NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

(n.) Silahkan bawa perasaan ke tulisan saya. Tapi saya mohon jangan bawa perasaan ke penulisnya. (@huangztt)

--

"Huuu" Deru nafas lelaki berambut blonde dengan tatapan fokus pada satu titik. Lelaki itu mengambil jeda lalu menendang kuat bola yang ada di hadapannya.

"Dannn GOL! Charles Ozera berhasil mencetak gol terakhir!" Teriak seseorang di seberang

"Wooo, menang woi!" Teriak lelaki berpostur tubuh tinggi dan berambut blonde itu.

"Moroi menang!" Sahut lelaki lain yang berada di tengah lapangan.

"Moroi menang!"

Di sela suasana haru dan duka para pemain, tiba-tiba saja langit berubah drastis dan angin bertiup kuat. Pemeran utama pertandingan itu, Charles Ozera berbalik mencari tahu dari mana asal tiupan angin itu berasal. Rambut blondenya mengikut arah angin membuat matanya menyipit dan lengannya menyilang mencoba melindungi tatapannya.

"Ozera! Apa ini?" Tanya seorang pria gagah berpakaian wasit menepuk pundak Charles.

"I don't know Sir, haruskah kita cek?" Tawar Charles dibalas dengan anggukan dari lawan bicaranya.

"Amankan murid, bawa mereka kembali ke kastil" Ucap pria gagah itu di Walkie Talkienya.

"Ayo Sir!" Ucap Charles berlari lebih dulu dari lawan bicaranya.

"Dimitri!" Panggil wanita yang entah sejak kapan berada di belakang pria gagah bernama Dimitri itu.

"Miss Kirova" Ucap Dimitri terhenti langkahnya fokus pada wanita di hadapannya.

Sedangkan, remaja bernama Charles Ozera tidak sadar bahwa ia sedang berlari seorang diri ke arah kegaduhan itu.

"Sir?" Sadarnya berbalik dan mendapati tidak ada siapa-siapa di sekitarnya. Charles memandang sekelilingnya, ia memasuki hutan yang tidak jauh jaraknya dari lapangan tempat kompetisi sebelumnya.

Nekat, itu modal yang di miliki remaja berambut blonde bernama Charles Ozera. Ia hanya mengenakan kaos dan celana pendek bekas pertandingan bola tadi. Sedangkan, dia tak tahu apa yang akan dia hadapi.

"Mungkin hanya angin ribut biasa" Gumam Charles meyakinkan dirinya. Charles menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan memutuskan untuk kembali.

Belum melangkah, tidak jauh dari posisi Charles sekarang terdengar bunyi ranting pohon yang terinjak, bunyi deru nafas, dan bunyi aneh lainnya. Charles mensiagakan dirinya.

Samar, Charles melihat pergerakan mencurigakan dari balik pohon-pohon yang ada di hutan itu.
Charles diam dan mulai tegang, ia mundur beberapa langkah dari tempatnya.

"Jika aku benar.." Gumam Charles gemetar. Charles melihat tidak hanya satu, tapi banyak orang di balik Batang pohon rindang yang tak jauh dari posisinya. Mata mereka merah, taringnya tak bisa di sembunyikan, suara menggeram terdengar samar.
Strigoi.

Tanpa pikir panjang, Charles Ozera berlari berniat untuk kabur. Salah dari seorang strigoi yang mengamatinya mengejar dirinya.

"Arghhh" Ringis Charles pedih.

"Apa kabar, Ozera Junior?"

_#_#_#_

"Charles! Charles!"

"Apa dia baik-baik saja?"

Samar terdengar keributan di pendengaran seorang lelaki berambut blonde yang mulai siuman dari komanya.

"Hggghh" Desahnya merasa kurang nyaman dengan kondisi tubuhnya.

"Charles! Kau sadar!" Ucap gadis cantik yang setia duduk di sisi kanan lelaki berambut blonde, ia memegangi wajah lelaki berkulit eksotis yang tergeletak lemas di tempat tidur pasien rumah sakit itu.
Charles memegangi telapak tangan gadis cantik yang sedang mengelus lembut wajahnya, ia tersenyum.

"Sudah berapa lama kau disini?" Tanya Charles yang langsung duduk dan bersandar perlahan di bantalan tempat tidur pasien.

"Ehh jangan banyak gerak dulu"

"Jawab dulu pertanyaanku Alvira" Cetus Charles menepis telapak gadis bernama Alvira yang hendak merebahkan tubuhnya lagi.

"Baru saja. Mereka baru saja mengizinkanku masuk" Jawab Vira tak bisa menyembunyikan wajah kesalnya.

"Hm" Charles berdehem.

"Aku harus kembali ke asrama sekarang" Lanjut Charles yang tanpa perintah menyingkirkan selimut yang menyelimutinya, dan mencabut infus yang ada di lengannya.

"Kau gila? lenganmu baru saja disambung" Sahut Vira mencoba menahan perbuatan Charles.

"Charles Ozera" Suara berat terdengar dari pintu ruangan, mata pemilik nama teralihkan ke sumber suara.

"Selamat Siang, Sir Daniel" Sapa Vira tersenyum, Charles memandang seorang pria yang dengan julukan 'Sir' itu datar.

"Bagaimana perkembangan lenganmu Charles? Apa pertandingan dengan tangan kosong membuatmu puas?" Tanya Daniel yang masuk dan duduk di sofa yang ada di ruangan rawat inap milik Charles.

"Sangat melegakan, Sir" Jawab Charles singkat sambil mengusap lengannya yang masih di perban.

"Ozera! Apa kabarmu?" Tanya seorang lainnya yang baru saja masuk ke ruangan Charles.

"Miss Kirova" Sapa Charles tersenyum.

"Sudah lebih baik, Miss" Lanjutnya. Wanita bernama Kirova itu melirik orang lain yang ada di ruangan itu.

"Daniel! Syukurlah kau disini, lihatlah anak didik kesayanganmu ini, haruskah kita memberinya gelar 'Best Student'? Dia membuktikan Personal Protection sangatlah penting bagi kehidupan kita" Ucap Kirova memandang Daniel dan Charles bergantian.

"Lengannya lepas, Kirova" Sahut Daniel yang masih duduk tenang.

"Itulah yang di namakan usaha" Kirova tak mau kalah, ia memandang Daniel lalu tersenyum.

"Lupakan itu" Ucapnya tertahan.
"Apa kau kenal, siapa strigoi yang memutuskan lenganmu?" Tanya Kirova duduk di sisi Charles.

