Notes

Vanessa A.G.J - @cleo2patra_ - D-30251 - Reguler

1. OCD (Obsessive Compulsive Disorder) atau gangguan obsesif kompulsif merupakan kelainan psikologis yang mengakibatkan seseorang memiliki pikiran obsesif dan perilaku yang bersifat kompulsif.

2. Empat tahap dari penyakit OCD adalah :
-Obsesi
-Kecemasan
-Kompulsi, dan dilanjutkan dengan;
-Kelegaan sementara

3. Faktor penyakit OCD :
- Faktor genetika, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa gangguan ini berhubungan dengan gen tertentu yang dapat memengaruhi perkembangan otak.
-Ketidaknormalan pada otak, hasil dari penelitian pemetaan otak memperlihatkan adanya ketidaknormalan pada otak para penderita OCD yang melibatkan serotonin yang tidak seimbang. Serotonin adalah zat penghantar yang digunakan otak untuk komunikasi di antara sel-selnya.

4. Kepanjangan dari BPD adalah Borderline Personality Disorder.

5. Gejala dari BPD :
-Hubungan, orang yang menderita BPD cenderung memiliki masalah terkait hubungan mereka yang ditandai dengan banyaknya konflik, argument, dan pemutusan hubungan yang terjadi.
-Citra diri, orang yang menderita BPD akan mengalami kesulitan terhadap stabilitas diri mereka.
-Emosi, orang yang menderita BPD akan mengatakan jika mereka seolah berada di roller coaster emosi, dengan perubahan suasana hati mereka yang terlampau sangat cepat.
-Perilaku
-Perubahan pola pikir terkait dengan stress.

6. Akibat dari BPD :
-Marah tak terkendali
-Memiliki hubungan yang buruk dengan orang lain.
-Memiliki minat tinggi dalam keintiman atau mencari hal-hal baru
-Sensitive untuk tanda-tanda penolakan atau tidak dihargai dan cenderung ke arah aman menghindar atau ambivalen
-Takut kesibukan dalam pola dalam hubungan
-Cenderung melihat dunia secara umum berbahaya dan jahat.

7. Phobia, yaitu gangguan anxietas fobik yang merupakan rasa ketakutan berlebihan terhadap suatu hal atau fenomena tertentu.

8. -Phobia sosial(anxietas social), merupakan ketakutan jika sang penderita diamati dan dipermalukan oleh seseorang didepan publik.
-Phobia spesifik. Di phobia ini, terjadi salah pindah kecemasan pada benda atau keadaan.

9. Jika seseorang terpapar terus-menerus dengan subjek phobia, maka hal itu berpotensi akan mengakibatkan terjadinya fiksasi.

10. Kasus : X phobia terhadap kucing.
Penjelasan : X selalu menghindari kucing dan tanpa sadar akan berteriak jika Ia menemukan kucing yang berada di dekatnya ataupun mengarah padanya. Phobia ini telah dialaminya sejak kecil dan Ia sendiri tidak mengerti mengapa Ia memiliki phobia ini.
Analisa : Setelah diselidiki, ternyata X pernah dicakar oleh salah satu kucing milik tetangganya sewaktu Ia kecil dan meninggalkan bekas yang sekarang tidak terlalu terlihat. Menurut analisa, mungkin saja X mengalami trauma akan sakitnya dicakar kucing dan mengakibatkan Ia berpikiran negative tentang kucing, yaitu bahwa kucing adalah hewan yang mengerikan.