Notes
Notes - notes.io |
1st Point of View.
❝Sayang, kau lihat bunga itu? cantik tidak?❞
❝Lihat langitnya! Whaaa—aku ingin segera terbang ke sana!❞
❝Maaf Haru, Ayah dan Ibu tidak bisa bersama lagi.❞
❝Haruna! Kenapa kamu memukuli temanmu?❞
❝Aku tidak membesarkanmu untuk itu!❞
❝Apa sih yang salah denganmu? Kenapa kau malah menyusahkan setelah ayahmu pergi? Kau ingin tinggal bersama dia? Pergilah! Jangan kembali!❞
❝Kau tidak punya hati?❞
Pikirku tiap waktu berkelana jauh; mengapa dunia yang mudah dibuat rumit oleh penghuninya? mengapa hal yang biasa malah ditinggikan atau direndahkan?
Akal terus merajuk, hendak meminta penjelasan dari pribadi lain yang cakap, namun nyali terus saja ciut dan berakhir dengan menyembunyikan keingintahuan.
Sampai akhirnya aku lari dari kehidupan, mencari apa itu "jati diri" yang selalu diwanti para mumpuni pada kawula muda.
___________________________________
Pusat Kota, pemukiman yang tak pernah kenal apa itu tidur. Makanya, apapun yang hendak kau cari pasti mudah ditemukan disini. Aku juga si pencari itu, mencari jati diriku layaknya remaja lain seusiaku.
"Teriaklah yang keras selagi kau bisa, ini perintah." sebuah senyum 'puas' ku sunggingkan melihat si wanita mengangguk lemah, pisau besar di kuasa kananku berjalan manis menelusuri ujung paha hingga betis.
"Kumohon, jangan!" pintanya, bergetar dan cukup pilu, pun terlihat tumpahan linang air mata di pelupuk.
"Cukup ikuti atau … kau tahu kan?" ia menelan ludahnya. "Hanya kaki tak akan membuatmu kehilangan dunia lagipula, diluar sudah banyak yang menjual kaki palsu," ucapku enteng.
Bilah baja pisau besar itu mengacung ke atas, "Ucapkan selamat tinggal padanya, semoga bahagia." ujarku lalu mengayunkannya tepat pada fibulanya, 'Srak—'
"AAAAAAKKKK—! HWAAAAAAAAAA—"
"Selamat bertugas, nona." ragaku bangkit, meninggalkan si wanita beserta pisauku yang tertancap disana untuk pergi ke ujung pintu.
___________________________________
FLASHBACK ON:
"Dia itu gila! psikopat!"
"Diamlah!"
"Lihat! Dia malah tersenyum saat yang lain sedih akan kematian wali kelas kita."
"
Bohong.
Semuanya pasti berbohong padaku 'kan?
"Ehm, keluarga Amuro Haruna?" suara bariton itu memulai percakapan dengan tatapan intens pada wanita yang berhadapan dengannya, garis halus nampak di dahi sang pria berjas putih itu.
"Jadi, bagaimana, dokter? hanya karena problematika pubertas 'kan?" si lawan bicara nampak tak sabaran, menghajar dengan to-the-point.
"Tidak, Haruna mengalami gangguan yang lebih serius. Medis menyebutnya Alexithymia; dia buta emosi, dia tak bisa menggunakan perasaannya dengan baik."
____________________________________
Genangan air telah berubah; wujudnya kini mulai meninggi walau hanya sebatas betis, jerit ketakutan dan isak tangis mulai menggema tanpa henti. Sebuah senyum tipis terukir kala menatap pemandangan di depanku; intens memperhatikan kekacauan yang terjadi.
Panik, sedih, khawatir, putus asa menjadi satu. Dan perasaanku … masih tetap kosong, tak bergeming.
Tetapi, jangan khawatir, aku masih memiliki beberapa agenda lain kalau kau ingin tahu. Tungkaiku mengayun pelan, mendekati objek-objek penelitianku, "Hey, Hey! Lihatlah!" seruku, menunjuk kunci yang bergelantung di atas kepala kami, sepuluh meter jauhnya dari kepala, aku yang menggantungnya demi percobaanku. Jelas atensi banyak pihak beralih, apalagi saat yang lain juga mulai menyerukan 'Ayo ambil itu!'. Kata orang, itu yang namanya harapan; tetapi hatiku masih belum bergejolak.
Aku mundur teratur, kini fokus menatap sekelompok orang yang tengah 'berjuang sampai titik darah penghabisan'; entah itu sekedar bersorak atau menumpukkan raga untuk meraih kunci.
Waktu terus bergulir tanpa memberi keringanan, air juga terus menjulang mencapai pinggang orang dewasa dan kunci itu tidak—ehm, belum—terjamah. Bosan, tontonan tersebut sudah tak lagi menarik bagiku.
"Aku menyerah!"
"Kami-sama, Dewa, kalau kau itu nyata bantulah kami!"
"Ibu, maafkan aku!"
"Tidak! Tidak! Ayo sedikit lagi!"
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team