NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

PROFILE

Nama Lengkap : Calanthe Alexandra Lee
Nama Korea : Lee Ha Na (이하나)
Panggilan : Key, Keylan, Alexa, Hana.
Tanggal Lahir : 18 April, 1990
Tempat Lahir : London, UK.
Pekerjaan : Designer & Model for her own fashion brand B & E.
Golongan Darah : O
Tinggi : 163 cm
Berat : 50 kg

Calanthe Alexandra Lee adalah seorang gadis yang dilahirkan dari orangtua yang berbeda kebangsaan. Ayahnya berkewarganegaraan Inggris, sementara ibunya asli Korea Selatan.

Calanthe (key-LAN-thee) merupakan sejenis Anggek, dalam namanya berarti Bunga yang Indah. Berasal dari bahasa Yunani καλος (kalos) yang berarti Cantik atau Indah dan ανθος (anthos) yang berarti Bunga.

PERSONALITY

Calanthe adalah sosok kakak yang baik dan penyayang bagi adik-adiknya. Ia dewasa, penyabar, dan selalu mengutamakan kepentingan adik-adiknya. Apapun itu, selama mengarah kepada hal yang baik ia akan berusaha menuruti keinginan adiknya.
Bukan berarti ia memanjakan adiknya, disisi lainn Calanthe juga tegas, ia akan menentang jika adiknya meminta dan melakukan hal yang salah terutama pada Carmelita.

Diluar,  di kehidupan sosialnya Calanthe merupakan seorang yang murah senyum, ia cukup ramah namun tak begitu pandai dalam membuka topik pembicaraan. Calanthe bukanlah tipe orang yang mudah bergaul, sejak remaja karena sudah dituntut oleh jalan hidupnya yang bekerja di usia muda, ia tidak memiliki teman akrab.
Bukannya kurang pergaulan, Calanthe hanya tidak terbiasa dengan kehidupan sosial.

Ia mudah mencurigai orang lain, sulit mempercayai orang, dan sering kali memikirkan hal-hal negatif mengenai orang yang baru ia kenali. Sifat ini mulai tumbuh dalam dirinya sejak ia bekerja sebagai penyanyi bar saat usianya 16 tahun.

Calanthe seorang pekerja keras, ia penuh ambisi demi sebuah pencapaian.

Calanthe belum pernah memiliki kekasih. Bukan karena membenci laki-laki, ia trauma dengan sosok ayah kandungnya yang kasar dan tempramen. Calanthe benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk keluarga yang ia miliki.

BACKGROUND STORY

London, musim semi tahun 1990 lahirlah seorang bayi perempuan dari pasangan Jeffrey William dan Lee Yeon Hwa. Pasangan berbeda negara itu melahirkan putri pertamanya dengan wajah Asia yang kental dengam rambut hitam kecoklatan. Bayi itu dinamakan Calanthe Alexandra Lee.

Kehidupan bahagia dijalani oleh keluarga kecil tersebut, hingga pada saat putri pertama berusia enam tahun lahirlah putri kedua mereka bernama Carmelita Antoinette Lee.

Segalanya terasa lengkap dan sempurna, seorang ayah pemilik perusahaan alat-alat olahraga di London membuat mereka tak kekurangan dalam hal uang. Seorang ibu rumah tangga dengan kasih sayang tulus yang diberikan sangat bergelimpahan kepada anak-anaknya. Siapa yang tidak mendambakan kehidupan seperti ini?

Segalanya bermula dari sini.
Saat menginjak usia 11 tahun, Calanthe yang seharusnya menikmati kehidupan pra-remaja nya harus menghadapi permasalahan keluarga.
Hubungan ayah dan ibunya mulai retak. Awalnya sang ayah hanya jarang pulang ke rumah dengan alasan bisnisnya, tak lama ibunya mengetahui bahwa ayahnya memiliki wanita simpanan. Pertengkaran mulai terjadi diantara mereka.

