Notes

Psikologi 02/05/2017 - Odessa_Sensei
Sinestesia

Sinestesia merupakan suatu kondisi di mana pancaindra, penglihatan, pendengaran, sentuhan, bau, dan rasa, bekerja dalam cara yang tidak wajar. Pengidap synesthesia memiliki koneksi antar-bagian otak yang lebih kuat, khususnya wilayah otak yang mengatur tentang bahasa dan warna.

Contoh:
- Seseorang dengan sinestesia mungkin melihat huruf dalam warna tertentu.
- Sebuah kata mungkin terasa asin.
- Menginterpretasikan sakit kepala mungkin sebagai bau seperti keju.
- Angka 5 yang sering tampak seperti huruf S.

Kebanyakan orang dengan sinestesia memilikinya sejak lahir, meskipun kadang-kadang dapat berkembang setelah cedera otak atau penggunaan narkoba. Setiap melihat angka dan huruf tertentu, mereka juga melihat warna yang berbeda. Setiap mendengar nada tertentu, mereka melihat warna yang berbeda-beda. Setiap menyentuh tekstur berbeda, mereka merasakan emosi yang berbeda. Kain jeans: 'sedih', sutera: 'damai', lilin: 'malu', dll.

Seringkali kita menjawab Kita melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, tapi sebenarnya tidak. Kita melihat dan mendengar melalui otak yang kemudian memberikan input (visual, audio, rasa, dll) kepada mata, telinga, lidah, dan lainnya di mana input ini dikonversi lagi menjadi sinyal-sinyal listrik yang akan dibangun kembali ke otak. Jadi kita tidak secara langsung melihat dengan mata ataupun mendengar dengan telinga, tapi sudah melalui proses panjang yang berjalan sangat cepat, sampai kita tidak menyadarinya.

Fenomena Sinestesia ini terjadi karena adanya fungsi dari otak yang berjalan secara bersamaan, berbeda dari fungsi otak sebagaimana mestinya. Satu yang perlu diingat bahwa sinestesia ini bukanlah suatu kelainan ataupun gangguan. Sinestesia dapat disebut sebagai anugerah juga suatu keajaiban.