Notes
Notes - notes.io |
✎ 3rd POV
✎ Based on this prompt ;
ㅡ
Ahn Mi Young
Kepala sekolah Crevy Art School baru saja mengumumkan bahwa tidak boleh ada seorang siswa dan siswi pun yang mengikuti casting di luar izin sekolah berkenaan dengan banyaknya kasus penculikan belakangan ini. Argh! Bukankah itu sama saja membatasi mimpi para murid? Tapi, bagaimana dengan resiko drop out jika ketahuan nanti?
ㅡ
┇강남구 ; 서울
Bunyi weker memenuhi ruangan hingga ke sudut kamar dan membangunkan sang pemilik yang terbaring di atas hamparan dakron berlapis. Mau tidak mau si pemilik harus menghilangkan bunyi yang memekakan telinga itu.
"Tsk."
Sambat si pemilik kamar. Tangannya meraih jam weker yang terwalak di nakasnya; tidak jauh darinya. Dengan menekan salah satu tombol pada wekernya, sekon kemudian weker itu berhenti mengeluarkan bunyi. Bukannya bangun, si pemilik malah kembali terlelap di balik selimutnya.
Jarum pada jam terus bergerak, seiring berjalannya waktu. Waktu tidak akan berhenti, kecuali Dewa perpihak padanya dan menghentikan waktu untuk menikmati tidur dengan waktu lebih lama.
"AhnㅡMiㅡYoung! Mau sampai kapan kau tidur!?!?"
Setelah wekernya, kembali sebuah suara mengusik tidurnya. Suara itu masuk ke dalam mimpinya, seolah-olah si pemilik suara itu berada di dalam mimpinya. Sekon kemudian, indera penglihatannya terbuka kala samar-samar wajah pemilik suara tadi tampak di mimpinya.
"Tsk! Bisakah kau tidak berteriak-teriak? Ini masih pagi!"
Decakan kesal serta ucapan atas kekesalannya ia lontarkan untuk si pemilik suara. Si pemilik suara yang tidak lain adalah Ibunya pun segera menarik paksa selimut yang membalut tubuh putri semata wayangnya itu.
"YAA-! AHN MI YOUNG! KAU SUDAH BOSAN HIDUP?"
Si gadis dengan nama Ahn Mi Young itu pun segera loncat dari kasurnya dan berjalan ke arah kamar mandinya. Walau matanya masih terpejam dan kesadaran jiwanya yang masih setengah. Melihat tingkah gadisnya, sang Ibunda hanya menggelengkan kepalanya.
×××
Di suatu pagi yang dingin, tepatnya saat angin menyapu lapisan epidermis, si gadis langsung merapatkan mantelnya. Kedua tungkainya dikayuh olehnya guna mencapai gedung sekolah. Santai, meski ia tahu ia pasti akan terlambat sampai di sekolahnya. Ya, begitulah Ahn Mi Young. Gadis yang memiliki sifat keras kepala yang membuat siapa pun lelah untuk memberi nasihat kepadanya. Terkadang sifatnya itu dapat bermanfaat untuk dirinya, membuat dirinya tidak mudah goyah pada apa pun pilihannya.
Tungkainya berbelok arah, menjauh dari jalan utama. Masuk ke sebuah gerbang dengan plang besar di atasnya yang bertuliskan 'Crevy Art School'. Yap, itu sekolahnya. Setelah sekian bulan perdebatan yang ia lakukan dengan Ibundanya, akhirnya ia dapat masuk ke sekolah yang cukup dikenal itu.
Ahn Mi Young,
18 tahun,
Duduk dibangku kelas 3, dan beberapa bulan lagi akan melakukan ujian untuk kelulusannya.
Upacara berlangsung dengan khidmat, kecuali gadis yang berdiri tidak jauh dari barisan belakang. Membuat barisannya sendiri seorang diri. Berdiri dengan santai tanpa memikirkan kesalahan yang telah dibuatnya. Pun mulutnya tidak berhenti mengunyah permen karet yang sudah sejak tadi berada di dalam mulutnya.
"Berikutnya, ada yang ingin saya sampaikan kepada kalian semuanya. Saya selaku kepala sekolah mengumumkan, dalam beberapa waktu kedepan tidak boleh ada seorang siswa dan siswi pun yang mengikuti casting di luar izin sekolahㅡ"
Ucapan kepala sekolah terpotong sesaat siswa-siswi berseru serempak setelah mendengar pengumuman yang diumumkan oleh kepala sekolah.
