Notes

Selamat malam Asher Sensei, Professor Ray dan Noir Sensei. Pada kesempatan kali ini, saya akan mempresentasikan TA saya yang berjudul 'Sistematika Presensi dan Permasalahannya di DurmstrangInPRP'.

Kita semua tahu bahwa presensi merupakan salah satu elemen penting yang tidak bisa dipisahkan begitu saja dalam setiap kegiatan suatu instansi. Tidak terkecuali dengan DSP.

Di DSP, data presensi memiliki beberapa fungsi, seperti sebagai data untuk pemberian reward kelas, sebagai salah satu syarat apakah seorang murid dapat mengikuti ujian kenaikan (OWL) atau ujian akhir (NEWT), dan sebagai salah satu tolak ukur dikeluarkannya Surat Peringatan atau Surat Drop Out pada suatu murid.

Namun ternyata, masih ada beberapa permasalahan dalam sistem presensi yang ada di DSP. Karena itulah saya membuat TA dengan tema ini dengan tujuan meninjau metode seperti apakah yang dirasa paling cocok untuk diterapkan dalam sistem presensi di DSP.

Di dalam pembahasan, saya merangkum sistem presensi yang ada di DSP menjadi 3 metode, yaitu :
1. Mengumpulkan melalui perwakilan
2. Pengajar langsung melakukan presensi sendiri
3. Data presensi dikumpulkan melalui perwakilan dan pengajar akan melakukan pendataan lagi di akhir kelas

Saya melakukan survei kepada dua belas orang murid DSP untuk mengetahui metode manakah yang mereka sukai. Ternyata 50% memilih metode ketiga atau metode di mana presensi dikumpulkan melalui perwakilan dan pengajar akan melakukan pendataan lagi di akhir kelas. Sedangkan 33% memilih pendataan kehadiran yang langsung dilakukan oleh pengajar. Dan 27% lainnya menyukai presensi melalui perwakilan asrama.

Lalu, bagaimana dengan kendala yang sering dirasakan oleh perwakilan asrama? Sayapun melakukan survei kepada delapan perwakilan asrama yang tidak asing dengan pengumpulan presensi. Menurut empat dari delapan perwakilan asrama, kendala yang mereka rasakan adalah murid-murid yang belum absen hingga batas waktu yang telah ditentukan. Sedangkan tiga orang menyatakan bahwa murid yang mengubah keterangan (hadir menjadi izin atau sebaliknya) menjadi kendalanya. Hanya satu orang memilih opsi lainnya dengan menuliskan keterangan semua, yang berarti kedua hal tersebut adalah kendalanya.

Kesimpulannya adalah metode ketiga di mana data presensi dikumpulkan melalui perwakilan dan pengajar akan melakukan pendataan lagi di akhir kelas merupakan metode lebih disukai dan dirasa paling tepat menurut murid-murid. Meskipun mereka mengakui bahwa metode ini lebih rumit karena harus melakukan absensi dua kali. Namun dengan metode ini, keakuratan data lebih tampak, di samping tidak adanya murid-murid yang hanya sekedar ‘titip absen’ saja.

Demikian presentasi Tugas Akhir saya. Terima kasih atas waktu dan perhatian yang Sensei dan Professor berikan.