Notes

Rungu tengah menangkap dengung saxophone; penanda gilirannya telah tiba.

“Yeah I’m ready to shout out my life!” ucap sang adam ketika tengah melompat ke dalam ruangan dengan busana ala gadis muda di pedesaan. Evan menjeda sesaat lalu kembali keluar ruangan, “HORAAGGHH!!!” Ia melompat memasuki ruangan bak seorang Jackie Chan yang tengah melakukan aksinya lalu, membuat pose menopang pipi dengan salah satu kuasa. https://t.co/CBlFwDCSlB Hening, hanya ada juri yang terlihat tak lebih dari 5 orang di ruangan tersebut. Intro yang berbunyi pun sama saja seperti tingkah bocah awal tahun 20 ini, kurang jelas. Sudah dapat dipastikan bagaimana reaksi tiap insani yang melihatnya kali ini.


Musik berhenti sesaat, “Yo, Evan in da evaluation room. Now, listen.” Lantas terputar kembali usai Evan memperkenalkan diri.


“Iigeon narimyeon nalmada. Oneun nari aniya, insaengeun neonjena chainneun, boreumdari aniya,” Diletakkanlah mic di depan bilah bib
ir, memulai rap dengan gayanya sendiri yang cukup santai menikmati lagu. “Naneun beotyeonaessgo gihoereul nohji anhassji. Eonjenga hwakkeunhan i bami, got oljul arassji.” Evan berdiri tegak dengan sangat kaku, mengangguk-anggukkan kepala bagai menikmati lagu. Padahal ia sendiri belum mafhum akan melakukan apa sesaat lagi. https://t.co/IK4TiHVruq “Nareul silheohaneun gyemogateun aedeuri cham manha nan sanggwananhae saeroun deureseureul gajdanwa raebeul ttaeryeo baganwa!” Satu tarikan napas panjang dari sang adam menghantar rapnya bukan main. Sesekali ia angkat tangan ke atas dengan malu-malu selayaknya anak perawan yang tengah mengundang rungu pendengar turut hanyut pada flow yang ia bawakan. “Hiphop god mama! Yurigududo aninde, nae~ bare ttak maja, machi bumper car gateun hobakmacha.” Evan melangkah maju ke arah penguji lantas, melakukan kerlingan manja. “Naega ppak chimyeon, nine jeonbu golloga. 12siga jinado, neonen mosnaga.” Evan menggigit bibir bawah manja lalu menopang dagu di hadapan para penguji.


“Hwaryeohan ibamui PAAAARTY~” Sang teruna mengangkat tangan; membuka kaki lebar-lebar lantas menengadah. “AWW~ CINDERELLAH!!!” Ditepuknya meja penguji dengan keras lalu berbalik dan kembali ke tengah ruang.


“Uh uh come on,” dendangnya tanpa membalik badan ke depan. “I’m a symbol in the party, tonight.” Evan melebarkan kakinya membentuk posisi kuda-kuda. Ditolehkannya kepala pada para penguji lantas melakukan gerakan twerk menggoda. https://t.co/RsCIe1XHRc “Do dance, do dance, allbody do do do dance.” Entah kerasukan setan apa yang jelas, hilang sudah rasa malunnya. “I’m a symbol in the party, tonight.” Dilentingkannya frasa ‘symbol’ dengan lidah seduktif pada para penguji; personifikasi dari menggoda.

Ia menggaruk belakang rambutnya yang tak gatal. Dengan senyum yang terkesan kaku, Evan menatap para penguji dengan tatapan ‘cepatlah berakhir’. https://t.co/B8zAzpaFk5