"ㅡ Hal ini berkenaan dengan banyaknya kasus penculikan yang sering terjadi belakangan. Kami mohon dengan sangat agar kalian mematuhi rules baru ini." Lanjut kepala sekolah dengan usahanya.
Seluruh siswa kembali berseru tidak setuju. Sudah pasti mereka tidak setuju. Hal itu akan menghambat jalan menuju apa yang mereka impikan, terutama bagi siswa kelas tiga yang seharusnya bisa mengambil kesempatan itu.
"Jika ada yang melanggar peraturan baru ini tanpa sepengetahuan pihak sekolah, kami tidak segan-segan untuk mengeluarkan. Sekian, upacara di bubarkan." Kepala sekolah meninggalkan podium bersamaan dengan guru-guru.
"Tsk."
Decak kesal keluar dari mulut Mi Young lantaran ikut kesal dengan apa yang baru saja disampaikan oleh kepala sekolahnya. Pun barisan di bubarkan, sama seperti yang lainnya, Mi Young beranjak dari pijakannya. Namun, belum langkahnya genap menjadi dua, teriakan guru BK berhasil menghentikan langkah si gadis. Enggan berbalik, si gadis tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Dalam hitungan ketiga, Mi Young melesat pergi. Mengayuh kedua tungkainya dengan kecepatan yang begitu cepat. Bahkan teriakan guru BK-nya tak dihiraukannya.
Begitulah, Mi Young.
×××
Dering bel berbunyi, terdengar hingga ujung kelas. Waktu pulang telah tiba. Kelas segera dibubarkan. Siswa-siswi Crevy Art School berhamburan keluar dari kelas. Begitu juga dengan si gadis, Mi Young, setelah satu harian melakukan aktivitasnya sebagai murid dari sekolah seni. Sebagai murid jurusan perfilman yang sejak dulu sangat ia impikan.
Menjadi seorang entertainer memang impiannya sejak kecil. Si gadis pun tahu tidak mudah dalam mencapai impiannya itu, namun apapun akan ia lakukan untuk bisa tampil di telivisi. Menjadi salah satu bintang utama dalam sebuah film. Ah, mimpinya begitu tinggi.
Setibanya di rumah, kedatangan Mi Young di sambut oleh sebuah berita hangat. Pembunuhan yang terjadi tidak jauh dari rumahnya. Menyebabkan meninggalnya 1 orang di dalam rumah itu.
“Ada apa itu, 엄마?”
Tanyanya ke arah Ibunya yang juga tengah menyaksikan kejadian tersebut. Lalu pandangan fokus ke arah beberapa polisi serta orang-orang medis yang berlalu lalang di hadapannya. Tiba-tiba intiusinya hadir dan logikanya menangkap ingatan yang sempat ia lupakan.
Tetangganya itu, yang mati secara tragis adalah seorang aktris yang baru saja beberapa hari pindah menempati rumah itu. Perasaan aneh tiba-tiba terbesit di kepala Mi Young. Si gadis pun memutuskan pulang ke rumahnya dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi. "Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?"
×××
Sang surya pelan-pelan naik ke langit. Bersemayam di tempatnya setelah menggeser sang rembulan yang telah satu malam berdiam di atas langit. Setelah semalam hal mengejutkan terjadi. Berita kematian seorang aktris telah tersebar luas di sekolahnya.
Sejak pagi berita hangat itu menjadi topik perbincangan para murid. Tidak bagi Mi Young. Gadis itu terlalu kantuk untuk ikut melakukan perbincangan itu. Setelah semalam berkutat dengan naskah yang akan ia tampilkan saat casting sebuah film yang telah lama dipersiapkan oleh si puan. Ya, sebelum pengumuman itu ━pengumuman larangan akan mengikuti sebuah casting━ disampaikan oleh kepala sekolahnya, Mi Young sudah lebih dahulu menemukan jadwal casting. Dan hal tersebut telah dipersiapkan olehnya dengan sangat baik. Sampai ancaman akan dikeluarkan dari sekolah sekali pun, Mi Young akan kukuh mengikuti casting tersebut. Menyamar mungkin ide yang bagus, bukan?
