Notes

Apa yang biasanya dilakukan untuk mengatasi depresi atau stress?
- Mendengar musik, melakukan sesuatu yang menyenangkan, jalan-jalan ke pantai atau pegunungan, melakukan hobi atau sesuatu yang bisa melupakan stress, ibadah, tidur, makan, nonton, bermain, berteriak dan lain-lain.

***SELF INJURY***
atau yang biasanya disebut "self harm" merupakan kelainan psikologis di mana seseorang dengan sengaja melukai diri sendiri. Aktivitas self injury dapat berupa mengiris, menggores, melukai, membakar kulit, dan mememarkan tubuh.

# Apa penyebabnya?
- Self injury dilakukan sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri yang digunakan seseorang untuk mengatasi rasa sakit secara emosional, kekosongan diri, dan kesepian. Dan karena pelaku “menikmati” tindakan tersebut, maka self injury dilakukan secara berulang dan menyebabkan kecanduan.

# Tahapan Self Injury:
1. Self Injury ringan
adalah kelainan menyakiti diri sendiri namun masih dalam taraf yang wajar. Sebenarnya tanpa kita sadari kita juga sering melakukan self injury dalam kehidupan kita sehari-hari.
Contoh: diet, memencet jerawat, dan mengopek luka yang akan kering.

2. Self Injury sedang.
Pada tahap ini, sudah mulai tidak wajar tetapi masih dapat ditoleransi.
Contoh: meremas tangan, menampar pipi jika kesal, menarik rambut jika stress, mencubiti diri sendiri, dan membentur-benturkan kepala ke tembok.

3. Self Injury Berat.
Ini merupakan trauma psikologis yang amat berat. Self injury ini biasanya oleh depresi yang sangat berat.
Contoh: menyayat diri sendiri, melukai lengan, membakar diri, minum racun serangga, dan lainnya.

# Pemicu tindakan Self Injury:
1. Merasa putus asa dan tidak tahu ke mana harus mencari bantuan.
- Karena merasa tidak berdaya, dengan menyakiti diri sendiri seseorang merasa lebih terkontrol.
2. Perasaan marah yang tidak tertahankan.
- Karena membuat seseorang berpikir dgn melukai diri dapat mengurangi ketegangan yang dirasakan.
3. Perasaan bersalah atau malu yang tidak tertahankan.
- Menyakiti diri sendiri menjadi cara untuk menghukum diri sendiri.
4. Merasa terpisah antara dunia dan tubuhnya.
- Seperti halnya orang yang hidup tanpa ada jiwa yang menemani raganya.

Menyakiti diri sendiri bisa menjadi cara untuk mengatasi pengalaman menyedihkan seperti trauma atau pelecehan serta menghindari rasa sakit ketika mengingat pengalaman tersebut. Karenanya, kita tidak boleh seenaknya menilai orang yang senang melukai diri sendiri yang sering dianggap untuk kesenangan semata.

# Tipe-tipe Self Injury
1. Major Self Mutilation
Merupakan tindakan melukai diri yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, di mana kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki seperti semula.

2. Streotypic Self Injury.
Tipe ini bersifat berulang. Penderita tipe ini memiliki kelainan syaraf seperti autisme atau sindrom abnormal lainnya.
Contohnya: mengiris tangan, membenturkan kepala, membuat lebam.

3. Superficial Self Mutilation.
adalah tipe yang paling banyak dilakukan. Yerbagi lagi menjadi 3 subtipe, antara lain:
a. Kompulsif : biasanya dilakukan secara berulang untuk mengurangi kecemasan
b. Repetitif : sudah dianggap sebagai bagian yang krusial dalam kepribadian pelaku
c. Episodik : lebih kepada episode dimana self-injury bermanifestasi pada waktu-waktu tertentu.

Self injury dilakukan untuk melepaskan emosi yang tidak dapat diungkapkan. Melukai diri dilakukan untuk mengurangi ketegangan, euforia, kemarahan, depresi, kesepian, kehilangan, dan memuaskan keinginan untuk menghukum diri sendiri. Penderita merasa tenang dan “nyaman” setelah menyakiti diri.

# Untuk menolong penderita self injury, adalah dengan menjadi tempat berkeluh kesah, mendegarkan cerita mereka dan membantu masalah yang mereka hadapi.

# Untuk mengatasi kebiasaan melukai diri, dibutuhkan bantuan terapis atau professional.



(701)