Charles menggelengkan kepalanya.
"Saya tidak mengingatnya, Miss" Jawab Charles singkat. Wajah Kirova berubah, menjadi dingin dan datar seperti kebanyakan vampire pada umumnya.

"Biarkan dia pulih dulu, Miss Kirova" Ucap Dimitri yang entah sejak kapan berada di depan pintu ruangan tersebut.

"Kita harus tau mengapa remaja kelas 4 ini di serang, Dimitri" Sahut Kirova.

"Menurutku, itu wajar saja, dia memasuki wilayah Strigoi yang lapar" Jawab Dimitri lagi, Miss Kirova mengangguk perlahan dan tersenyum.

"Tentu.. Charles, malam ini kau sudah boleh kembali ke asrama. Dan Daniel, ku harap kau bersedia untuk mengawasi Charles Ozera untuk sementara waktu" Putus Miss Kirova sambil mengelus rambut blonde Charles.

_#_#_#

"Aku muak mendengar percakapan mereka" Cetus Charles menggantung jaket di pundaknya.

"Siapa yang kau maksud?" Respon gadis yang sedang bersamanya sambil memainkan handphonenya.

"Mengawasiku. Cih, mereka pikir aku siapa" Desis Charles.

"Jawab dulu bang, malah ngomel sendiri dia" Ucap gadis bernama Giselle terdengar kesal.

"Itu, Kirova, Dimitri dan Daniel" Sahut Charles menatap Giselle sinis.

"Kau mengucapkan nama mereka seakan mereka adalah adik kelasmu" Ucap Giselle mendorong pundak Charles.

"Aku kesal Gie!" Charles berada dalam puncak kekesalannya.

"Kau seperti anak kecil, Bang" Komen Gie atau Giselle itu santai.

#_#_#_#

Charles Ozera. Satu dari sekian banyaknya murid St. Vladimir Academy. Ya, dia adalah Vampir, semua orang yang ada disekitarnya pun adalah Vampir. Remaja kelas 4 tersebut tergolong anak yang biasa-biasa saja. Ia tidak bernafsu untuk menjadi orang penting di Academynya mungkin layaknya anak zaman sekarang ia lebih ingin menjadi anak yang populer dan haus perhatian.

Minggu lalu, tragedi menimpa remaja berambut blonde tersebut. Lengannya putus akibat perbuatan Strigoi. Syukurnya lengannya sudah tersambung kembali. Mungkin, seorang Charles menganggap tragedi itu menghasilkan dampak positif. Ia bebas untuk tidak memasuki kelas sementara waktu. Itu adalah kebahagiaan yang tak ada tara.

#_#_#_#

"Apa kabar, Ozera Junior?"

Charles mengacak rambutnya frustasi. Ia melangkah dari sisi ke sisi kamar asramanya. Wajah pucat khas vampir nya terlihat kebingungan.

"Hhhh" Charles membuang nafasnya berat. Ada yang mengganggu pikirannya malam ini, matanya merah menggambarkan emosi yang sedang ia rasakan.

Charles meraba dan mengambil kotak rokok dari kantong celananya. Ia membakar ujung rokok itu dan mulai menghisapnya. Charles berjalan ke jendela kamar asramanya, ia duduk dan bersandar di jendela tersebut sambil merokok.

"Aku tidak dapat mengingatnya, Strigoi sialan!" Maki Charles kesal, ia tak dapat mengingat siapa Strigoi yang menyerangnya minggu lalu.

Handphone Charles yang berada di atas kasur bergetar, Charles meliriknya dan mencoba membaca jarak jauh siapa yang sedang menghubunginya, alisnya terangkat setelah mengetahui nama yang tertulis di layar handphonenya.
Charles berdiri dan meraih handphone miliknya, ia menghisap rokoknya sebelum menjawab panggilan itu.

"Halo Vir" Sapa Charles di awal.

"Lagi ngapain?"

"Tiduran dibawah selimut, badanku demam" Jawab Charles ringan sambil kembali menghisap rokoknya.

"Buang rokok yang ada di tangan kirimu itu sekarang"

Charles tersenyum di sela asap-asap yang keluar dari mulutnya, ia memadamkan rokok itu dan duduk di kasur.

"Kau tahu, untuk apa kau bertanya" Ucap Charles masih tersenyum.

"Kenapa kau tidak masuk kelas?"

"Malas sayang" Rengek Charles merebahkan dirinya di kasur.

"Ada yang ingin ku bicarakan denganmu"

"Katakan" Sahut Charles singkat.

"Nanti, tidak bisa seperti ini.. kita bertemu di Resto selepas kelas"

"NightClub" Potong Charles.

"Terserahlah"

"Kita bertemu di NightClub selepas kelas, semangat kelasnya sayang" Ucap Charles sebelum memutuskan sambungan telepon itu.

"Dia menjadi semakin agresif saja" Gumam Charles membuang handphonenya kesembarang arah. Ia mengambil buku yang ada di meja samping kasurnya dan mulai fokus membaca.

#_#_#_#

"Kalian bertengkar?" Tanya seorang lelaki berambut hitam yang berjalan sambil memandang Charles.

"Tidak" Jawab Charles singkat sambil memakai jaket kulitnya.

"Lantas?" Tanya lelaki itu lagi.

"Entahlah Bryant, mungkin Vira mendapat penglihatan lagi" Jelas Charles sambil kembali membakar ujung rokok dan menghisapnya.

"Dia sudah seperti cenayang" Sahut lelaki yang di ketahui bernama Bryant itu.

"Ada keuntungan dan kerugian memiliki seseorang dengan penglihatan seperti itu" Cetus Charles tanpa berhenti melangkah.

"Kau tidak merasa terganggu?" Tanya Bryant tak henti-hentinya penasaran dengan hubungan Charles.

"Dia membantuku untuk menjadi orang yang lebih baik" Jawab Charles lagi. Bryant berusaha keras menahan tawanya.

"Kau ikut ke NightClub?" Charles balik bertanya.

"Tidak, aku akan kembali ke asrama" Jawab Bryant berhenti dari langkahnya.

"Aku duluan yo" Lanjut Bryant, Charles menjawab dengan lambaian tangan dan berjalan melawan arah dengan Bryant.

"Dhampir yang kepo" Cetus Charles.

#_#_#_#

Sampai di NightClub, ia menginjak sisa rokoknya dan melangkah masuk. Charles dapat langsung melihat keberadaan Vira tidak jauh dari posisinya.