×××
Hari yang ditunggunya pun tiba. Mi Young memoles sedikit wajahnya dengan riasan, meski gadis itu dikenal dengan sifatnya yang 'tomboy', namun ia tidak pernah lupa untuk menjaga kecantikan yang dipunya olehnya. Setelah sempurna dandanannya, Mi Young segera menyambar tas kecilnya dan melangkah keluar dari kamarnya. Sebelum benar-benar keluar, gadis itu melantunkan beberapa bait doa. Ia sangat berharap harinya berjalan lancar.
Si gadis kemudian membawa tubuhnya berjalan di atas trotoar jalan raya. Menjadi salah satu dari jutaan pejalan kaki siang itu. Mengayuh kedua tungkainya hingga ke tempat casting. Mi Young berharap, ada keajaiban hadir di hidupnya, meski sekali saja.
×××
Keesokkan harinya, tepatnya saat di sekolah;
'Aku melihatmu mengikuti casting. Apa kau tidak ingin menyogokku untuk diam?'
Kedua mata Miyoung terbelalak setelah membaca isi dari surat yang diterimanya pagi itu. Ia sudah sangat berhati-hati hari itu, dan juga ia sangat yakin jika penyamarannya tidak ada yang bisa mengetahui jika itu dirinya.
Bagaimana bisa?
Batinnya berteriak. Terlintas bayangan samar-samar sesosok penguntit yang sedang memata-matainya. Segera ia menutup kembali loker miliknya dan menaruh kunci lokernya ke dalam saku almamaternya.
Namun saat ia membalikkan tubuhnya, sesosok dengan tubuh bidang menghadang jalannya. Untung saja, si puan dengan cepat menghentikan pergerakannya.
"Yaㅡ!"
Sambatnya keras. Buru-buru melihat wajah pemilik tubuh tersebut.
"Jimin-ssi?"
Lanjutnya kala mengenal sosok pria tersebut. Salah satu kawan angkatannya, begitu yang Mi Young ketahui. Namun, identitas pria itu tidak ada yang mengetahuinya sebab pria itu begitu tertutup dan misterius.
"Kauㅡ
Mi Young memberi jeda pada kalimatnya. Aura wajah pria dihadapannya begitu aneh. Tersenyum, namun senyumannya memiliki arti khusus. Tiba-tiba terlintas sebuah pemikiran yang aneh. Tapi gadis itu tetap melanjutkan ucapannya.
ㅡkau yang memberiku surat ancaman itu?"
"Secepat itukah kau menebaknya. Tidak seru sekali, tsk."
Jawaban itu membuat bulu kuduk Mi Young berdiri lantaran ngeri. Ditambah raut wajah pemuda itu yang seperti wajah-wajahㅡ
Psikopat? 오모!
Batin Mi Young kembali berteriak. Pandangannya melihat kesekelilinnya. Sepi. Tidak ada siapa pun. Ya, karena saat itu jam istirahat sekolah, sudah pasti siswa-siswi berada di kantin.
Dengan segera gadis itu membuang pikiran negatif yang akan terjadi pada dirinya. Secepat mungkin kembali menetralkan dirinya, mencoba bersikap tenang.
"Kauㅡ, mau apa dariku?"
Pemuda dihadapannya itu menjawab dengan wajah santai, "tidak ada."
"Bukankah yang kau lakukan itu pelanggaran?" Lanjutnya.
"Bukan urusanmu 'kan?"
"Baiklah. Tapi kepala sekolah berhak mengetahuinya."
Kemudian kedua tungkai pemuda itu melangkah, beranjak dari pijakannya. Dengan segera Mi Young menahan kepergian pemuda tersebut.
"Wait-! Mau aku traktir?"
Sang pemuda menggelengkan kepalanya. Menatap pergelangan tangannya yang ditahan oleh si gadis. Mi Young sadar dan langsung melepas genggamannya.
"Apapun akan aku lakukan, asal jangan bocorkan hal ini. 제발." Pinta Mi Young dengan wajah memohon.
"Kau tahu kenapa kepala sekolah melarang bukan? Kau sudah lihat dengan mata kepalamu sendiri bukan?"
Dahi Mi Young mengkerut, bingung. Sepertu bisa membaca apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu, si pria menjawab pertanyaan atas kebingungannya.
"Pembunuhan itu."
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, si pria kembali melanjutkan langkahnya. Kali ini Mi Young tidak menahan kepergiannya. Gadis itu tenggelam dalam pikirannya. Memikirkan maksud ucapan dari pemuda itu.
"Pembunuhan?"
