Notes

*"Jaejun Lee. Kelak anak ini akan mempunyai pribadi yang kuat." - 1994*

*"Jae, caramu memegang sumpit itu salah. Benarkan atau kau tidak akan mendapat makan malam!" - 2003*

*"Kau menangis hanya karena sepatumu robek?! Bersikaplah seperti layaknya anak laki-laki!" - 2005*

*"Apa yang kau lakukan?! Berlari lebih cepat!" - 2007*

*"Pulang larut dengan wajah memar seperti itu, sebenarnya kau hidup untuk apa?!" - 2013*

*"Turuti perintahku atau namamu akan hilang dari silsilah keluarga ini!" - 2015*

Seperti itulah kira-kira gambaran hidup sebelumnya seorang Lee Ha-joon.

Terus menjadi *baby boy* dari ayahnya sendiri. Seperti layaknya robot; Ha-joon—atau Lee Jae-joon pada saat itu— hanya menurut. Alasannya cukup klasik, tidak ingin menjadi beban untuk orang tuanya.

Keluar dari dunia perkuliahan, dan di paksa masuk ke tempat pelatihan layaknya agen rahasia di California. Untuk singkatnya, mereka menyebut tempat itu sebagai SoCal.

Di SoCal, Jae yang awalnya menolak untuk terlalu serius, akhirnya terbawa suasana juga. Mengenal banyak orang-orang baru, mendapat pengalaman serta cerita baru, bahkan mendapatkan kesempatan untuk memiliki kekasih di sana.

Semua baik-baik saja. Sampai untuk beberapa alasan, tempat tersebut menutup diri.

Tidak banyak yang bisa Jae lakukan.

Selain bertahan di California, dan tinggal bersama kekasihnya; Abby Jowels. Juga bekerja di salah satu kafe sebagai seorang pelayan.

Cukup lama bertahan seperti itu. Hingga kembali, ayahnya menurunkan perintah.

Wajib militer.

Setelah sekian waktu berpikir. Akhirnya berbekal janji pada sang kekasih, dirinya kembali ke Seoul.

Sialnya, nasib tidak begitu menunjukan dukungannya.

Mengalami kecelakan beberapa jam setelah ia sampai di ibukota Korea Selatan. Jae yang saat itu seorang diri, segera dilarikan ke rumah sakit. Luka berat yang ia alami cukup membuat nyali kedua orang tuanya menciut.

Tetapi, Tuhan masih berpihak. Jae berhasil selamat, dengan luka di wajahnya. Dari sinilah, putusan untuk memperbaiki wajah muncul.

Dan jadilah Hajoon!