"Yo! Menunggu lama?" Tanya Charles duduk di hadapan Vira bergaya 'aegyo' andalannya.

"Tidak juga" Jawab Vira memfokuskan pandangannya pada Charles.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan?" Tanya Charles lagi.

"Katakan padaku, apa yang kau ingat tentang tragedi itu?" Vira balik bertanya kepada Charles.

"Kau bisa melihat ingatanku, dan kau masih bertanya?"
Vira membuang wajahnya.

"Tolong ceritakan saja" Jawab Vira tabah. Hening sesaat, Charles membuang nafas berat.

"Aku, melihat mereka di balik pohon, jumlahnya sangat banyak Vir, tak terhitung. Saat mereka sadar bahwa aku sadar, salah satu dari mereka mengejarku. Tapi, dia tidak langsung menyakitiku" Jelas Charles terputus.

"Lanjutkan" Pinta Vira penasaran.

".. 'Apa kabar, Ozera Junior?' dia mengatakan itu padaku, hanya sampai situ yang bisa ku ingat" Jelas Charles memegangi kepalanya.

"Apa maksudnya itu?" Vira terlihat kesal dengan 'ending' dari kisah Charles.

"Mana aku tahu" Sahut Charles singkat. Vira terlihat mengusap wajahnya mencoba menenangkan dirinya.

"Begini saja" Ucapnya tertahan.

"Satu hal yang pasti, kau harus lebih berhati-hati" Putus Vira menepuk wajah Charles. Charles hanya bersmirk, diam dan menatap Vira intens.

#_#_#_#

"Tidurlah sudah malam" Ucap Charles memeluk pundak Vira tanpa menghentikan langkah mereka masuk ke dalam asrama.

"Aku mungkin tidak bisa tidur" Sahut Vira memegangi kepalanya sakit.

"Sttt pikiranmu harus tenang, kekhawatiran berlebih dapat mempengaruhi penglihatanmu" Bujuk Charles mengelus lembut kepala Vira mencoba menenangkan kekasihnya itu. Vira mengangguk dan membuka pintu kamarnya.

"Good Night Vir" Ucap Charles sebelum Vira tersenyum dan menutup kembali pintu kamarnya.
Charles berbalik dan bernafas lega. Ia berjalan keluar meninggalkan 'room' milik Vira dan bersiul menikmati langkahnya.

#_#_#_#

Vira bersandar di belakang pintunya, matanya terpejam, merasakan perih dari kepalanya. Tak membuang waktu lama, Vira berdiri dan memutuskan untuk menyegarkan dirinya.

"Kenapa perasaanku sangat tidak enak" Eluhnya mengusap rambutnya dengan handuk sambil membuat secangkir teh.

Vira meminum tehnya sambil bersandar di kasur ukuran single-size miliknya.

Lama kelamaan, Vira merasa mengantuk. Ia mengasingkan cangkir teh miliknya dan mencoba tidur

.

.

Gelap.

Charles berada dalam tempat yang gelap, nafasnya tak teratur, wajahnya terlihat tegang.

Tak mau diam, Charles mulai berlari tanpa arah mencoba untuk menemukan jalan keluar. Charles terjatuh di sebuah lubang, anehnya dia jatuh ke lantai papan. Charles meringis kesakitan di lantai itu.

Charles seperti berada di dalam ruangan yang sangat asing, bilik itu tidak terawat. Sadar berada di tempat yang aneh, Charles mencoba berdiri. Tapi entah bagaimana kakinya sudah terantai, Charles kembali tegang dan heboh. Ia memukul dan menarik rantai yang ada di kakinya.

Sedangkan, di sudut ruangan. Sisi tergelap ruangan, mata merah menyala terlihat. Charles tidak menyadarinya. Sosok itu semakin mendekat dan pada akhirnya kaki panjang dari sosok itu menendang bahu Charles dan membuat Charles terhempas ke dinding.

Pergerakan sosok itu terhitung terlalu cepat. Saat ini, sosok yang ternyata adalah lelaki tampan bermata merah menyala itu sudah berada di atas Charles. Taringnya yang runcing mendekati leher Charles.

"Arghhh lepaskan!" Berontak Charles, sosok itu menghisap darah Charles sampai habis tak tersisa.
Mata Charles mulai kosong dan Charles tak sadarkan diri. Sosok itu tak juga berhenti melahap Charles, sadar diawasi monster itu berhenti dan menatap ke arah satu-satunya orang yang menyaksikan kejadian itu.
.
.

"CHARLES!" Teriak Vira terbangun dari tidurnya.

#_#_#_#

"A-YO! My Sissy!" Ucap Charles merangkul Gie tanpa aba-aba.

"Apa sih Bang" Gie mendorong tubuh Charles menjauh.

"Ngapain malam-malam gini masih keliaran dek?" Tanya Charles mengabaikan kerisihan Gie akibat di rangkul olehnya.

"Mau ngedugem" Jawab Gie ringan. Alis Charles tertaut, tanpa ragu ia menjewer telinga Giselle.

"Canda bang, canda.." Tahan Gie yang menepis tangan Charles dari telinganya.

"Mau latihan Baseball" Lanjut Gie kembali fokus mengikat tali sepatunya di taman kastil.

"Baseball?" Tanya Charles yang masih gagal paham.

"Vampire Baseball minggu ini Bang! Kok ngeselin sih" Jawab Gie dengan nada tinggi.

"Oh, ikut Baseball kamu?" Tanya Charles tak henti. Gie hanya mengangguk tak berniat mengeluarkan suaranya.

"Emang bisa?" Lanjut Charles dengan nada menyebabkan.

"Engga" Jawab Gie santai.

"Itu gunanya Latihan" Lanjut Gie berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Charles.

"Heh, malam-malam ke sana kaga bahaya apa?" Charles berteriak pada Gie yang sepertinya acuh tak acuh padanya.

"Yang lain sudah nunggu di sana" Jawab Gie membalas dengan nada yang sama.

"Nobody can't stop my Sissy!" Entah apa yang merasuki Charles ia berteriak seperti orang bodoh.

"I don't know him" Gie mempercepat langkahnya meninggalkan Charles di taman. Charles hanya bersmirk melihat kelakuan adiknya.

"Ozera?" Panggil seseorang yang tiba-tiba ada di belakang Charles. Merasa terpanggil, Charles berbalik dan seketika senyumnya padam.

