Notes

1. Depresi Persistent
Depresi persisten atau yang lebih dikenal dengan Distimia (dysthymia) atau gangguan distimik (dysthymic disorder) adalah suatu kondisi kronis yang ditandai dengan gejala depresi yang terjadi hampir sepanjang hari, lebih banyak hari daripada tidak, setidaknya selama 2 tahun.
Gejala yang biasanya terjadi, seperti:
⚫Perubahan nafsu makan (tidak cukup makan atau makan berlebihan).
⚫Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit. ⚫Kekurangan energi, atau kelelahan.
⚫Tingkat percaya diri yang rendah.
⚫Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan dan merasa putus asa.
Ada beberapa faktor yg dapat mempengaruhi terjadinya distimia seperti faktor biologis, faktor genetik dan faktor psikososial.

2. Depresi Perinatal
Depresi Perinatal (periode 5 bulan sebelum dan satu bulan sesudah melahirkan) adalah kondisi dimana seorang ibu hamil mengalami gangguan kecemasan, memikirkan hal-hal mengerikan yang akan terjadi pada bayinya selama masa kehamilannya.
Gejala yang biasanya terjadi, seperti:
⚫Kesulitan tidur atau tidur yang berlebihan.
⚫Perubahan berat badan atau perubahan nafsu makan.
⚫Cepat ​​marah.
⚫Kelelahan konstan atau kekurangan energi.
⚫Kegelisahan atau perasaan melambat.
⚫Perilaku aneh.
⚫Berpikiran untuk menyakiti diri atau bunuh diri.
⚫Perasaan bersalah atau merasa tidak berharga.
Faktor pemicunya adalah peningkatan dalam kadar hormon dengan pesat selama kehamilan atau perubahan tingkat bahan kimia dalam otak yang mengatur suasana hati.

3. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah kondisi seseorang yang mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis,misalnya tiba-tiba menjadi sangat bahagia dari yang sebelumnya murung.
Adapun gejala yang sering terjadi, seperti:
⚫Kenaikan suasana hati secara signifikan sehingga menyebabkan penderita gangguan bipolar yang mengalaminya akan merasa sangat gembira dan bersemangat.
⚫Merasa sangat berenerjik dan merasa tidak lelah walau kurang tidur dan kurang makan.
⚫Bicara dengan cepat dan merasa punya banyak ide atau rencana-rencana yang rumit.
Beberapa berpendapat bahwa kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat pengontrol fungsi otak. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa gangguan bipolar berkaitan dengan faktor genetik (keturunan). Beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar adalah mengalami stres tingkat tinggi dan pengalaman traumatik.

4. Depresi Mayor
Gangguan depresi mayor adalah gangguan mental yang ditandai dengan setidaknya dua minggu mood rendah yang hadir di sebagian besar situasi. Hal ini sering disertai dengan rendah diri terus-menerus, kehilangan minat dalam kegiatan normal menyenangkan (anhedonia), dan semangat yang rendah.
Gejala yang biasanya terjadi, seperti:
⚫Kehilangan minat atau kesenangan.
⚫Berat badan atau keuntungan.
⚫Kesulitan mendapatkan tidur atau merasa mengantuk di siang hari.
⚫Perasaan menjadi mempercepat atau melambat.
⚫Menjadi lelah dan tanpa energi.
⚫Merasa tidak berharga atau bersalah.
⚫Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
⚫Pikiran bunuh diri.
Faktor penyebab Gangguan Depresi Mayor ini sendiri bisa jadi karena riwayat keluarga atau pribadi. Penyalahgunaan obat, penyakit kronis peristiwa kehidupan yang penuh stres (termasuk berkabung atau perceraian), trauma, perubahan besar dalam hidup seperti perubahan pekerjaan atau kesulitan keuangan, kekerasan dalam rumah tangga, dll.

5. Gangguan afektif musiman
Gangguan afektif musiman atau seasonal affective disorder (SAD) adalah jenis depresi yang terkait dengan perubahan musim – SAD dimulai dan berakhir pada sekitar waktu yang sama setiap tahun.
Dalam kondisi ini, gejala mungkin mulai ringan dan menjadi lebih parah saat musim berlangsung.