Pertengkaran kecil yang semakin lama menjadi besar. Ayah yang diketahui Calanthe sebagai sosok penyayang kini berubah menjadi sosok yang keras, kasar, dan tempramental. Kali ini bukan hanya pertengkaran, kekerasan pun juga terjadi. Ibunya kerap dipukuli oleh sang ayah, tentu lebam bekas pukulan yang tak hilang langsung diketahui oleh Calanthe. Berniat untuk membantu sang ibu, Calanthe membentak ayahnya karena perlakuan kasar tersebut. Bukannya mendapat pengertian dan permintaan maaf, Calanthe pun ikut mendapatkan perlakuan kasar dari ayahnya.

Keretakan rumah tangga tersebut terus meluas hingga hancur dua tahun setelahnya. Kedua orangtua Calanthe bercerai. Ibunya memilih untuk kembali ke Korea Selatan, tentu saja Calanthe ikut dengan ibu karena ia pribadi tidak sudi lagi tinggal bahkan bertemu dengan ayahnya. Begitu juga sang adik, Carmelita. Carmelita awalnya tidak mau berpisah dengan sang ayah, namun pada akhirnya ia ikut juga dengan ibu dan kakaknya ke Seoul.
Namun sejak itu hubungannya dengan Carmelita memburuk. Carmelita masih sering membicarakan sang ayah, bahkan terkadang mereka masih saling berhubungan. Wajar saja, saat itu Carmelita masih sangat kecil dan tidak mengerti permasalahan keluarga. Berbeda dengan Calanthe yang melihat dan merasakan langsung perlakuan buruk ayahnya.
Ia menentang Carmelita untuk membicarakan dan berkomunikasi dengan sang ayah. Disisi lain ia sangat menyayangi adik semata wayangnya, bagaimanapun sudah sebaiknya Carmelita tidak perlu tau akan perilaku buruk ayah mereka.

Usia 13 tahun, Calanthe pindah ke sekoah menengah di Seoul. Ia diberikan nama korea oleh sang ibu yaitu Lee Ha Na, selama di Korea ia menggunakan nama tersebut di kehidupan sehari-harinya.

Hidupnya di Seoul berbeda jauh dengan kehidupannya di London. Terutama untuk ekonomi keluarganya. Ibunya bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, kemampuannya hanya memasak. Beliau sering kali berganti-ganti pekerjaan demi menghidupi keluarganya. Kesehatannya pun mulai terganggu.

Calanthe yang sudah mulai mengerti dengan keadaan sang ibu berinisiatif untuk mencari pekerjaan. Saat itu usiannya masih 16 tahun, ia baru saja duduk dibangku sekolah menengah atas. Biaya sekolah untuk dirinya dan Carmelita tidaklah murah, belum lagi dengan biaya kebutuhan sehari-hari. Tertekan? Ya, Calanthe sangat merasakan bagaimana sulitnya hidup saat itu. Otaknya hanya mampu berpikir bahwa ia harus bekerja, menghasilkan uang, dan dapat membantu ibunya. Tidak peduli pekerjaan apa yang ia dapatkan asalkan bisa menghasilkan uang yang banyak.

Memalsukan usianya sendiri, Calanthe akhirnya bekerja di sebuah bar sebagai penyanyi yang dibayar perhari. Bayaran yang ia terima tidaklah sedikit, tak jarang juga ada beberapa pelanggan bar memberinya uang tambahan apabila ia menampilkan nyanyian yang bagus.
Bekerja di tempat semacam itu tentu tidaklah mudah. Ia terlanjur memalsukan usianya, tidak jarang ia mengalami 'pelecehan-pelecehan kecil'. Calanthe remaja yang terlalu memikirkan kelanjutan hidup keluarganya hanya bisa bersabar dan menahan emosinya saat itu.
Pekerjaan ini membuat Calanthe harus pulang tengah malam, ia berbohong pada ibunya dan mengatakan bahwa ia bekerja sebagai pelayan di kedai ramyeon.

Waktu terus berlalu, enam bulan ia bekerja sebagai penyanyi bar. Suatu malam ketika hendak pulang, ia 'diganggu' oleh beberapa lelaki tak dikenal. Ketakutan? Pasti. Calanthe menahan tangisnya saat itu dan terus berdoa. Tuhan mendengar doanya, seorang pria paruh baya datang menolongnya. Seorang yang ia panggil Paman Park.

Paman Park mengantarnya pulang, dan siapa sangka pria itu membantunya menemukan pekerjaan lain sebagai model remaja. Pekerjaan mudah dan menghasilkan uang yang cukup banyak.