"Aku dengar kau tidak ada menghadiri satu kelaspun sejak tragedi itu?" Tanya lawan bicara Charles yang ternyata adalah satu sekian banyak 'Sir' di academy itu, Sir Daniel. Charles menaikkan alisnya, ia tak bisa beralasan lagi kali ini.

"Benar, lengan yang di sambung memang perlu istirahat yang total" Lanjut Daniel memandang Charles tajam, Daniel mencek arlojinya sekilas dan kembali mengalihkan pandangannya ke Charles.

"Tapi, sepertinya akan baik-baik saja jika kau datang ke kelasku besok?" Charles memandang Daniel penuh kebencian. Daniel tak perduli dengan cara pandang Charles terhadapnya. Ia bersmirk dan menepuk pundak Charles.

"Ku tunggu kehadiranmu" Ucap Daniel sebelum melangkah pergi meninggalkan Charles sendiri. Charles memandang Daniel sampai Lelaki tampan bertubuh gagah itu menghilang dari pandangannya. Charles menghela nafasnya berat.

"Cih, sok ganteng banget itu Teacher" Maki Charles berdecih.

#_#_#_#

Charles duduk dan meletakkan ranselnya di meja kelasnya. Ia benar-benar datang ke kelas milik 'Sir' Daniel malam ini.

"Selamat malam" Sapa seorang yang baru datang di kelas tersebut.

"Malam, Sir" Balas murid-murid dalam kelas kecuali Charles. Daniel meletakkan mapnya di meja dan memandang keadaan kelas sesaat. Matanya terfokus pada Charles yang berada di ujung kelasnya, tanpa alasan smirk di wajahnya terbentuk.

"Selamat datang di kelas History Of Vampire"

"Hari ini, kita akan membahas tentang musuh abadi kita.. Strigoi" Buka Daniel yang langsung menciptakan kegaduhan di kelas.

"Strigoi, Strigoi adalah Vampire yang diciptakan, atau merupakan pilihan karena suatu sebab. Kita semua tau itu" Lanjut Daniel menulis kata 'Strigoi' di papan tulis kelas.

"Strigoi di beberapa pengertian diartikan sebagai Vampire jahat, roh yang bangkit dari kubur dan monster pemakan manusia Menurut mitologi Romania.."

"Ciri-cirinya, mereka tinggi, putih pucat dan pupil mata mereka merah. Mereka abadi dan tidak bisa mati." Daniel berjalan ke meja gurunya dan duduk di sana.

"Para Strigoi senang membunuh Moroi. Itulah sebab Klan Strigoi diasingkan dan dianggap berbahaya, sampai sini? Ada yang di tanyakan?" Tanya Daniel mencoba berinteraksi dengan murid. Salah seorang murid perempuan mengangkat tangannya, Daniel mengangguk dan menunjuk murid itu.

"Silahkan" Ucap Daniel.

"Apa alasan Strigoi membunuh Moroi, Sir? Apa mereka tidak membunuh Dhampir?" Tanya gadis itu. Daniel mengangguk dan kembali duduk di kursi gurunya.

"Dendam, mereka memiliki dendam kepada Klan Moroi, itu sebabnya mereka mengasingkan diri dan memburu Moroi. Tapi, tidak jika dikatakan mereka tidak membunuh dan memakan Dhampir" Jelas Daniel. Semua murid terlihat mencatat jawaban Daniel.

"Moroi dapat berubah menjadi Strigoi. Banyak penyebabnya. Masalah pribadi, stress, frustasi, paksaan dan lain-lain. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk meminum darah secara berlebihan, nafsu mengonsumsi darah yang abnormal dapat mengubah kita menjadi Strigoi" Lanjut Daniel yang tanpa alasan melirik Charles sambil bersmirk. Charles tak menyadarinya, ia sibuk mencoret-coret bukunya dengan kata-kata kasar.

"Mari kita mundur sedikit. Sekitar 17 tahun yang lalu, salah satu dari pemilik gelar 12 marga Moroi, memutuskan untuk mengubah dirinya menjadi salah satu monster ini" Info Daniel yang kembali berdiri dan mendekati kursi murid-muridnya.

"Ada yang tau?" Tanyanya memandang murid-murid vampire itu bergantian. Hening, tak ada yang mengangkat tangannya, tak ada yang menjawab.

"Tak ada yang tau?" Tanya Daniel memasang mimik kecewa.

"Christian Ozera" Ucapnya bersmrik dan memandang Charles. Saat dimana Daniel menyebut 'Ozera' Charles mengangkat wajahnya dan membalas tatapan tajam Daniel, adu tatappun terjadi.

#_#_#_#

Charles memasang ranselnya dan melangkah keluar kelas. Ia mengunyah permen karet, mencoba acuh tak acuh dengan hal yang terjadi tadi.

"Charles!" Teriak seseorang yang berlari berusaha menyamakan langkah dengan Charles. Charles berbalik.

"Vira" Ucap Charles sedikit terkejut dan memeluk Vira yang berhasil menyamakan langkah dengannya.
"Huhh syukurlah kau disini" Lanjut Vira membalas pelukan Charles.

"Ada apa ini?" Tanya Charles mengelus rambut Vira.

"Aku.. aku melihatmu dalam mimpiku, mimpi buruk. It.. itu tanda. Aku yakin itu bukan hanya sekedar bunga tidur" Jawab Vira terbata-bata, Charles menautkan alisnya.

"Tenang dulu.. tenang" Potong Charles mengelus rambut Vira, dan mengarahkannya untuk duduk di kursi terdekat yang ada di koridor. Vira menurut dan mengatur nafasnya.

"Katakan" Ucap Charles memastikan Vira sudah dapat mengatur dirinya.
"Aku melihat kematianmu di mimpiku, kau di makan, oleh Strigoi.. Aku tak tau siapa dia, wajahnya bercipratan darah, menyeramkan.. sangat menyeramkan" Jawab Vira memeluk tubuh Charles kuat. Charles membeku, ia menyerap pernyataan Vira yang sukses mengagetkannya.

"Aku harap kau jangan kemana-mana, jaga dirimu, jangan membahayakan dirimu, selalu bersamaku" Pinta Vira memukul-mukul punggung Charles, Charles mengangguk paham.

"Sttt sudah, semua akan baik-baik saja, percayalah padaku" Usaha Charles mendiamkan Vira yang mulai banjir air mata.

