Notes

Sejarah siren

Pada zaman ketika para Dewa Dewi Olympus masih gemar berpatroli di bumi, hiduplah 4 gadis yang bersaudara kandung dan yatim piatu. Zeus, Dewa dari segala Dewa, suami dari Dewi Aphrodite, tergiur pada kecantikan salah satu dari keempat gadis itu, si bungsu yang bernama Clarissa. Keempat gadis yang bersaudara kandung itu adalah siren yang masih berwujud manusia setengah burung dan mereka saling menyayangi dan melindungi satu sama lain.

Suatu malam, suara aneh terdengar dari kabin tempat Clarissa tidur. Suara api menyala terdengar dan ketiga kakaknya sontak terbangun dan terkejut melihat cabin Clarissa terbakar dan ada bulu harpy (monster yang menyerupai burung) disana. Tanpa pikir panjang, ketiganya segera melapor pada Dementer, suruhan Zeus yang bertugas mengawal dan menjaga mereka

Demi ketiga gadis itu, Dementer memberikan ekor duyung kepada mereka supaya mereka bisa mencari saudarinya itu. Ketiga gadis itu yaitu Roxanne, Chiselle dan Cytherea berpencar ke barat, timur, dan selatan Yunani untuk mencari Clarissa. Setelah pencarian berlangsung selama 12 hari, Clarissa tidak kunjung ditemukan dan karena lelah, Eselle dan kakak-kakaknya beristirahat di kerumunan batu karang yang ada di pesisir. Mereka menangis, merasa bahwa apa yang mereka lakukan selama ini adalah sia-sia. Mereka memutuskan untuk menghentikan pencarian.

Dementer murka mengetahui hal itu dan lalu mengutuk Ketiga gadis cantik itu dengan menjadikan wujud mereka sebagai manusia setengah ikan. Namun, Dementer memberikan mereka bakat yang luar biasa untuk bernyanyi, dan air mata yang sakti. Mereka hanya bisa menjadi manusia jika mengkonsumsi rumput laut emas yang langka. Wujud manusia tidak akan bertahan lama karena pada saat matahari tenggelam, bentuk tubuh mereka tidak dapat berubah lagi.

Dan sejak saat itu, terkenal sosok siren (nama pemberian dementer) yang adalah makhluk setengah ikan dan setengah manusia, selalu berkelamin wanita, dan pandai bernyanyi serta memiliki paras yang cantik jelita. Hingga sekarang, mereka dipercayai sebagai penyebab hilangnya para pelaut di tengah badai.

Budaya Siren
Siren tinggal dengan tentramnya di bawah laut Kerajaan Ghoundall, di dalam sebuah kerajaan bawah laut yang bernama Nympha Maris. Nympha Maris dikendalikan oleh seorang dewi kepercayaan Siren yang bernama Deseyuax. Dewi ini dipercayai sebagai pelindung dan penguasa Nympha Maris. Nympha Maris adalah istana yang asri dan berdiri megah dikelilingi banyak jenis tumbuhan laut yang langka. Setiap hari para Siren merawatnya.

Warna ekor siren biasanya berbeda beda, tergantung pada bulan saat lahir atau terbuatnya mereka. Secara global, Siren adalah makhluk perawat alam dan baik hati. Secara fisik mereka adalah wanita cantik dan seksi. Ketika menjadi manusia, mereka selalu terlihat feminin, rapi, dan mudah menjadi pusat perhatian.

Kebudayaan mereka yang paling mereka teguhkan adalah bagaimana mereka melakukan festival-festival dan ritual-ritual yang berhubungan dengan alam serta dalam hal pemujaan kepada sang dewi pelindung, Deseyuax. Terdapat pula satu malam dimana mereka bernyanyi sepanjang malam, menyajikan musik-musik yang disukai secara individual dan berpesta sepanjang malam di Nympa Maris.

Sehari-hari, Siren hanya memakan para plankton kecil dan ikan ikan kecil yang kebetulan lewat. Bila tidak ada, biasanya mereka berenang kepermukaan. Duduk dibatu karang lalu menyisir rambur mereka yang basah akibat terkena air laut. Tak lupa juga mereka bernyanyi. Ini merupakan salah satu trik yang mereka lakukan untuk menarik mangsa. Mangsa bisa berupa ikan berukuran kecil, sedang, atau juga manusia.

Lagu: song to the siren

On the floating, ship less oceans
I did all my best to smile
Till your singing eyes and fingers
Drew me loving to your isle
And you sang, "Sail to me
Sail to me, let me enfold you"
Here I am, here I am
Waiting to hold you
Did I dream you dreamed about me?
Were you here when I was full sail?
Now my foolish boat is leaning
Broken lovelorn on your rocks
For you sang, "Touch me not
Touch me not, come back tomorrow"
Ohh my heart, ohh my heart
Shies from the sorrow
Well, I'm as puzzled as a newborn child
I'm as riddled as the tide
Should I stand amid the breakers?
Or shall I lie with death my bride?

Hear me sing, "Swim to me
Swim to me, let me enfold you"
Here I am, here I am
Waiting to hold you