“Namja raepeodeul sunwi maegineun kkokkomadeura jjom noljuraneun aeneun mujogeon nareul ppa ...” Evan mengangkat tangnnya ke atas, lalu menghentak-hentakkannya ke depan dengan sebuah senyum di bibir. “...ra nae byeolmyeong raephalttae choeso saida jal bwa yaedeura insaengeun dokgodaida.” Entah, rasa gugup yang sedari tadi hinggap di benak kini mulai beralih menjadi gerakan sang rapper yang tak bisa diam. “Seongmomaria like a monarija cheoreom nuguna alji i nunan bosaringabwa ip damulgo isseumyeon naega momsari naseo ttaeron mosdoen nomeul bomyeon momeul mot sarinabwa.” Kembali Evan melakukan gerak seadanya dengan menggerak-gerakan pinggang ‘ngebor’ bak penyanyi negeri sebrang seraya menatap penguji dengan tatapan tajam. https://t.co/UdJDuja6JZ “Nan amado hanbando chukguga anilkka jiseonggwa daesereul gyeombihange nanikka nae gwageoga nan bukkeureopji anha jigeum i mudaee gamsahamyeo oneureul gapsjige sanikka” Evan berucap seakan-akan kesal dengan semua yang telah ia perbuat. Terbukti dari tatapan ‘annoying’ yang ia lemparkan pada para juri. “Hiphop Cinderella ttwieowassji maenballo siryeonui kkeuteun eonjena seonggongui gisballo Hiphop Cinderella ttwieowassji maenballo siryeonui kkeute seon!” Lompatan demi lompatan ia lakukan, menambah kekesalan akan rap yang ia bawakan yang diakhiri dengan love sign dan teriakan lantang, “Aww! CINDERELLA!” teriaknya dengan memberikan fanservice aegyo /yang gagal/. https://t.co/wl48LDgoXL


Evan lelah. Dilepaskannya rambut palsu lantas menghapus gincu pada bibirnya dengan jantan. “Uh uh come on,” namun tetap saja, “I’m a symbol in the party, tonight.” Lagu dengan aura binal masih saja membuatnya harus melakukan twerk untuk bagian hook ini. “Mwo? ULANGI SEKALI LAGI?” Diarahkannya mikrofon pada para penguji agar mereka mengulang bagian ‘Cinderella’ dengan lantang mengikutinya. “Yo guys, do dance, do dance, allbody do do do dance.” Helaan napas tersengal pada tiap frasa. Rupanya rap memang melelahkan. Anggap saja ia perlu banyak berolahraga. “I’m a symbol in the party tonight. AYO ULANGI SEKALI LAGI, APA?” https://t.co/OJJF9vDkXk teriak Evan supaya para penguji mengelu-elukan frasa ‘Cinderella’ di tempat duduknya. “Do dance yeah guys, do dance, I’ll get ‘em bow into my twerking style yeah!” Sudah tidak peduli lagi dengan urat malu, Evan melakukan twerk dengan santai dan bersemangat.


“Igeon geunyang ppareugiman han raebi jeoldaero anya, maikeuui myeoksal butdeureo nae songarak daseosgaero marya!” Backsound yang berjalan santai menambah kesan tak terburu-buru dari sang tuan dengan memperjelas akhir kata tiap tiga ketuknya seraya menjentik-jentikkan jari ke depan, https://t.co/nsOhFQ2tS5 “Yeah my rhyme hurts. I’m a m’sochist. Gyeolgwareul mandeureo naessji yeoksa sogui han page tto RAP KING L-A badge.” Cukup lelah, kali ini sang adam kembali berkonsentrasi pada pelafalan lirik rap dengan tubuh yang tak banyak begerak dengan sesekali membelai rambut ke belakang mau pun mengusap keringat di bagian pelipis dengan punggung tangannya. “Naega dambaen anpyeodo i raep hananeun kkangpae ni gwireul saendeubaek ttudeuryeo paedeusi mak ttaeryeo neon naege banhaeseo chaja anigessji. What EVAN is it? check it!” Mengikuti onomatopeia dari beat dalam pikirannya yang berbunyi ‘Ba dumm, teret, ba dumm, tereret, si pria mencondongkan serta meliukkan tubuh seduktif . “CAUSE I’M A ... CINDERELLA!” Evan mengacungkan telunjuk ke depan; menunjuk entah siapa dengan asertif.

Satu aksi terakhir maka selesailah sudah, “Uh uh come on,” desahnya /gagal/ menggoda para penguji. Rasanya, ribuan kupu-kupu hendak menghambur dari abdomennya. “I’m a symbol in the party. Tonight.” Sang tuan mengacung-acungkan telunjuk menarik simpati penguji. https://t.co/v77Uc06hun “Do dance, do dance, allbody do do do dance.” Evan turun, lalu terduduk di tengah ruangan dengan kaki selonjoran. Suaranya lirih, dengan terselip sedikit napas yang memburu, “I’m a symbol in the party, tonight.” Jeda sesaat sembari mengatur napas yang terengah-engah, "EVAN CAPEK SODARA!" AAAAAKKKKK~" teriaknya diakhiri dengan tubuh yang jatuh tengkurap di tengah ruang.
https://t.co/Cg71DEosMh
-end-