#_#_#_#

Charles sedang membaca buku di ruang tengah 'room'nya. Ia menghabiskan tiga jam hanya untuk membolak-balik halaman buku itu sambil meminum kopi yang diletakkannya di meja.

"Charles!" Tiba-tiba saja keheningan Charles hancur mendapati seorang lelaki berpipi chubby menerobos masuk ke 'room'nya. Mata Charles membulat kaget.

"Bagaimana kau bisa masuk?" Tanya Charles menatap lelaki bernama Bryant itu horror.

"Giselle menghilang saat latihan Baseball" Ucap Bryant tanpa menjawab pertanyaan Charles. Rasanya mata Charles ingin keluar dari kelopaknya. Charles berdiri dan menarik kerah Bryant.

"Apa maksudmu?!" Tanya Charles dengan nada tinggi.

"Dia menghilang saat dia izin beristirahat di tenda" Jelas Bryant.

"Tunjukkan aku dimana tempatnya" Ucap Charles melepaskan kerah Bryant. Bryant mengangguk dan berlari diikuti dengan Charles.

#_#_#_#

"Sudahkah kau laporkan ini ke Matrona Moroi?" Tanya Charles mengelus rumput di tengah halaman Baseball tengah malam itu. Bryant mengangguk cepat.

"Lebih dari itu, kami sudah melaporkannya ke Vice Headmaster" Jawab Bryant menggebu. Charles menarik rumput yang ia pegang dan berdiri, ia melirik Bryant dingin dengan tatapan datar.

"Daniel?" Tanya Charles lagi dengan dingin.

"Oh ayolah aku tau kau iri dengan kekerenan Sir Daniel, tapi ini bukan saatnya" Ucap Bryant. Mata Charles menyipit, ia membuang wajahnya.

"Ayo kita kembali ke kastil" Ajak Charles mengubah topik pembicaraan. Bryant memasang wajah kebingungan.

"Kau tidak berusaha mencarinya?" Tanya Bryant tidak percaya.

"Kita butuh bantuan, Bryant Parker" Jawab Charles singkat dan berjalan kembali ke kastil.

#_#_#_#

Seluruh murid diwajibkan kembali ke kastil, dan di larang untuk keluar dari kastil atas alasan apapun.

Kegiatan di luar kastil di hentikan untuk sementara.

Murid yang mengikuti kegiatan Vampire Baseball di harapkan dapat berkumpul di kantor utama.

Charles mendengarkan pengumuman yang diulang berkali-kali itu dengan diam. Ia mengepal tangannya, memikirkan sesuatu di benaknya.

Lama berdiam diri dalam keheningan. Charles mengganti pakaiannya, kali ini serba hitam. Ia menggapai robe yang ada di lemari dan memakainya. Sesaat, dia mengatur nafasnya, mencoba mencari ketenangan.

"Aku yakin dia dalangnya" Ucap Charles sambil memasang sarung tangan.

"Giselle, tunggu aku" Gumamnya sebelum membuka jendela kamarnya dan meloncat keluar dari sana.

| Flashback |

Charles berpisah dengan Bryant di koridor, ia memutuskan untuk kembali ke asrama. Charles membawa langkahnya santai, sendiri. Di koridor itu dia sendiri, entah kemana murid lainnya. Cahaya bulan menemani langkah Charles.

"Dia diculik?"

Charles mendengar suara tak jauh dari posisinya. Langkahnya terhenti, ia mencoba mencari sumber suara dan mencari tahu apa yang sedang sumber itu bicarakan.

Suara itu bersumber di lorong sebelah, Charles memutuskan untuk menguping nya dengan mendekat di dinding lorong.

"Saksi melihat Gie di culik oleh mereka"

"Culik? Apa gunanya mereka menculik Giselle?"

"Menurut Kirova itu pancingan, Gie akan di jadikan Sandra"

"Kalau begitu kegiatan academy akan di hentikan"

"Begitulah, mereka tidak diam. Daniel sudah pergi ke tempat di duga mereka menyembunyikan Giselle"

"Sendirian?"

"Ya, Dimitri sedang mengumpulkan orang, situasinya sangat tidak tepat, semua petarung sedang pergi menjalani ujian tatto, butuh waktu untuk mengabari mereka"

"Apa yang akan di lakukan mereka pada Giselle"

"Entahlah, Strigoi sialan"

Mata Charles membulat sempurna, akhir dari percakapan itu membuatnya shock. Charles berlari secepat mungkin kembali ke kamarnya.

|End Of Flashback|

"Charles!"

"Charles, buka pintunya" Ucap Vira yang dari tadi mengetuk dan mencoba mendobrak pintu kamar Charles.

"Ka Vira? Apa yang kau lakukan disini"

"Ah syukurlah ada kau disini" Lega Vira menghela nafas dan berjalan mendekati lelaki yang menegurnya.

"Ravi, kau Vice di room ini bukan? Bisa aku minta kunci kamar Charles?"

#_#_#_#

"Entah kenapa academy sangat mengandalkannya. Shit, dia hanya guru sejarah" Geram Charles tanpa menghentikan langkahnya memasuki hutan dimana ia sempat kehilangan lengan kirinya.

Charles diam merasakan ada kehadiran orang lain berjarak 500 meter dari dirinya. Matanya dapat menangkap seorang bermata merah menyala di balik Batang pohon yang tersusun beraturan. Sosok itu tidak berpotensi menyakitinya, Charles tau itu.

"Tunjukkan aku, dimana dia" Pinta Charles, Charles dapat melihat arti dari tatapan yang di perlihatkan sosok mengerikan di hadapannya. Strigoi tersebut menunjukkan dirinya dan berbalik, berjalan mendahului Charles. Tidak banyak berpikir, Charles mengikuti langkah Strigoi tanpa rasa takut sedikitpun.

#_#_#_#

Vira berhasil membuka pintu kamar Charles, ia mendorongnya kuat sampai hampir terjatuh. Wajah Vira pucat mengetahui Charles tidak ada dalam kamarnya. Vira berjalan mencek segala sisi kamar Charles.

"Dia meninggalkan handphonenya" Gumam Vira kecil melihat handphone milik Charles sedang di charger diatas kasur. Di samping Handphone itu ada buku yang biasa di baca Charles tiap waktu luang. Vira menggapai buku itu dan membaliknya mencoba mencari tahu buku apa itu. Di bagian cover depan tertulis 'OZERA' Marga milik Charles.

Vira mendudukkan dirinya di kasur, ia memeluk buku itu dan memejamkan matanya.

