Notes

Nama FC: Im Jinah

Nama Karakter: Janyara Sirait

DOB: Jakarta, 26 Januari 1991

Personality:
Supel, berisik, tidak bisa diam, cepat bosan, suka bermain dengan "api", keras kepala bahkan kadang licik, namun sangat sayang terhadap anak kecil karena ada sifat keibuan yang tersembunyi. Gelap dan kecoa adalah musuh terbesarnya. Seseorang introvert yang bisa menjadi ekstrovert. Strawberry, Pucca dan buku note kecil merupakan barang wajib di tas.

Job: Novelist

Ciri Fisik:
Tinggi 175cm, berat 58kg, rambut coklat gelap bergelombang, berahang mengerucut sehingga kadang terkesan jutek jika sedang diam, mata yang tidak terlalu besar dipadu dengan hidung yang tidak terlalu mancung, tubuh sintal yang proporsional layaknya model papan atas.

Background Story:
"And in this crazy life, and through these crazy times~ It's you, it's you, you make me sing~ You're every line, you're every word, you're everything~ (Michael Buble - Everything)

Perbedaan umur yang hanya selisih 3 tahun 20 hari tidak menyurutkan semangat John (Johnson Juanda Hutagalung) untuk mempersunting (Shita) Gantari Akshita diusianya yang masih belia, 20 tahun. Tahun 1990 merupakan tahun yang membahagiakan bagi mereka, setelah menikah 3 bulan pada bulan Oktober, Shita mengandung buah cintanya dengan John. Tidak ada yang akan tahu kedepannya seperti apa, tidak ada yang mengerti kehendak tuhan seperti apa, tidak ada.

“Wah kau menang lagi John, seperti dewa judi saja.”

“Hahahahahaha bisa saja, aku hanya sedang beruntung.”

John bukanlah tipe orang yang suka untuk memiliki pekerjaan tetap. Pola pikirnya yang masih muda cenderung hanya ingin mendapatkan sesuatu secara cepat dan instant. John sangat suka bermain poker, ia tidak tahu kegemarannya ini akan membawa petaka pada keluarga kecilnya.

“Ta cepat bersiap sebentar lagi giliranmu”

“Iya, iya aku sudah siap, tunggu sebentar lagi masih pakai blush on”

Shita adalah pekerja keras yang sangat ingin mewujudkan impiannya sebagai super model. Catwalk adalah hidupnya, lampu sorot LED adalah emosinya, lensa kamera adalah cara dia untuk memberitahu dunia tentang dirinya. Memiliki seorang anak bukan berarti menghentikan kariernya sebagai model.

Hutang-hutang akibat kalah bermain terus menumpuk, John seperti telah kehilangan keahlian “Dewa Judi” yang dulu dimilikinya. Malibu, Jameson, Jack Daniels, Absolute Vodka, Havana Club, Olmeca adalah segelintir botol minuman keras tersebar di ruang tamu mungil rumah berukuran 45 meter persegi itu, laki-laki berusia paruh baya itu mencoba melupakan semua masalahnya dengan mabuk. Shita sudah lelah dengan tingkah laku John yang tidak kunjung membaik bahkan semakin menjadi setelah tinggal bersama selama 7 tahun. John tidak seperti dirinya yang dulu penuh kasih dan hangat, dia telah berubah menjadi kasar dan lebih emosional. Keramik porselen kesukaan Shita tidak lagi berbentuk utuh, terdapat percikan darah yang telah mongering di salah satu sisinya. Shita harus membubuhkan makeup extra untuk menutupi lebam yang ada di paras cantiknya. Bahkan buah hati kecilnya juga mendapatkan perlakuan yang sama seperti Shita.


Baby, I don't know what love is~ Maybe I'm a fool~ I just know what I'm feeling~ And it's all because of you~ Don't tell me~ I don't know~ I want the truth~ Cause they call it~ We call it~ You call it~ I call it love~ (Lionel Richie - I Call It Love)

Mahatmanta Jonas Sirait merupakan seorang konglomerat di Indonesia. Bekerja di sebuah firma hukum dengan jabatan tertinggi, membuat namanya jelas melambung dengan tinggi hingga ke langit luas. Ia merupakan pengacara yang menangani banyak kasus, terutama kasus kekerasan dalam rumah tangga. Shita mengenal Jonas dari salah satu rekan bisnis, Jonas menjadi pengacara Shita yang mengurus perceraiannya dengan John. Dalam masa-masa kelabu sebagai seorang istri serta ibu beranak tunggal, Shita kerap kali menceritakan keluh kesahnya pada Jonas. Mereka menjadi teman dekat. Di awal tahun 1998 John resmi bercerai dengan Shita dan hak asuh jatuh ke tangan sang ibu.

