Notes

1. Obsessive Compulsive Disorder atau gangguan obsesif kompulsif lebih sering dikenal dengan singkatan OCD adalah kelainan psikologis yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran obsesif dan perilaku yang bersifat kompulsif. Kelainan ini ditandai dengan pikiran dan ketakutan tidak masuk akal (obsesi) yang dapat menyebabkan perilaku repetitif (kompulsif).
- Kompulsif artinya bersifat mendorong atau bersifat memaksa
- Obsesi adalah gangguan kejiwaan berupa pikiran yg selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan

2. 1. Obsesi. Contohnya seseorang yang harus mengecek berulang-ulang keadaan kompor setelah memasak air sebelum pergi tidur karena takut akan terjadi kebakaran.
2. Kecemasan. Contohnya seseorang yang cemas akan tertular penyakit jika terus berdekatan dengan seseorang yang sakit.
3. Kompulsi. Contohnya seseorang yang terus-menerus terdorong untuk mengecek jendela rumah sebelum pergi meninggalkan rumah.
4. Kelegaan sementara. Contohnya seseorang yang akan pergi meninggalkan rumah akan merasa lega setelah jendela rumahnya terkunci tetapi itu bersifat sementara karena orang itu dapat saja kembali ingin mengecek jendela rumahnya lagi.

3. 1. Terapi Perilaku kognitif (CBT)
Terapi ini dapat membantu untuk mengurangi kecemasan dengan mengubah cara pikir dan perilaku
2. Penggunaan Obat untuk Mengendalikan Gejala yang Dialami
Mencari bantuan medis adalah hal terpenting bagi penderita OCD karena mereka memiliki kemungkinan untuk sembuh atau setidaknya untuk menikmati hidup dengan mengurangi gejalanya

Jika tidak ditangani, perasaan tertekan dapat bertambah parah dan membuat penderita makin sulit untuk menghadapi OCD sehingga mengalami depresi. Tingkat depresi yang parah bahkan dapat memicu dorongan untuk bunuh diri.

4. Borderline Personality Disorder (BPD) adalah suatu kondisi psikologis yang serius dan termasuk dalam gangguan kepribadian.

Misalnya, orang yang merasa harus memeriksa pintu dan jendela lebih dari tiga kali sebelum meninggalkan rumahnya. Jumlah pasti penderita OCD sulit diketahui karena para penderita umumnya enggan ke dokter.

5. Penyebab, Penelitian menunjukkan banyak orang yang didiagnosis dengan BPD mengalami pelecehan atau ditelantarkan saat masih anak-anak, atau dipisahkan dari pengasuh mereka pada usia dini.

Gejalanya:
1. Hubungan
Orang dengan BPD cenderung memiliki masalah hubungan yang ditandai dengan banyak konflik, argumen, dan pemutusan hubungan
2. Citra Diri, 
Individu dengan BPD mengalami kesulitan terhadap stabilitas diri mereka. 
3. Emosi
Individu dengan BPD mengatakan bahwa mereka seolah-olah berada di sebuah roller coaster emosi, dengan perubahan suasana hati yang sangat cepat
4. Perilaku dan perubahan pola pikir terkait stres

6. 1. Kombinasi psikoterapi
2. Obat-obatan
3. Rawat Inap atau pengobatan intensif

7. Dengan cara Therapi dan Obat-obatan. Jenis terapi yang umumnya di terapkan untuk kasus fobia adalah terapi perilaku kognitif yang dikombinasikan dengan terapi pemaparan atau desensitasi. Dalam terapi kombinasi ini, rasa takut seseorang terhadap suatu objek atau situasi akan dikurangi secara perlahan-lahan dengan cara meningkatkan frekuensi paparan terhadap objek atau situasi tersebut secara bertahap. 

8. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sedangkan pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia, subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

9. Fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya.

Penderita OCD juga umumnya terpuruk dalam pola pikiran dan perilaku tertentu. Ada empat tahap utama dalam kondisi OCD, yaitu:

10. Kasus:
Bernice terobsesi ketakutan mengalami kontaminasi, suatu ketakutan yang secara tidak jelas dikaitkan dengan kematian ayahnya karena pneumonia. Ia tidak nyaman bersentuhan dengan kayu, “objek yang bergores”, surat, benda yang dikemas kaleng, dan “noda perak” (peralatan yang berwarna perak). Ia tidak dapat menyatakan mengapa objek-objek tersebut merupakan sumber kemungkinan kontaminasi dengan kuman. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, Bernice melakukan berbagai ritual kompulsif yang menghabiskan hampir seluruh waktunya. Seperti mandi selama 3-4 jam, untuk berulang kali mandi dan diantara waktu mandi ia mengelupas lapisan luar sabun mandi sehingga sepenuhnya bebas dari kuman. Waktu makan berlangsung berjam-jam, ia makan tiga suap makanan pada satu waktu, mengunyah setiap suapan 300 kali. Ini dilakukan untuk menghilangkan kontaminasi pada makanannya. Suaminya kadangkala terlibat dalam upacara makan tersebut, ia mengocok teko teh dan sayuran beku di atas kepala Bernice untuk menghilangkan kuman. Hal ini telah merendahkan nilai kehidupannya hingga hampir tidak melakukan apapun selain itu. Ia tidak keluar rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, atau bahkan berbicara melalui telepon.

Analisis:
Tentu Bernice takut jika penyakit yang diderita oleh ayahnya yaitu Pneumonia akan terjadi padanya. Itu sebabnya ia ingin menjaga dirinya agar tidak menderita penyakit yang sama ia khawatir tetapi kekhawatiran yang Bernice rasa terlalu berlebihan dan justru yang ia lakukan akan memperburuk keadaan.