Notes
Notes - notes.io |
Langkah kaki gadis bertubih kecil itu semakin lama semakin cepat seiring dengan jarum jam yang terus berputar. Yah, ia sedang terlambat sekarang. Gadis itu langsung berlari memasuki lobi sebuah perusahaan Stasiun TV swasta dan langsung menuju ke arah tangga darurat. 'Tidak ada waktu untuk menunggu lift' ujarnya sendiri dalam hati.
Untung nya tempat kerjanya berada dilantai tiga sehingga ia tidak terlalu capek menaiki tangga itu.
"IM HAYEON!!" teriakan itu langsung masuk kegendang telinganya. Hayeon menguatkan dirinya lalu berjalan melewati Kim PD dan langsung berlari menjauhinya
"Maafkan aku pidinim, aku akan menerima amukan mu nantiiii" teriaknya lalu masuk keruang rias dan mengunci nya dari dalam.
"Eonni" seorang gadis yang sedikit lebih tinggi dari hayeon memanggilnya. "Eoh gaeun-ah" Hyeon sedikit mengatur napasnya karena berlari.
"Wae eonni? Dikejar Kim pd lagi?" tanya gaeun berbisi kepada Hayeon mengingat ada orng lain di ruangan itu. Hayeon hanya mengangguk lalu meletakkan tasnya di sofa yg ada di ruangan itu. Hayeon merapihkan rambutnya lalu matanya bertemu dengan sosok wanita yang mungkin bisa di bilang sempurna sedang duduk dengan pose model di depan kaca rias sambil membaca majalah.
"Itu siapa?" bisik Hayeon. Gaeun menoleh sebentar lalu berbisik. "Orang yg akan diwanwancari hari ini, pewaris JKS Company, Park Jikyeong" Hayeon hanya mengangguk-angguk pelan lalu mendekati wanita itu.
"Anyeonghaseo" sapa Hayeon sambil tersenyum, mencoba untuk ramah. Jikyeong hanya menoleh sebentar lalu kembali membaca majalah.
Hayeon tiba-tiba salah tingkah. "Hm... Anu... Ahh... Eon...ni?" panggilan itu sukses membuat Jikyeong menoleh.
"Apa kau tau kau sudah mengambil waktu ku yang berharga hanya untuk menunggu make up artis rendahan sepertimu datang?" Hayeon tiba-tiba terkejut mendengar ucapan Jikyeong.
"Kalau bukan karena ayah yg mengancam akan memblokir kartu ku, aku tidak akan mau datang kesini dan dirias oleh orang rendahan tak berbakat seperti kalian" Jikyeong kembali membaca majalah.
Baik hayeon maupun Gaeun tidak ada yg percaya dengan apa yg baru saja di dengarnya. Emosi Hayeon perlahan-lahan memuncak. Namun Gaeun langsung menahannya.
Hayeon menghembuskan napas sekilas lalu mengambil alat riasnya. "Gaeun-ah, kau tata rambunya" seru Hayeon setelah bisa menguasai dirinya. Jikyeong hanya tersenyum sinis lalu kembali membaca majalah.
Jikyeong selesai di rias setengah jam sebelum acara dimulai. Jadi Hayeon dan Gaeun bisa beristirahat sebentar. Tiba-tiba ponsel Jikyeong berbunyi. Ia melihat ternyata adiknya yang menelpon.
"Eoh, jira-ya?" sapa Jikyeong setelah mengangkat telponnya. Ia menatap Hayeon dan Gaeun yang berada didalam ruangan itu. Hayeon mengerti arti tatapan itu lalu menggandeng Gaeun keluar dari ruangan itu.
"Hm... Wae Jira-ya?" tanya nya
"Eonni, sajangnim bilang debut ku di tunda lagi" ujar Jira disebrang sana dengan nada kesal
"Eoh?? Wae?? Bukankah Abeoji sudah membayar banyak dengan mereka??" Jikyeong beranjak dari kursinya lalu bersandar pada meja rias.