Siapa sangka sosok penyelamat tersebut resmi menjadi ayahnya saat Calanthe berusia 17 tahun. Paman Park adalah seorang duda yang mempunyai satu orang anak laki-laki bernama Park Il Hoon yang saat itu masih berusia 7 tahun. Menurut apa yang diceritakan oleh Paman Park, sejak dilahirkan Il Hoon tidak pernah melihat ibunya, sosok tersebut kehilangan nyawanya saat melahirkan Il Hoon.
Calanthe menyayangi adik tirinya, kasih sayang yang ia berikan kepada Il Hoon sama besarnya dengan kasih sayang yang ia berikan pada Carmelita.

Paman Park yang sudah menjadi ayah tirinya, membuat kehidupan mereka lebih baik dari sebelumnya. Calanthe tidak lagi bekerja, ia bersekolah layaknya remaja seusianya hingga ia menemukan bakatnya di bidang mode dan desain. Berkat dukungan dari Paman Park dan ibunya, Calanthe berusaha keras untuk terus fokus pada bidang ini.

Lulus dari sekolah menengah, ia terbang ke Paris, Perancis untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Calanthe kuliah di The École supérieure des arts et techniques de la mode atau ESMOD, salah satu sekolah fashion ternama di Paris.

Ia berhasil menyelesaikan kuliahnya saat berusia 22 tahun. Saat itu Calanthe kembali ke Seoul, ke tempat dimana keluarganya tinggal. Sayangnya, ia tak bertemu dengan Carmelita karena sang adik memilih untuk sekolah di Singapura. Hanya ada Ibu, Paman Park, dan Il Hoon yang mulai menginjak usia remajanya.

Kondisi kesehatan Paman Park memburuk, beliau menderita kanker paru-paru. Ibu disibukkan dengan merawat Paman Park dan Calanthe mulai merancang perencanaan untuk bisnis fashionnya sambil memantau Il Hoon yang masih sekolah.
Sampai akhirnya saat Calanthe berusia 23 tahun, ayah tirinya dinyatakan meninggal dunia, dan sebulan kemudian disusul oleh kepergian sang ibu untuk selamanya karena siroris hati yang sudah lama di deritanya.

Tinggalah mereka tiga bersaudara. Hubungan Calanthe dan Carmelita tidak membaik, namun tidak juga dikatakan memburuk. Semenjak kepergian sang ibu, Carmelita sedikit demi sedikit mulai berubah. Mungkin juga karena usianya yang mulai beranjak dewasa, belum lagi ia tinggal sendirian di Singapura yang tentu saja melatih kemandiriannya.
Ilhoon juga mulai bertambah usianya, walau bagaimanapun adik bungsunya masih dibawah umur dan Calanthe harus menjadi walinya jika terjadi sesuatu.

Usia 24 tahun, Calanthe membuka butik miliknya sendiri dengan modal yang diberikan oleh ayah tirinya. Calanthe memberanikan dirinya untuk membuka bisnis sendiri dengan pemikiran, ia harus bisa mengolah uang yang ada menjadi berlipat ganda, dengan begitu ia tak perlu lagi memikirkan biaya hidup untuk dirinya dan adik adiknya.
Pakaian yang ia jual di butiknya merupakan hasil desain oleh dirinya sendiri, Calanthe memanfaatkan koneksinya saat menjadi model dulu untuk membantu promosi brand fashion miliknya. Terkadang, Calanthe sendiri lah yang menjadi model untuk tabloid fashion-nya.

Lama tak berjumpa sang adik perempuan, bohong jika Calanthe tak merindukan Carmelita. Ia pun berencana untuk memulai bisnisnya di Singapura. Selain karena memang negara itu berpotensi untuk menaikkan penjualannya, Calanthe sebenarnya ingin lebih dekat dengan sang adik dan lebih mudah untuk memantaunya. Seburuk apapun hubungan mereka, Carmelita tetaplah adiknya.

Ia menunggu waktu sampai Il Hoon lulus dari sekolah menengah pertama dan mengajak sang adik bungsu untuk ikut pindah ke Singapura begitu juga dengan kelanjutan pendidikannya.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.