Janyara Raorane Hutagalung yang saat itu berusia 7 tahun masih belum terlalu paham tentang situasi yang sedang dihadapinya. Gadis itu melihat wanita yang mengandungnya selama 8 bulan kurang satu minggu menangis sambil memeluknya. Jany hanya diam melihat sang ibu memasukkan pakaian dari almari ke dalam koper mereka. Beragam pertanyaan muncul dibenak Jany kecil.

‘Kenapa mama nangis?’

‘Kenapa mama masukin baju ke koper?’

‘Kita mau pergi kemana?’

‘Ayah mana?’

‘Kok ga diajak?’

Jany hanya duduk diam memperhatikan. Setelah siap Shita menggandeng Jany keluar rumah, di halaman depan telah menunggu seorang laki-laki berparas oriental disebelah mobil mewah sedang tersenyum kepadanya. Jany tidak mengerti, ia tidak membalas senyum tersebut dan hanya mengikuti kemana ibunya berjalan. Mobil tersebut membawa mereka ke sebuah perumahan elit di pusat kota. Keluar seorang wanita dengan wajah berwibawa keibuan menyambut kedatangan Shita dan Jany, wanita itu memeluk Shita dan mengelus lembut rambut Jany sambil mengajak mereka masuk kedalam rumah.


And we can whisper things~ Secrets from our American dreams~ Baby needs some protection~ But I'm a kid like everyone else~ So let me go~ I don't wanna be your hero~ I don't wanna be a big man~ I Just wanna fight like everyone else~ (Family Of The Year - Hero)

Jany pikir setelah ia pindah ke kediaman keluarga Sirait tidak akan ada lagi kejadian tentang perpecahan. Hidupnya akan tenang. Namun takdir berkata lain. Wanita yang sudah dikenalnya selama 7 tahun itu berubah, ia menjadi sosok yang tidak dikenalnya. Wanita yang optimis tidak pernah menyerah dan selalu berpikiran positif telah hilang berganti dengan seseorang yang menggerutu dan tidak pernah puas. Shita berambisi untuk menggeser posisi Katrina Liyani yang tak lain adalah istri dari sahabatnya, Jonas. Jany tahu ibunya salah namun Jany diam, ia hanyalah seorang anak kecil, tahu apa dia tentang percintaan orang dewasa.

Akhir tahun 1998, Shita resmi menikah dengan Jonas. Katrin memilih untuk pergi dari kediaman Sirait membawa anak kedua, Mikayla Janettra Sirait yang berusia 9 tahun bersamanya, sedangkan anak pertamanya Adrian Theodore Sirait tetap tinggal bersama dengan sang ayah, Shita dan Jany. Jany tidak pernah mencoba untuk bersikap baik ataupun jahat, ia memilih acuh, ia memilih tidak peduli, ia memilih diam seperti sebuah batu kerikil didalam rumah yang besar.

18 tahun kemudian, Mika datang. Kedatangannya membawa berita tentang Katrin yang sedang menderita Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), sebagai wasiat ibu kandungnya untuk mengajak Jonas一ayah tiri Jany ke Seoul. Beberapa hari kemudian ayahnya kembali beserta Mika, Katrin meninggal dengan tenang di Seoul dan Mika pindah kembali ke Indonesia. Mereka tinggal satu atap sebagai keluarga, Jonas, Shita, Theo, Mika dan Jany. Sebagai anak bungsu kehadirannya tidak terlalu berarti, dan ia lebih memilih berdiam didalam kamar berlama-lama.


You don't have to feel like a wasted space~ You're original, cannot be replaced~ If you only knew what the future holds~ After a hurricane comes a rainbow~ (Katy Perry - Firework)

Jany tidak mengikuti jejak ibunya sebagai model, ia lebih memilih bekerja dibelakang layar sebagai penulis Novel. Sejak duduk dibangku sekolah menengah ia menyukai kata, dan sastra, fakta tersebut melatar belakangi gelar magister linguistik yang diraihnya. Janyara merasa hidupnya sudah tenang, ia juga cukup bahagia dengan itu sampai kakak tirinya, Theo mengajak Jany untuk membangun cerita baru, keluarga baru, bersama dengan Mika di Royale City. Otaknya mengatakan untuk tetap tinggal di Indonesia namun hatinya menang kali ini, Jany mengiyakan ajakan Theo untuk pindah.

Alasan bergabung:
Saya butuh udara segar dari dunia nyata yang mencekik, dan kayaknya emang udah waktunya balik ke AU dari hiatus setahun.

Saran untuk agency:
Kata sumber terpercaya, agency ini tahan banting hahaha. Salut buat admin-nim yang bisa mertahanin agency ini di tengah badai kelabilan, berjuang terus admin-nim '0')9