Notes

[ @WM_Agnes97 ]

Lembar baru di bulan Mei kembali terbuka seiring semakin meningginya sang surya yang menghias langit cerah pagi hari ini. Selain hari baru telah dimulai, 4 Mei merupakan salah satu hari yang cukup dinanti seluruh warga Korea Selatan. Pre-vote pemilihan umum ke-19 berlangsung tepat hari ini, kampanye untuk mengajak setiap insan untuk datang ke tempat pemungutan suara sejak kemarin mulai rajin menghiasi layar kaca.

Agnes telah bersiap ke salah satu tempat pemungutan suara terdekat dari gedung asrama yang ia tempati. Ditemani oleh dua gadis lain, ia segera melangkahkan tungkainya beriringan dengan dua orang tersebut.

"Sudah dengar belum Sandeul B1A4 menjadi salah satu duta kampaye untuk hari ini?" Seru Kyungwon sambil melompat riang bak seekor kelinci. Agnes tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Bagaimana mungkin ia melewatkan berita idolanya. Sejak tadi pada Agnes bahkan rela menunda sarapan hanya untuk melihat sang suara emas B1A4 muncul di acara berita jam 7 pagi.

"Kampanye Beautiful Day kan? Sandeul oppa terlihat semakin lucu, jadi semakin rindu.." timpal Nayoung yang juga mengangguk. Mereka terus membicarakan beberapa duta lain yang menjadi wajah untuk mengajak seluruh warga untuk berbondong memberikan suara yang akan merubah masa depan Korea Selatan kedepannya. Dua artis cantik papan atas juga ditunjuk untuk meramaikan kampanye tersebut.

Walau tidak begitu mengerti bagaimana kinerja setiap para wakil rakyat dan penguasa di dalam gedung biru, seluruh warga berhak menyuarakan pendapat dan menyalurkan hak pilih yang menjadi hak dasar setiap warga di dalam suatu negara. Berkat salah satu acara hiburan yang gadis itu tonton beberapa waktu silam, mereka menjadi paham akan setiap kebijakan-kebijakan yang diambil para senator di gedung pemerintahan itu hanya untuk memenuhi kesejaterahan rakyatnya.

"Oh iya, sudah dengar proposal senat agar siswa yang berusia 18 tahun bisa ikut memilih?" Agnes kembali mencari tema untuk menemani perjalanan mereka menuju tempat tujuan. "Ah, yang kemarin ada di Infinity Challenge ya? Tentu, katanya usia memilih disini cukup telat dibandingkan dengan beberapa negara lain," jawab Kyungwon dengan semangat. "Semoga cepat resmi deh, supaya anak SMA sekarang bisa merasakan ambil andil untuk masa depan negaranya mereka sendiri," sambung sang sulung, Nayoung.

Asik berbincang sepanjang perjalanan, ketiga gadis tersebut sampai di sebuah gedung yang ditunjuk menjadi tempat pemilihan. Begitu ketiga diarahkan ke dalam sebuah aula besar, satu persatu dari mereka mengeluarkan tanda pengenal dan sebuah surat undangan yang akan ditukar dengan kertas suara. Agnes sendiri baru pertama kali memilih, sebelumnya ia hanya bisa menemani atau malah hanya mendengarkan cerita tentang tata cara pemilihan dari kakek dan neneknya.

Salah satu petugas disana kembali memberitahukan setiap langkah yang akan dilalui para peserta pre-voting yang tidak jauh berbeda dengan voting yang sesungguhnya. Pemilihan awal ini mungkin akan dijadikan acuan sebagai seberapa besarnya antusias para warga untuk memilih. Kebetulan tempat yang Agnes datangi cukup ramai. Ia ikut lega banyak melihat kaum muda yang datang meramaikan tempat ini. Setidaknya mereka bukanlah pemuda yang mengabaika perkembangan tempat tinggalnya.

Sesuai dengan urutan yang diterima, para pemilik suara dipanggil untuk diarahkan ke sebuah bilik tempat memilih. Hingga tiba saat nama Agnes dipanggil, gadis yang masih tidak akrab dengan nama lahirnya sendiri sempat dipanggil sebanyak dua kali. "Nona Jung Yena," seorang wanita muda mendekati Agnes sambil meminta nomer urutan yang Agnes terima. Tertawa malu, Agnes segera berdiri dan menyerahkan nomer tersebut seraya berjalan menuju bilik yang masih kosong.

Teringat akan pesan sang nenek, Agnes malah sibuk tertawa kecil saat membuka amplop dan lipatan kertas suara. Apa yang neneknya katakan memang benar. Di dalam bilik yang terbuka itu, tetap saja rasanya sangat sunyi dan sepi sehingga sang nenek enggan lama-lama berdiri di dalamnya. "Sekarang Agnes paham maksud nenek," monolognya pelan seraya menentukan pilihannya. Perlahan-lahan ia melipat kertas pilihannya dan memasukkan ke dalam amplop seperti sedia kala. Berjalan meninggalkan bilik 'sepi' dara yang berusia dua puluh tahun itu segera memasukkan kertas suara kedalam kotak besi yang tutup erat dan diamankan dengan sebuah gembok.

"Terimakasih telah memberikan suara anda untuk masa depan yang lebih baik," ujar petugas yang berjaga di dekat kotak suara. Agnes mengulurkan lengan kirinya yang mengepal, dengan sigap petugas tersebut mengangkat sebuah stempel dan diarahkan ke tangan sang gadis. Stempel dengan tinta merah tersebut menjadi tanda bahwa seorang warga telah menjalankan pre-voting.

Begitu kedua temannya selesai melakukan ritual yang sama, gadis-gadis itu tidak lupa berpose untuk mengabadikan saat dimana mereka menjadi warga negara yang baik karena telah memberikan suara di tempat pemilihan. Bantuan dari salah satu petugas yang berjaga di depan pintu aula mempermudah Agnes, Kyungwon dan Nayoung untuk berfoto bersama yang langsung Agnes unggah ke dalam situs media sosial miliknya.

"Oke selesai! Lucu kan?" Pamer Agnes setelah selesai memilih efek filter yang sesuai dengan seleranya. Kedua temannya menunjukkan ekspresi setuju, selera mereka memang cukup mirip dalam hal menghias selfie yang biasanya mereka ambil. https://twitter.com/WM_Agnes97/status/860404437193441280

Nayoung dan Kyungwon sepakat mencari keberadaan para duta kampanye Beautiful Day yang sebenarnya cukup jauh dari tempat ketiganya berada. Tapi keinginan fangirl memang tidak bisa dibendung kan? Sementara itu Agnes yang harus segera menuju gedung utama WM. Dalam perjalanannya kembali ke gedung agensinya, atensi sang gadis masih saja tertuju pada tangan kirinya <https://t.co/a8UPw00YTh>. Ada rasa bangga sendiri setelah ia memilih, semoga harapannya untuk tanah kelahirannya ini akan terkabul melalui pemilihan tahun ini.