"Molla" ujar Jira kesal "manager oppa bilang, penulis lagu yang mereka siapkan untuk ku tak mau membuatkan lagu untukku" jikyeong berpikir sejenak lalu sebuah ide terlintas di benaknya.
"Jira-yaa, bilang kepada sajangnim, cabut saja kontrak penulis lagu itu, bilang kepadanya kalau dia tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan dimanapun kalau kai tak debut" Jikyeong tersenyum jahat setelah mengutarakan ide yang menurutnya brilliant.
"Apa menurut eonni akan berhasil?" tanya Jira ragu.
"Tentu saja! Didunia ini orang tidak bisa hidup tanpa uang Jira-ya" jawabnya enteng.
"Hmm.. Arraseo, gomawo eonni, keunno" Jira lalu menutup telponnya. Jikyeong pun berjalan keluar dari ruang rias itu. Tepat pada saat ia membuka pintu, ia bertabrakan dengan seorang lelaki.
"Gwenchanayo?" Jikyeong menoleh kearah orang yang mengucapkan kata itu. Bukannya orang yang menabraknya tadi yg bertanya, melainkan orang yang ada dibelakang pria yg menabraknya tadi. Jikyeong yang baru saja akan memarahi pria itu langsung terdiam saat lelaki itu meninggalkan dirinya dengan ekspresi datar disana. "Sa...sajangnim" panggil orang yang sepertinya sekertarisnya itu. "Yaakk!" terial Jikyeong marah, namun ia langsung menahan aksinya karena sekelilingnya yang menoleh saat ia berteriak. Ia langsung berjalab dengan kesal ke arah studio tempatnya akan di Interview.
Sementara itu Hayeon dan Gaeun sedang meminum kopi di coffee shop di lobi stasiun tv itu. Ponsel Gaeun bergetar sebentar, menandakan adanya pesan masuk. Gaeun langsung memeriksannya dan tersenyum simpul.
"Dia?" Tebak Hayeon langsung. Gaeun hanya mengangguk antusias.
"Dia ingin bertemu sebentar di backstage" seru Gaeun lantas berdiri.
"Hati-hati, banyak wartawan disana" Hayeon memperingatinya.
"Arraseo eonni" ujar Gaeun riang lalu berlari meninggalkan Hayeon.
Malam harinya, Hayeon pulang cukup larut. Ia memukul-mukul lehernya sambi berjalan naik ke apartemennya. Saat melintasi koridor apartemennya, ia berpapasan dengan seorang lelaki yang tidak dikenalnya. Tampan? Sangat, tapi entah kenapa lelaki itu mengeluarkan aura yang tidak menyenangkan. Hayeon sempat berhenti sambil memperhatikan laki-laki itu berbelok ke arah lift.
"Siapa dia?" Rasa penasarannya sedikit tergelitik. Ia pun mengetuk pintu apartemen di sebrang apartemennya.
"Sora eonnii" panggilnya.
Pintu itu terbuka, menampilkan sosok seorang wanita dengan rambut berantakan walaupun di kuncir, kantung mata tebal yang menandakan ia belum tidur beberapa hari, dan tatapan kesal seolah-olah tidak ingin diganggu.
Namun saat Sora melihat Hayeon, tatapannya langsung berubah.
"Eoh hayeon-ah, baru pulang?" Sora sedikit merapikan rambutnya.
Hayeon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dikejar deadline lagi?" Ia malah bertanya.
Sora hanya mengangkat bahu nya "yah, kau tau lah, seperti biasa" keluh sora.
"Hmmm, yasudah lanjutkan pekerjaanmu eonni, tadi ada yang ingin aku tanyakan tp tidak jadi. Maaf menganggu, jalja eonni" pamit Hayeon lalu menekan password apartemennya sendiri dan masuk. Ia berhenti lalu menyender di pintu. Otaknya masih mengingat paras laki-laki itu. Ia sangat penasaran, siapa laki-laki itu?
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team