Notes

Suara alunan musik di kafe itu beserta kopi yang disediakan membuatku terbuai untuk berlama-lama di tempat ini. Jika saja aku tidak melirik ke arah jam tanganku, aku pasti tidak tahu kalau sekarang waktu janjiannya. Mataku membulat tanpa sadar, segera kubereskan kertas-kertas lagu dan menyimpannya rapi di dalam map. Seusai membayar pesanan, aku berjalan cepat ke arah pintu kafe. Terkadang aku berterimakasih pada kaki panjangku, karena artinya aku bisa melangkah lebih lebar dan cepat, cukup menghemat waktu bukan?

"Aish, jinjja!" gerutuku saat melihat map yang kubawa jatuh, membuat isinya berhamburan di lantai kafe. Ah, kenapa di saat seperti ini ada saja kejadian tidak mengenakan? Pikirku. Rasanya ingin kusemprot siapapun yang menabrakku. Namun, sedikitnya aku sadar kalau yang terburu-buru itu aku, sampai tidak menyadari ada orang lain yang memasuki kafe.

"Mian!" ucapku seraya mengumpulkan kertas-kertas lagu yang terjatuh. Setelah itu, aku berlari keluar menuju perusahaan rekaman yang letaknya tidak jauh dari kafe, tanpa sempat melihat siapa yang kutabrak.

...

"Oh, sial! Dua kali!" umpatku saat melihat map yang kubawa kembali terjatuh. Entah siapa yang kali ini kutabrak aku tidak tahu, karena yang pertama terlintas di pikiranku adalah menyelamatkan kertas-kertas lagu yang ikut keluar, takut akan terinjak orang yang lewat. Keadaan terburu-buru membuatku jadi tidak fokus, tapi sempat-sempatnya aku berpikir yang kutabrak sejak tadi itu pria atau wanita? Mungkin pria karena kalau wanita, biasanya akan ikut membantu. Ah, sudahlah, dalam hati aku mengingatkan diri sendiri untuk membeli map yang lebih bagus.