Notes

BEST FRIEND

((inspired by Jason Chen - Best Friend))
Terlihat dua anak manusia tengah asik bermain bersama disebah taman tanpa memperdulikan sekitar mereka. Keduanya asik bermain ayunan, si anak Laki laki mendorong punggung si anak perempuan, temannya agar ayunan berayun cepat dengan begitu semangat.
Ruby dan Mark,nama kedua anak Tersebut. Persahabatan orang tua mereka menjadi awal persahabatan keduanya. Mark dan Ruby bersekolah di sekolah yg sama bahkan berada Di kelas yang sama. Banyak teman teman mereka yang sering menggoda karena Mark dan Ruby sangat dekat, jika ada Mark pasti disana ada Ruby Begitupula sebaliknya. Namun mereka tidak begitu memperdulikan godaan godaan tersebut.
"Ruby! Ayo kita pulang! Hari sudah semakin senja"
Dan Sebuah gelengan menjadi respon si anak perempuan. Mark mendengus gusar
"Kalau ibu kita marah bagaimana?!" Ruby terlihat sedang berpikir. Dirinya masih ingin bermain tapi ia juga tidak ingin di marahi oleh sang ibu.
"Besok kan masih hari libur, kita kesini lagi dan besok aku Traktir ice cream, bagaimana?" Penawaran yg bagus. Mendengar kata ice cream membuat kepalanya mengangguk semangat sembari menampilkan Senyum di wajahnya
Deg!


Lalu kemudian Mark dan Ruby pun berjalan beriringan sembari tangan keduanya bertautan kembali untuk pulang.
***
10 tahun kemudian
Ruby dan Mark kini sdh beranjak dewasa. Keduanya kuliah di universitas yang sama namun berbeda jurusan. Kesibukan mereka membuat Keduanya sulit untuk bertemu bahkan berkomunikasi seperti dulu.
Pagi itu, Mark terlihat berjalan sendirian sembari membawa buku buku tebal yg ia baru saja Pinjam dari perpustakaan. Namun langkahnya seketika terhenti begitu kedua mata elangnya menangkap sosok yang sangat tidak asing baginya Berdiri disana dengan seorang pria. Setahunya laki laki itu salah satu senior Ruby. Mark menyembunyikan tubuhnya di balik tembok, berniat Menguping pembicaraan keduanya.
****

20 menit sdh ia menguping namun kakinya msh tidak merasa pegal sama sekali. Dirinya masih setia bersembunyi Di balik tembok padahal sebentar lagi kelas selanjutnya akan segera dimulai.
"will you be mine?"

Deg!

Satu kalimat namun mampu membuat Suhu tubuhnya memanas seketika. Kedua matanya fokus ke satu objek, yaitu Ruby. Ia menantikan jawaban apa yg akan gadis itu berikan. Dan sebuah anggukkan Menjadi jawabannya. Seketika Mark merasa dirinya tidak sanggup untuk berdiri lebih lama lagi. Kedua kakinya rasanya seakan mati rasa.
Kaki kakinya melangkah cepat dengan pikirannya yang tiba tiba di penuhi memori2 ingatan masa kecil dirinya dengan gadis yang baru saja menjadi milik laki laki lain tersebut.
Mark tersenyum miris saat mengingatnya.
"Aku hanya sahabatmu. Ya, hanya sahabat"

***
Hari hari berikutnya berjalan seperti biasanya namun tidak dengan sikap Mark. Mark kini mulai berubah terutama saat berbicara dengan Ruby Kini ia hanya berbicara seperlunya saja Itu pun dengan raut wajah datar. Perubahan Mark tentu membuat ruby sedih. Ia tdk suka mark yang Seperti ini. Ia ingin Marknya kembali.

***
Hari ini kebetulan hari libur dan tidak ada tugas kuliah yang di berikan. Ia memutuskan Untuk bertemu dengan Mark di taman, taman ia dan Mark biasa bermain dulu. Ia ingin membicarakan perihal perubahan sikap sang sahabat yang sangat tiba tiba.
"Ada apa?" Mark muncul dengan wajah datar andalannya membuat ruby mendongakkan kepalanya.
"duduklah.. " dagunya mengarah pada ayunan di Sebelah ayunan yang ia tengah naiki mengisyaratkan pemuda itu untuk duduk disana.
"sudah lama kita tidak kesini bersama sama" Ruby memutuskan untuk memecahkan keheningan yang membelenggu keduanya setelah tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan sejak tadi
Mark sedikit mendengus "tidak perlu berbasa basi. Langsung ke intinya" Ruby menundukkan kepalanya menatap kedua sepatu miliknya.
"kau berubah"
Kalimat Ruby berhasil membuat alisnya terangkat naik. Keduanya kini saling menatap
"kau bukan Mark yang ku kenal dulu. Ada Apa denganmu?" Mark yang pertama kali memutuskan kontak mata keduanya
"Aku tidak merasa jika aku berubah"
"kita saling mengenal bukan hanya Satu maupun dua hari. Aku bisa melihat perubahan dalam dirimu dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan"
"kalaupun aku memberitahumu Ku rasa kau tidak akan perduli" kali ini alis Ruby yang terangkat. Tidak mengerti apa yang saat ini pemuda itu ucapkan

"Aku mencintaimu" Satu kalimat tersebut berhasil membuat Tubuhnya kaku di detik berikutnya.
"sejak kita masih kecil" Ruby kembali menatap sang lawan bicara yang kini memandang ke depan.
"sudahlah, lupakan apa yang Tadi baru saja ku katakan" Mark mencoba untuk menghilangkan suasana canggung yang tiba tiba membelenggu keduanya kini.
"Bagaimana hubunganmu dengan Joshua itu?"
"Kau tidak tahu?" Ruby menjeda ucapannya lalu kembali menatap sang lawan bicara
"kami sudah putus" raut terkejut sangat Terlihat jelas di wajah tampannya.
"Kenapa?"
"apa aku harus mengatakan alasannya padamu?" Ruby terkekeh pelan saat mengucapkannya
"kalau tidak mau mengatakannya juga tidak apa apa" Merasa bahwa Mark sepertinya marah padanya, akhirnya ruby menceritakan semuanya
"kasihan sekali dirimu" Ruby mendengus kesal
"jangan mengejekku" lalu setelahnya keduanya terdiam. Keheningan kembali menyapa. Keduanya sama sama tidak tahu harus mengatakan apa
Mark sedikit melirik ke arah sampingnya. Ia terdiam sejenak menatap objek yang kini memandang ke depan.
"ayo berkencan" Objek tersebut Langsung mengalihkan pandangannya

"Kalau tdk mau jg tdk apa apa" Ruby terlihat memainkan jari jari tangannya. Tanda bahwa ia sdng bingung
Mark yang tidak melihat respon apapun dari Ruby langsung mulai beranjak berdiri
"Aku ingin pulang" namun blm 5 langkah, suara Ruby terdengar
"Ayo! Ajarkan aku untuk mencintaimu. Kurasa itu tidak akan sulit bagimu" Mark tersenyum tipis masih dengan posisi membelakangi Ruby

End~