Notes

Assalamualaikum kak,
Aku ingin menceritakan kepada kakak suatu hal yang mengganggu pikiranku beberapa hari belakangan.
Tahukah kak?
Seseorang mengatakan padaku bahwa di ladangku terdapat kaktus yang tumbuh, bukan hanya itu, dia juga menawarkan padaku untuk mencabut kaktus itu dan hendak menggantinya dengan bunga yang indah.
Namun hatiku masih ragu, dan dia mengetahui keraguanku.
Dia berjanji padaku untuk merawat ladangku dengan baik, menjaganya hingga bunga-bunga merekah dan menjadi ladang yang sangat indah, dia juga berkata bahwa walaupun hal itu sulit, dan dia masih juga belum sanggup membuatnya merekah, dia masih memiliki kekuatan yang besar untuk menunggu ladangku terhias dengan bunga-bunga yang indah.
Saat itu, aku ingin percaya padanya.
Aku memberinya kesempatan pada dia untuk merawat ladangku.
Namun, yang terjadi adalah di percobaan pertama duri kaktus menusuknya dan menggoreskan luka yang cukup pedih baginya.
Ia menyerah dan putus ada dengan mudahnya.
Semenjak saat itu, ia bahkan tidak memiliki keberanian untuk datang ke ladangku.
Aku kecewa.
Aku bertanya-tanya dalam hati, dimana kepercayaan dirinya yang sangat ia banggakan itu?
Mengapa ia menyerah begitu saja tanpa mencobanya sekali lagi?
Aku terdiam untuk waktu yang cukup lama,
Aku berusaha meyakinkan diriku untuk baik-baik saja.

Kejadian itu, membuatku merenung dan terlintas satu hal di benakku,
Adakah cara lain untuk menyingkirkan kaktus yang ada di ladangku tanpa menunggu seseorang untuk menyingkirkannya?
Tentu, jawabku.
Jawabannya adalah diriku sendiri.
Aku menatap ladangku dengan getir, aku berusaha sekuat tenaga untuk mencabut kaktus yang tumbuh di ladangku.
Meskipun tertusuk duri berkali-kali namun aku tidak akan menyerah.
Kubersihkan ladangku dari kaktus itu, pun dengan kisahku yang lalu.
Aku berdamai, ikhlas menerima kenyataan pahit itu.
Di tengah aku membersihkannya, kulihat kakak datang menatap ladangku.
Namun, aku tidak yakin apakah kakak berniat masuk atau sekedar lewat saja?
Tetapi, aku masih sibuk dengan pembersihan ladangku, hingga tak kurasa kakak sepertinya hendak berlalu.
Setelah aku yakin ladangku telah bersih, aku melangkah menuju keberadaan kakak, dan ingin kutawarkan kepada kakak sebelum kakak benar-benar pergi.
Bersediakah kakak mengisi ladangku dengan sesuatu yang indah?


Jakarta, 8 Januari 2017.