Vira dapat melihat kemana Charles pergi dengan hanya mengintip kenangan dari benda yang berharga bagi Charles.

Mata Vira terbuka dengan paksa, membuat empunya terengah-engah.

"Aku tidak paham dengan yang aku lihat" Gumam Vira khawatir.

"Hutan.. Charles menuju kehutan" Simpul Vira melepas buku tebal itu dan berlari meninggalkan ruangan itu.

#_#_#_#

Charles terus melangkah mengikuti Strigoi yang membimbingnya masuk semakin kedalam hutan terlarang itu. Sampai, Strigoi itu melirik Charles dan masuk ke rumah tua berbahan papan itu.

"Di dalam sana?" Gumam Charles paham dengan apa yang Strigoi tadi maksud.

"Charles!"

Mata Charles membulat mengenali suara yang menyebut namanya itu. Lantas ia berbalik memastikan ingatannya benar.

"Vira, Astaga apa yang kau lakukan di sini?!" Tanya Charles shock dan memegangi lengan Vira kuat.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Vira merasakan bagaimana Charles menekan tubuhnya.

"Kau yang sedang apa disini?!" Mereka saling bertanya dengan nada tinggi.

"Kau! Apa maksudmu masuk ke hutan sedalam ini?" Vira menekan pertanyaan terakhirnya, Charles memegangi kepalanya tak kuat, ia menyerah.

"Aku pergi menolong Gie, apalagi?!" Jawab Charles tidak kalah menekan.

"Apa kau sudah gila? Kau hanya siswa kelas 4, Gie hanya perlu kita serahkan ke pihak academy, mereka akan menyelamatkannya" Sahut Vira panjang menarik-narik kemeja Charles. Charles tetap diam dan memandang Vira datar.

"Charles dengarkan aku, Strigoi itu..."

"Kau tidak tahu apapun Vir! Kau tidak akan mengerti" Potong Charles menepis tangan Vira yang mencoba memeluknya.

Vira menatap Charles horror, baru pertama kali dia melihat Charles bersikap sekadar itu pada dirinya.

"TOLONG!"

Charles dan Vira sama-sama terfokus ke teriakan yang bersumber dari dalam rumah tua itu.

"Itu Gie" Gumam Charles, Charles melepaskan tangan Vira dari lengannya.

"Gie membutuhkanku Vir" Ucap Charles berlari cepat memasuki rumah itu.

"Charles! Tunggu aku!" Pinta Vira mencoba berlari menyusul Charles. Charles melangkah masuk dan tercengang sesaat, memandangi isi rumah yang sangat kosong itu.

"Char.." Panggil Vira terpotong kaget karena pintu rumah itu tiba-tiba saja terhempas menutup dengan sendirinya.

"Vir.." Panggil Charles berbalik dan mencoba membuka pintu itu. Sesekali ia menobrak memaksa membuat pintu itu terbuka.

"Vir, pintunya tidak bisa dibuka!" Teriak Charles dari dalam rumah.

"Kau baik-baik saja?" Lanjut Charles memastikan keadaan gadis di balik pintu.

"I'm okay" Jawab Vira singkat, Vira menatap pintu itu horror. Tak lama, ia tersadar dan menepuk pintu yang membuat jarak antara dirinya dan Charles itu kuat.

"Tunggu aku! Diam disitu, bersama kita selamatkan Giselle" Pinta Vira memelas.

"TOLONG! SIAPAPUN" Lagi, teriakan seorang Giselle terdengar sangat jelas di benak Charles di lantai atas rumah tua itu. Charles menengok keatas melihat ada sebuah bilik diatas sana, Charles terlihat berpikir dan mendekatkan dirinya ke pintu.

"Vir, aku tak bisa menunggu.." Ucap Charles singkat. Vira di sebrang sana gelagapan dengan ucapan Charles, ia mendorong terus-menerus pintu masuk rumah tua itu.

"Apa maksudmu? Tunggu aku.." Pinta Vira yang mulai meneteskan air mata setelah mendengar perkataan Charles.

"Gie tidak bisa menunggu" Lanjut Charles tenang menyentuh gagang pintu tersebut.

"Jangan tinggalkan aku.." Lirih Vira bersandar dan terduduk memegangi gagang pintu yang sama.

"Kau aman diluar sana, kembalilah ke kastil" Perintah Charles tenang. Vira di balik pintu itu sudah menangis sebisanya.

"Bagaimana dengan penglihatanku tentangmu.." Ucap Vira di tengah isakkannya.

"Disini tempatnya" Lanjut Vira memeluk kakinya. Charles mengangguk pasrah dan membiarkan matanya berkaca-kaca.

"Aku tau." Ucap Charles menunduk.

"Tapi, Gie adalah adikku, ini kewajibanku" Lanjut Charles tersenyum di perkataan terakhirnya.

"Aku sayang padamu Vir, terimakasih" Tutup Charles sebelum pergi menaiki anak tangga, meninggalkan Vira yang mengedor-ngedor pintu kuat dan isakan tangis yang menjadi.

#_#_#_#

Langkah Charles bertambah lambat semakin ia mendekati bilik yang ada di lantai dua tersebut. Ia mendengar jelas isakan tangis Gie di dalam ruangan itu.

Tangan Charles menggenggam gagang pintu bilik tersebut dan membukanya perlahan.

"Giselle.." Panggil Charles lembut, ia berhasil menemukan Gie adiknya di dalam ruangan itu. Charles tersenyum. Tapi tidak dengan Giselle. Wajahnya tegang dan bergeleng tak percaya.

"Abang?.. kenapa kau sendiri.. jangan.." Ucap Gie tidak karuan, Charles mengabaikan perkataan Gie dan melangkah masuk memegangi telapak tangan adiknya.

"Kau aman cantik, aku disini" Ucap Charles mengelus rambut Gie dan mencoba melepaskan tali yang mengikat lengan Gie.

Kaki mendarat di pinggang Charles. Tendangan itu sukses membuat Charles terhempas kuat ke dinding kayu. Membuat kamar itu tergoyang tidak stabil akibat gaya dari hempasan itu.

"Arghhh" Ringis Charles kesakitan memegangi Pinggangnya. Charles melirik siapa yang memiliki kekuatan seperti monster itu. Alisnya tertaut melirik sosok lelaki yang melihatnya rendah itu.

"Lemah sekali" Ucap sosok tinggi itu 'cool'. Sosok itu menaikkan poninya dan berjalan mendekati Charles.

