Notes

[23/11/16]
Semalem aku mimpi.
Berhubung ingat, cepat2 kutulis.


Di sebuah kerajaan, ada seorang pangeran. Ia memiliki peliharaan, seekor burung biru. Baginya burung itu yg selalu menemani harinya, maka dari itu ia sangat menyayangi burung itu. Namun suatu hari burung itu mati, sang pangeran bersedih. Ia terus menerus memanggil nama burung itu. "Mint," ujarnya sedih memanggil nama sang burung.
Seorang pelayan yang bersimpati mendekatinya lalu menghiburnya. Setiap hari ia terus menemani sang pangeran. Sang pangeran merasa terhibur sebenarnya, namun ia tidak bisa melupakan Mint. Suatu ketika sang pangeran berkata "kau cuma ingin aku membuang burung peliharaanku yg mati di taman. Karena semua orang sudah memperingatkanku untuk membuang Mint, tapi aku tidak membuangnya." Sang pelayan terkejut. Ia hanya ingin menghibur sang pangeran, tidak bermaksud demikian. Sang pangeran yg terlanjur murka membakar tubuh sang pelayan. Abu sang pelayan ia letakkan sebagai ganti tanah di makam Mint. Nama sang pelayan adalah Suga.
Setelah membakar Suga, sang pangeran malah menjadi semakin sedih. Ia semakin tidak bisa mengontrol emosinya, kemarahan serta kesedihannya. Maka dari itu, ia dan wanita2 cantik yg tergoda oleh pesonanya membakar semuanya. Kerajaannya, kotanya

Setelah reinkarnasi, sang pangeran tetap menjadi seorang pangeran. Ia memiliki seorang kekasih bernama Mint dan seekor naga bernama Suga. Sang pangeran sangat menyayangi keduanya. Tetapi ia tidak ingin semua orang menggunjingnya karena ia memiliki kekasih laki-laki dan seekor naga hitam yang sangat kuat, ia tidak ingin semua orang menyakiti Mint dan Suga. Maka dari itu ia mengurung sang kekasih dan naganya di dalam ruang bawah tanah. Sesekali sang pangeran akan datang menemui mereka.
Suatu waktu saat sang pangeran menemui mereka, sang naga mengatakan kepada pangeran bahwa ia ingin sang pangeran membebaskan mereka. Sang naga kasihan melihat Mint yang terus2an berada di tempat yg gelap. Sang pangeran tidak mengabulkan permintaan sang naga, kemudian pergi begitu saja meninggalkan mereka. Sang naga terus menggeram dan mengeluarkan jeritan naganya kepada sang pangeran, namun sang pangeran mengabaikannya. Sang naga melihat bagaimana Mint terus2an menjadi pucat. Ia sakit dan tidak pernah terkena sinar matahari. Suatu ketika, Mint sekarat. Sang naga terus berteriak agar sang pangeran datang. Namun Mint berkata, "Sudahlah. Tidak apa2. Aku akan baik2 saja." Kemudian ia meninggal. Sang naga yang sangat sedih mengeluarkan nafas apinya dan membakar kota serta kerajaan.
Aku berada di sana. Aku tidak tahu siapa namaku. Namun aku dan 2 orang temanku bertekat menemui sang pangeran agar ia menghentikan sang naga, Suga. Namun dalam upayaku dan kedua temanku bertemu pangeran, kami selalu dihadang oleh wanita2 cantik yang kuat. Mereka tidak pernah membiarkan kami menemui pangeran bahkan bertekat membunuh kami. Aku adalah penjelajah waktu. Aku membawa kedua temanku ke masa lalu untuk memperingatkan pangeran akan kejadian ini. Namun para wanita itu selalu berhasil menghentikan upaya kami. Kami tidak menyerah. Kami terus menyusuri masa lalu agar kejadian ini tidak terjadi. Kami ingin mengubah ini.
Hingga sampailah kami pada jaman di mana sang pangeran memiliki burung biru bernama Mint dan pelayannya bernama Suga. Aku menyaksikan sang pangeran sedih kehilangan Mint hingga sang pangeran membakar Suga. Akhirnya aku tahu akar dari permasalahan selama ini. Mereka hanya harus bertahan tanpa kehilangan satu sama lain. Aku kembali ke masa sekarang dan membiarkan kerajaan serta kota terbakar. Yang terlah terjadi tidak bisa diubah.

Pada reinkarnasi selanjutnya, sang pangeran untuk yg ketiga kalinya tetap menjadi seorang pangeran. Suatu hari aku sedang berada di halaman istana, menyusup. Aku melihat seekor naga putih kecil yang tidak bisa terbang. Aku menghampiri naga tersebut dan berkata, "aku akan mengajarimu cara untuk terbang, tetapi kita akan belajar di luar istana." Sang naga sangat senang. Ia sangat lucu, putih, bersih, dan ceria. Aku sangat menyayanginya. Ia sering menyebutku Mom atau Ibu. Suatu ketika aku mendengar desas desus dari para wanita2 cantik istana bahwa sang pangeran sepertinya menanyakan soal seorang laki2 yang sering menyelinap ke dalam istana. Para wanita bergosip bahwa sang pangeran memikirkan hal yang tidak penting. "Hanya seorang lelaki manis mengapa menjadi pikiran bagi sang pangeran." Kata salah satu dari mereka. Aku hanya perlu waspada saat menemui sang naga putih agar sang pangeran tidak menemuiku.
Aku ceroboh, tanpa kuketahui sang pangeran telah melihatku dan membuntutiku masuk istana untuk menjemput sang naga putih hingga kami ke hutan untuk melatih sang naga putih terbang. Ketika aku terus mengajari sang naga putih terbang, sang pangeran muncul dari dalam hutan dan menyapa, "Hai!" Aku terkejut dan berpikir akankah sang pangeran membakarku seperti dalam masa lalu. Aku membungkuk memberi hormat. "Siapa namamu?" Tanya sang pangeran. Lalu terucap dari bibirku, "Mint Suga." Sang pangeran tersenyum dan mengucapkan namanya. Seketika aku merasa bahwa aku akan merubah takdir. Tidak akan ada lagi pembakaran di masa ini.


Aku bangun. Bahkan di saat seperti ini aku mimpi vei. Mimpinya terlalu rumit dan panjang. Aku enggak tau harus menanggapi apa. Tiap kebangun, mimpinya lanjut.