Notes

Calanthe Alexandra Lee / Lee Ha Na (26)
Carmelita Antoinette Lee / Lee Ha Yeon (19)
Park Ilhoon/ Hoshea Park (17)

Story Line :

Carmelita Antoinette Lee adalah seorang perempuan berkebangsaan Korea Selatan. Dilahirkan di London dan memiliki ayah keturunan Inggris membuat perempuan itu memiliki wajah campuran; tidak seperti orang Inggris namun pula tak seperti orang Korea. Usianya saat ini 20 tahun, dan sedang mengenyam pendidikan tinggi di salah satu universitas terbaik Singapura pada bidang cullinary.

Dari kecil, Carmelita merupakan anak kesayangan ayahnya. Anak perempuan itu sering dibawa ayahnya berpergian dan dihadiahi barang-barang mewah. Sampai usianya enam tahun, ibunya yang memiliki kewarganegaraan asli Korea memutuskan untuk bercerai dengan ayahnya dan membawa serta kedua anak mereka untuk kembali ke Korea. Carmelita tidak mengetahui apa penyebabnya, namun dia hanya beranggapan ibunya jahat karena telah memisahkan dia dan ayahnya. Perempuan itu tidak memiliki hubungan yang baik dengan ibunya, pun tidak bisa berbahasa Korea. Kehidupannya di Seoul saat awal kepindahan sangatlah buruk. Carmelita senang menyendiri. Di sekolah, anak perempuan itu juga sering dikucilkan karena dia tidak bisa berbahasa Korea dengan baik.

Waktu berlalu dengan cepat, sampai usia Carmelita menginjak remaja. Perempuan itu melanjutkan sekolah menengahnya di sebuah sekolah lokal di Seoul. Hubungannya dengan sang ibu juga tidak terlalu baik, hingga akhirnya wanita tua itu menjelaskan alasan kepindahan mereka yang sebenarnya. Ayahnya diketahui berselingkuh dengan wanita lain yang juga berkebangsaan Inggris, hal tersebut memicu permasalahan rumah tangga.
Pertengkaran sering timbul diantara kedua pasangan suami-istri tersebut, namun selalu disembunyikan dari hadapan Carmelita. Ayah adalah sosok yang keras dan tempramental, sering kali ibunya disakiti baik secara ucapan maupun kekerasan. Calanthe, kakak sulungnya juga terkadang pendapatkan pukulan dan tamparan dari sang ayah. Sementara Carmelita selalu menjadi kesayangan ayahnya, bahkan sampai sekarang.

Carmelita saat itu berada di tingkat akhir sekolah dasarnya, sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan untuk ujian kelulusan. Hari itu ada kelas tambahan, semua murid yang mengikuti kelas tambahan pulang lebih sore dari biasanya. Baru beberapa langkah keluar dari kelasnya, perempuan itu menangkap sosok lelaki yang sangat familiar baginya. Lelaki itu adalah ayahnya, ayah kandungnya yang sedang melakukan bisnis di Seoul dan menyempatkan untuk mencari tahu keberadaan Carmelita. Lelaki itu berkata agar Carmelita tidak memberitahu pertemuan mereka pada ibunya. Setelah pertemuan itu, kedua ayah dan anak tersebut sering melakukan kontak tanpa sepengetahuan ibunya melalui email. Ayahnya masih sama baiknya. Beliau juga sering memberikan anak kesayangannya hadiah-hadiah mahal dari Eropa, namun jika ditanya sang ibu maka Carmelita akan berkata barang itu berasal dari kekasihnya yang kaya.

Kehidupan mereka di Seoul tidak semewah saat di London. Ibunya tetaplah wanita yang memiliki keterbatasan, tidak bisa bekerja segigih ayahnya. Berjualan makanan kemudian dilakukan oleh sang ibu untuk memenuhi kebutuhan dia dan kedua anak gadisnya di Korea. Satu hal yang tidak diketahui oleh Carmelita saat itu adalah Calanthe juga bekerja mencari nafkah membantu ibunya, sampai suatu ketika ibunya berkata akan menikah kembali dengan seorang lelaki yang dikenalkan sebagai 'malaikat penolong' bagi Calanthe yang sedang bekerja. Usianya saat itu tiga belas, dan ibunya menikah kembali dengan lelaki keturunan Korea. Carmelita memiliki seorang ayah tiri.

Mereka menjalani hidup bersama setelah pernikahan itu. Carmelita, Calanthe, ibu kandung dan ayah tirinya. Juga, seorang anak lelaki yang sekarang menjadi adik tirinya yaitu Park Ilhoon. Carmelita cukup sulit untuk menerima tuan Park sebagai ayah tirinya karena perempuan itu masih amat menyayangi ayah kandungnya. Tuan Park, ayah tirinya itu sangat penyayang, baik hati, hangat, dan berjiwa besar. Dia tidak membedakan Calanthe, Carmelita, maupun anak kandungnya. Hidup mereka cukup, tidak kekurangan ekonomi dan apapun.

Carmelita kemudian memilih untuk melanjutkan sekolah menengah atasnya di Singapore. Selain karena negara itu menggunakan bahasa Inggris yang lebih dipahaminya daripada bahasa Korea, di Singapore Carmelita lebih leluasa untuk berhubungan dengan ayah kandungnya.

Dua tahun kemudian, Carmelita selesai dengan pendidikannya. Perempuan itu memilih melanjutkan sekolah tinggi jurusan Hospitality & Touriam Management di James Cook University.
Carmelita sempat mengajukan permanent resident dengan jaminan ayah kandungnya. Prestasi cukup baik yang dimilikinya juga membuat Carmelita mendapatkan kependudukan tetap di Singapura.