Sosok tinggi bermata merah menyala itu menunjukkan dirinya, memamerkan paras tampan yang ia miliki. Charles mengusap darah di sudut bibirnya dan mencoba berdiri.

"Tunjukkan kemampuanmu" Ucap Strigoi tampan itu sebelum menarik robe Charles dan menendangnya lagi ke sudut lain ruangan. Gie satu-satunya saksi kejadian itu tidak kuat untuk mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya menangis dan menundukkan kepalanya tidak ingin melihat kejadian itu.

"Apa kau sudah memiliki kekasih Charles?" Tanya Strigoi tersebut menginjak kepala Charles kasar. Charles tidak bisa fokus dengan perkataan Strigoi itu, ia terlalu kesakitan dengan nyeri di akibat hempasan itu yang berdampak di seluruh tubuhnya.

Strigoi tersebut mencekik leher Charles dan mengangkatnya tinggi. Charles tidak bisa bernafas dan merasa sangat sesak. Ia mencoba memberontak dengan segala cara, tapi Strigoi itu bukan tandingannya.

"Kenapa kau tidak mewarisi wajah tampanku?" Tanya Strigoi itu lagi memandang wajah Charles jijik. Charles menangkap maksud dari pernyataan itu, ia menatap Strigoi itu tak percaya.

"Christian Ozera" Ucap Charles di sela nafasnya yang sesak. Strigoi yang ternyata bernama Christian itu bersmirk.

"Hello My Son" Sapa Chris lalu melempar kuat Charles ke sudut ruangan.

"Akhh" Ringis Charles yang mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Bagaimana SVA? Apa mereka mengurusmu dengan baik?" Chris mendirikan Charles yang masih kesakitan.

"Kurasa tidak" Lanjut Chris bersmrik di hadapan Charles.

"You talk too much.. Daddy" Sahut Charles mengambil tongkat besi dari sakunya dan hampir menancapkannya di tubuh Chris.

Chris menyadari itu dan menepis tangan Charles membuat tongkat besi itu terlepas dari genggaman kuat Charles.

Chris menggeram melihat Charles, ia mendekati leher Charles dan menancapkan taring runcingnya di leher jenjang anaknya itu.

"Jangan.. Charles!!" Teriak Gie melihat apa yang di lakukan Chris ke Charles.

"Arghhh" Ringis Charles kesakitan, Charles menutup matanya pasrah karena merasa tenaga di tubuhnya telah habis.

"Sejak lama aku ingin merasakan darah anakmu itu Ozera, berbagilah sedikit"

Christian Ozera terlempar jauh dari tubuh Charles karena tendangan dari seorang yang baru saja datang di ruangan itu.

"Sir Daniel.." Ucap Gie tersenyum lega, Daniel memandang Charles yang masih tergeletak lemah dan mengangkat kerah Charles.

"Ayolah anak banyak gaya, selemah inikah dirimu" Ucap Daniel menampar wajah Charles kuat. Gie kehabisan seribu kata melihat kejadian itu, ia membekap mulutnya tak percaya.

"Jauhkan tanganmu dari anakku, Salvatore!" Geram Christ yang entah sejak kapan sudah berdiri dan membalas tendangan straight dari Daniel.

Daniel menahan efek dari lemparan itu dengan mencakar kayu dinding bilik tersebut.

"Apa dia akan menjadi Strigoi sama seperti Ayah dan Kakeknya?" Tanya Daniel yang tidak memberikan waktu untuk Christ menjawab, ia menyerang Christ dengan brutal. Tapi, Christ adalah Strigoi dengan mudah ia menghindari serangan demi serangan yang di berikan Daniel.

Charles melirik Christ dan Daniel yang sedang berkelahi sengit, ia juga melirik Gie yang ketakutan. Charles mencoba berdiri dan berjalan kearah Giselle.

"Dengarkan aku, kau tidak akan aman jika pergi bersamaku.. kau harus keluar sendiri dari sini, di luar rumah ini ada Vira dan yang pasti bantuan dari academy akan datang, kau akan aman.. tinggalkan kami disini" Ucap Charles cepat sambil melepaskan simpul tali yang mengikat pergelangan tangan Gie juga kakinya. Ia menepuk pundak Gie dan mendorong gadis itu untuk pergi.

"Tapi Bang.." Ucap Gie menahan langkahnya di pintu.

"Cepat pergi!" Teriak Charles yang membuat Gie ketakutan dan menurut. Gie berlari pergi meninggalkan mereka bertiga di bilik itu.

"Arghhh" Charles berbalik mendengar ringisan kesakitan. Ia sudah menduga, Daniel gugur dalam perkelahian satu lawan satu itu.

"Kau terlalu banyak gaya, Daniel Salvatore" Ucap Christ menginjak kepala Daniel. Christ melangkahi Daniel dan mendekati Charles. Ia tersenyum licik memandang anak semata wayangnya itu.

"Aku disini sebagai Ayahmu Charles, dengarkan aku" Paksa Christ mencakar lengan Charles.

Charles gemetar merasakan lengannya yang serasa akan putus kembali, tangan sebelah Christ menepuk pundaknya.

"Pilihlah, menjadi raja di neraka atau menjadi pelayan di surga" Ucap Christ berbisik di telinga Charles. Charles terdiam. Bukannya takut, ia malah seperti mencerna perkataan Christ di benaknya.

Hening sesaat. Dimitri yang berhasil masuk melumpuhkan Christ dengan pukulan di belakang lehernya. Cakaran dan pegangan Christ pada Charles terlepas. Tidak lagi gemetaran, Charles melangkah mundur dengan ragu. Ia melihat sosok Strigoi yang ternyata adalah Ayahnya itu dengan tatapan abstrak, kaget, tegang, kasihan, ketakutan, semua menjadi satu.

Melihat ke segala sisi sudah ramai bantuan dari academy. Charles memegangi lengannya yang terluka akibat cakaran Christ dan memutuskan untuk keluar dari rumah itu.

"Charles! Kau tak apa?" Tanya Vira yang menyambut Charles saat keluar dari rumah itu.

"Tanganmu terluka" Lanjutnya khawatir. Charles tersenyum kecut.

"Tidak.. ini hanya luka biasa saja" Jawab Charles singkat. Charles melanjutkan langkahnya, mengabaikan Vira yang ada di hadapannya.

"Charles?" Tanya Vira keheranan, tanpa menghiraukan Vira Charles terus melangkah lurus menuju gadis berambut panjang itu.

