin kata perpisahan yang proper.
Selama beberapa minggu atau mungkin bulan? Aku nggak begitu merhatiin waktu jam ataupun tanggal sih. Nggak tau kenapa setelah mutusin buat menerima semuanya dan berpura pura nggak tau dan nggak perduli, kembali kerumah orang tua. Menjalani hidup yang aku rasa nggak begitu jelas. Karena kerjaan aku cuma bangun, tidur, makan, literally doing nothing. Ada banyak hal yang selalu melintas di pikiran aku, sampai aku nggak bingung apa aja yang udah mutar mutar dikepala aku.
Dan entah kenapa setiap ada hal apapun yang melintas di pikiran aku, hujan selalu turun. Dan entah kenapa lebih anehnya lagi, setiap hujan turun, apapun yang melintas di pikiran aku dan hilang begitu aja, digantikan oleh semua yang terjadi selama kita kenal beberapa bulan belakangan. Disetiap waktu itulah aku selalu mikir kalau seandainya kita ketemu dari dulu, apa endingnya juga akan menyakitkan seperti ini? Atau mungkin malah membahagiakan?

Nggak tau kenapa ya Wid. Aku yakin orang orang yang pernah aku ceritakan tentang kamu pasti bakalan menilai aku orang yang lebay? Kita nggak pernah ketemu sebelumnya, cuma kenal dari roleplayer. Tapi kenapa aku bisa jadi kayak gini cuma karena kamu?

Jadi setelah dipikir lagi, mungkin lebih baik aku bilang sama mereka kalau semuanya udah berakhir dengan baik. Nggak ada lagi Ata yang kelewat baper sama seorang perempuan yang dia kenal dari roleplayer. Jadi Ata yang sekarang berusaha membuat resolusi untuk menjadi lebih baik.

Wida,
Kamu harus tau, itu salah satu hal yang cukup sulit didalam hidup aku. Ketika ada orang yang manggil aku Ata, Matahari entah kenapa aku jadi tegang sendiri, rasanya nama yang dikasih sama kedua orang tua aku ini jadi beban sendiri untuk aku. Setiap mereka manggil aku Ata, yang aku ingat justru the way you write my name. Sampai sempat kepikiran apa aku harus ganti nama aku sendiri?😂

Sejujurnya aku nggak tau sih apa yang pengen aku omongin disini. Kata kata yang udah ada di otak aku tadi nggak tau kenapa buyar ketika aku tulis pesan ini.

Wida, Raine.
Aku mau minta maaf, maaf semaaf maafnya. Aku tau maaf nggak akan pernah cukup untuk menyembuhkan luka. Tapi izinkan aku untuk minta maaf atas segala apapun yang pernah aku lakukan ke kamu. Kalau kamu berpikir aku nggak bisa dimaafkan itu balik lagi ke kamu Wida.

Terus aku juga mau ucapin terima kasih.
Kita cuma kenal lewat roleplayer, tapi entah kenapa segala perlakuan kamu, perasaan kamu itu bener bener berarti buat aku. Terima kasih juga udah menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang ngasih warna di kehidupan aku. Makasih udah buat aku jadi suka banget sama hujan. Makasih untuk segala cinta dan kasih sayang kamu berikan selama ini. Makasih udah mau capek capek perduli dan perhatian sama ☀.

Aku merasa kalau ini nggak diakhiri dengan baik, yang ada aku yang nggak bisa terus melangkah maju. Aku nggak bisa menerima kenyataan bahwa kita emang nggak bisa bersatu. Aku yang nggak bisa melanjutkan hidup aku dengan baik. Jadi aku tulis pesan ini supaya aku bisa merasa lebih baik.

Aku akui hidup aku udah jauh lebih baik sekarang. Meskipun ada banyak luka disana sini ketika orang tua memutuskan untuk bercerai. Tapi dari itu semua aku bisa belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

Wida,
Nggak ada hal lain yang aku harapkan untuk kamu.
Semoga kamu bahagia, selalu di dalam lindungan Allah. Semoga sehat selalu, semoga kamu baik baik aja. Semoga segala sesuatu bisa dilancarkan sama Allah swt ya Wid.

Maafin aku kalau sampai bertahun tahun berikutnya hal yang aku ingat ketika hujan turun adalah kamu.

Semoga bahagia selalu Wida.

Jangan terlalu memikirkan pesan berisi sampah ini. Hehehe.

Tertanda,
Matahari.