×××
Mi Young menangkupkan dagunya di kedua tangannya. Sejak kemarin logikanya disibukan oleh beberapa clue yang ia susun guna menjawab pertanyaannya.
Kemarin, saat ia melintasi rumah tetangganya ㅡyang waktu itu terjadi pembunuhanㅡ tiba-tiba ia teringat akan sesuatu. Di antara orang-orang yang menonton kejadian itu, ada yang ia kenal. Pemuda itu ada disana. Saat korban diamankan oleh pihak medis.
Dan yang membuat aneh gadis itu adalah; ketika hari dimana terjadi pembunuhan salah satu murid sekolahnya. Saat itu tengah ada penyuluhan, namun pemuda itu tidak ada disana.
Lalu, mengapa pria itu dapat mengetahui jika dirinya mengikuti casting?
Tiba-tiba gadis itu terkejut saat sebuah panggilan ditujukan untuknya. Terlebih tempat yang ditujukan adalah ruang kepala sekolah. Habislah sudah gadis itu.
"Aisㅡ 진짜?"
×××
Dengan langkah gontai, Mi Young berajalan ke arah lokernya. Surat atas dikeluarkan dirinya dari sekolah itu telah diterimanya. Kepala sekolahnya telah mengetahui semuanya.
Tidak jauh visi matanya menangkap sosok tubuh tegap. Gadis itu tahu siapa pemilik tubuh tegap itu. Dengan amarah serta kekesalannya segera ia mendekati tubuh di balik pintu lokernya.
"Kau!" Sentak Mi Young, tangannya menutup pintu loker yang menjadi pembatas antara dirinya dengan pemuda itu.
"Siapa kau sebenarnya, Jimin-씨?"
Pemuda itu tidak mengeluarkan ekspresi apapun. Seperti biasanya, datar. Baritonnya membalas pertanyaan itu, "kenapa?"
"Apa kauㅡ
Mi Young memberi jeda pada ucapannya. Gadis itu tidak berani melanjutkan pertanyaannya. Entah dorongan darimana, tiba-tiba ia melanjutkan ucapannya tanpa sadar.
ㅡkau, yang membunuh mereka 'kan?"
Yang ditanya hanya melukiskan lekungan kurva pada wajahnya. Begitu tenang dan santai. Sebelum membalas pertanyaan itu, sang taruna membuka kembali lokernya dan mengambil sebuah buku dan memberinya pada gadis itu.
"Aku tahu, kau akan mengetahuinya dalam waktu singkat."
Bukan main terkejut gadis itu. Pelan-pelan ia mundur, tidak menerima buku yang diulurkan untuknya.
"Ambilah itu, kau akan tahu semuanya. Dan maaf jik aku membuat kau dikekuarkan dari sekolah."
Mi Young bingung. Menerima buku tersebut dengan ragu-ragu.
"Kauㅡ, dengarkan apa yang mereka larang. Jangan terlalu mementingkan keinginanmu tanpa peduli resikonya. Anyway, selamat atas lolos dalam casting. Kau berhak mendapatkannya."
"Eohㅡ?"
Kebingungannya jadi bertambah, terlebih pemuda dihadapannya berlalu begitu saja. Meninggalkannya dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan danㅡ
Sebuah buku?
×××
┇서울 ; 아침에
Beruntung sekali Mi Young dapat mengambil peran utama dalam sebuah film. Setelah segala usaha yang ia lakukan untuk mengikuti casting tersebut. Bahkan dikeluarkan dari sekolahnya sekali pun. Dan lebih beruntung lagi, gadis itu tidak menjadi salah satu korban pembunuhan yang sedang hangatnya menjadi topik utama di Korea Selatan.
Ya, Mi Young tahu penyebabnya. Berkat tulisan-tulisan harian pria itu kini ia mengerti. Alasannya simpel. Pengalihan isu. Sebab itu 'mereka' membayar seseorang untuk menjadi pembunuh bayaran. Agar berita yaang menimpa 'mereka' tenggelam dan hilang dengan waktu sekejap.
Mi Young pun tidak mengerti, mungkin sekarang ia memilih hidup dengan melupakan kejadian itu. Seperti perintah pria itu di lembar akhir buku yang diberikan untuknya. Sebab semakin Mi Young ikut ke dalam kasus tersebut, hidupnya akan terancam kembali.
Di sinilah gadis itu, menatap pantulan dirinya yang telah terpoles oleh riasan make-up. Dan sebuah naskah di genggamannya.
- END
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team