"Giselle.." Panggilnya, membuat sang pemilik nama berbalik dan tak bisa menyembunyikan senyumnya.

"Abang" Ucapnya memeluk Charles erat, Charles tersenyum tulus dan mengelus rambut Gie lembut.

"Terimakasih bang.. aku bukan adik kandungmu tapi.. kau rela.." Ucap Gie terpotong oleh isakan tangis.

"Kandung tak kandung, kau adalah adikku" Ucap Charles menepuk punggung Gie mencoba menenangkan gadis manis itu.

Vira memandang Charles horror, seakan ada yang salah dengan kekasihnya itu. Charles sadar dengan pandangan Vira, tanpa berkata apapun ia menarik hidung Vira membuat empunya meringis kesakitan.

"Apa-apaan tatapanmu itu" Ucap Charles tertawa setelahnya. Vira mempoutkan bibirnya imut.

"Kau benar-benar menyeramkan, seperti bukan Charles yang ku kenal" Jelas Vira jujur, Charles tertawa mendengarnya.

"Aku hanya shock, terlalu banyak hal mengerikan di dalam" Respon Charles santai. Ia mulai tersenyum menampilkan sisi biasa pada dirinya. Gie melepas pelukan mereka dan menatap Charles.

"Gigitan itu.. apa tidak papa?" Tanya Gie melirik leher Charles. Charles menutupi lehernya dengan telapaknya dan tersenyum.

"Ini bukan apa-apa, kurasa aku akan mengobati tanganku lebih dulu" Jawab Charles memandang lengannya dan kembali menatap Giselle. Charles mencium kening Gie lembut dan mengacak rambutnya.

"Kau ini merepotkan" Ucap Charles tertawa ringan. Giselle terlihat kesal dan memukul pundak Charles berkali-kali.

"Kalian hanya akan saling menyakiti" Ucap Vira menjalan tengahi adik kakak itu.

#_#_#_#

"Well, Charles. Aku sedang memikirkan apa yang akan aku hadiahkan kepadamu" Ucap Kirova meminum segelas wine di ruangan rumah sakit itu.

"Gob saja cukup Miss" Sahut Charles cengingiran tak jelas.

"Tentu saja, kau sudah mendapatkan voucher 100.000 Gob dari dewan Academy.. maksudku disini adalah gelar atau hal semacamnya" Kirova meminum Wine nya, Mendengar itu Charles mengangguk paham dan sedikit ikut berpikir.

"Mungkin Kesatria St. Vladimir Academy, Miss?" Saran Charles sedikit menghayal. Alis Kirova terangkat.

"Jika memang ada gelar itu.. Sepertinya lebih cocok Dimitri dan Daniel yang memilikinya" Respon Kirova santai. Charles menyipitkan matanya mendengar nama seorang yang sangat tidak ia sukai.

"Bagaimana kalau Pangeran SVA?" Saran Kirova. Kirova berdiri dan memandang keluar kastil.

"Ya tentu saja, Kau akan mendapatkannya, biar aku panggil sekretaris" Lanjut Kirova tidak memberikan Charles kesempatan untuk berbicara dan langsung meninggalkan ruangan rumah sakit itu. Charles menghela nafasnya melihat tinggal Headmister Academynya tersebut.

Charles melirik meja kecil di sisi kanannya dan mendapati ada buku 'OZERA' yang sering ia baca. Tangan kanan Charles mengambil buku itu dan berpikir sejenak.

"Sir Dimitri.." Panggil Charles memandang Dimitri yang sedang membaca koran di ruangan yang sama.

"Hm?" Respon Dimitri.

"Dimana Christian berada?" Tanya Charles ringan. Dimitri melipat korannya dan mengarahkan pandangannya ke Charles.

"Anak itu sungguh cerdik dan kuat, ia berhasil melarikan diri dari tahanan seminggu lalu" Jawab Dimitri. Charles mengangguk paham dan kembali menatap cover buku itu.

#_#_#_#

2 Week Later

#_#_#_#

"Sungguh gelar yang keren.. Pangeran, dengan hanya menyelamatkan Adiknya" Kagum seorang yang sedang berjalan di lorong yang ramai. Bryant Parker.

"Dia hebat, tapi.." Ucap Vira yang sedang bersama Bryant saat itu. Bryant menaikkan alisnya bingung.

"Ada apa Vir?" Tanya Bryant penasaran.

"Kurasa aku dapat merasakan ada yang salah dari dirinya" Jawab Vira khawatir.

Diumumkan untuk seluruh murid agar berkumpul di Great Hall sekarang

Diulangi

Diumumkan untuk seluruh murid agar berkumpul di Great Hall sekarang

Dilarang memisahkan diri

Strigoi berhasil menerobos kawasan kastil

Kastil dalam keadaan siaga 1

Diumumkan untuk seluruh murid agar berkumpul di Great Hall sekarang

"Strigoi?" Tanya Vira tak percaya.

"Tunggu apa lagi ayo pergi" Ucap Bryant menarik Vira pergi.

'BOOM!!'

Suara ledakan yang amat besar berhasil menghancurkan lorong utama kastil. Daniel dan Dimitri sudah bercipratan darah di hampir seluruh tubuhnya. Lelaki berkulit putih pucat berdiri di atas lorong memandang Daniel dan Dimitri rendah.

"Kalian memang selalu payah" Ucapnya tak lama menghilang dari sana.

Langkah seorang berpakaian serba hitam bermata merah menyala dan menggunakan robe berwarna hitam terdengar jelas di sisi lorong yang jauh dari keributan.

"Pangeran SVA huh?" Ucap seorang berparas tampan dengan kulit putih pucat, Christian.

"Kau ingin memilikinya, Daddy?" Tanya seorang yang tak lain dan tak bukan adalah Charles. Christ tidak menjawabnya ia hanya tertawa dan meloncat turun dari bagian atas lorong terpencil itu.

"Pilihan yang tepat Charles, Selamat datang" Ucap Christ menepuk pundak putranya. Charles mengangguk.

"Apa tak apa?, kau kehilangan banyak Strigoi hanya untuk menjemputku" Ucap Charles melirik sisi lain kastil.

"Jangan pikirkan itu, mereka sangat mudah di temukan di Romania" Sahut Christ menepuk punggung Charles.

"Ayo pergi" Lanjut Christ berbalik. Charles mengangguk dan mengikuti langkah Christ meninggalkan kastil SVA.

END
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.