Notes

[AT3-171]

Skating
-plot on-

Steac awalnya sedang memecahkan berbagai clue yang dipenuhi sandi, yang entah disusun perkata atau perhuruf. Ia lumayan stress dengan semua itu, jadi ia memilih untuk mengamati lumut yang populasinya makin menyeruak di dekat lapangan, ketika ia menemukan salah satu lumut yang seperti membuat sebuah jalan. Steac mengikutinya-dan langsung tahu kalau lumut tersebut mengarah ke lapangan. Mungkin Sir Jepp sengaja membuatnya-batinnya begitu. Lapangan masih didepan, tetapi hawa dingin langsung membungkusnya, ia terus berjalan sampai tungkainya berhenti. Lapangan olahraga berubah menjadi sebuah pulau es. Ia berpikir seusai bermain skate atau belajar skate saat pelajaran sport minggu lalu pulau es akan menghilang begitu saja.

"Masih ada rupanya" Katanya pada diri sendiri sambil melirik kiri-kanan, kalau-kalau bukan hanya dirinya-demigod yang berdiri di depan es. Ia membalikan tubuhnya, lalu berlari dengan kencang menuju kabinnya yang bernomor enam, sambil berpikir kalau berlari berarti memindahkan berat badan tubuh kedepan-ia mempercepat lajunya. Lalu menjeblak pintu, lalu kembali berlari mengambil sepatu skate berwarna hitam kesukaannya. Kemudian berbalik lari dan tak lupa menutup pintu yang lebih mirip dengan bantingan pintu.

Napasnya tak mau santai walaupun ia sudah di depan es, dan memakai sepatu skatenya sekarang, sambil menumbuk lumut yang tadi. Sepatu terpasang dan ia mulai berjalan memasuki es-berhati-hati kalau tubuhnya oleng atau mau jatuh. Ia berseluncur mengelilingi lapangan selama berkali-kali.

"Skate ya" gumamnya "Schake dari Jerman Kuno" sambungnya mengingat pelajaran kemarin.

"Dulu kan sepatu ini dibuat dari tulang kering rusa kutub, mau kuda atau yang lain juga tidak apa-apa. Lalu ditempelkan dibawah sol sepatu kulit atau sepatu kets juga tidak apa-apa" Ujarnya pada diri sendiri menghilangkan rasa bosan yang agaknya mulai mendekat.

" Tulangnya dilubangi lalu diikat. Padahal ini awalnya digunakan untuk berburu di Finlandia sekitar 17 abad yang lalu. Tapi untung saja, kami tidak perlu repot-repot untuk memburu binatang dulu baru bisa membuat spatu skate. Orang Belanda malah menggantinya dengan kayu dengan dasar sepatu dari besi-tapi memakai tongkat juga. Itu terjadi sektiar 14 abad yang lalu." Katanya lagi sambil melihat kearah sepatu skatenya, kini sambil mencoba gerakan berputar lalu mengingat kalau sampai ia terjatuh jangan menjulurkan jari tangan.

"Jangan julurkan jari tangan, atau aku mau setiap makan nanti disuapi terus, setiap membuka buku menggunakan mulut." Gumamnya sambil tetap mengulang di dalam hati

" Tetapi, ada untungnya juga aku terlahir pada zaman ini. Kalau terlalu cepat sedikit saja maka skate yang kupakai sekarang ini bukannya untuk bersenang-senang, tetapi sebagai transportasi juga. Mengenai balapan-tidak aku tidak pernah terpikir. Transportasi untuk pekerja kanal di Belanda lagi tentu saja, dan itu terjadi saat abad 12. Sekarang abad 20 untung saja."

"Bagaimana bisa, menggunakan skate sebagai mencari nafkah juga." Tambahnya dalam hati. Dan kini ia betulan nekat ingin mencoba gerakan berputar-nyerah untuk lompatan toe pick yang sebenarnya diciptakan karena Haines-atlet amerika yang menambahkan gerigi depan saja

"Oh,sebut saja spatu skatenya berevolusi." Ia membuat pernyataan sendiri sambil mengambil ancang-ancang berputar.
"Evolusi berlanjut ke pisau skating yang berbahan dasar logam dengan plat sol dan tumit yang dapat disambungkan pada sepatu bot diciptakan oleh err atlet Amerika si Haines aku lupa, intinya pada tahun 1865"

Steac mulai berputar, satu kali dan putarannya berhasil-walaupun pada bagian awalnya sedikit bergetar dan tidak seimbang. Masuk putaran kedua, keseimbangannya agaknya kurang. Ia miring ke kanan dan kekiri. Sampai akhirnya ia tidak bisa mengendalikannya lalu jatuh menumbuk es.

"Aduh! Kalau begini aku harus banyak latihan" gumamnya sambil tetap bangkit, lalu berseluncur pelan mengitari lapangan es, yang entah kapan mencair.
"Ketika liburan nanti, akan kuusulkan kepada ayah untuk bermain skating saja. Lagipula, tidak ada lokasi khusus untuk bermain skate kalau musim dingin. Bisa saja di sungai, danau, atau kolam renang mungkin" Ujarnya acuh
"Tidak harus di Glaciarium kan. Lagipula letaknya jauh-di Inggris, omong-omong itu dibuka oleh John Gamgee kalau tidak salah" ujarnya pada diri sendiri.

Ia berskate terus-terusan sambil mengamati garis di depannya hasil gesekan pisau skate diatas es saat ia berseluncur sebelumnya. Kalau ia bisa menguasai skate berarti keren juga, ia bisa mempelajari olahraga es yang lain lebih ringan daripada pemula. Seperti hoki es, atau seluncur indah yang diselenggarakan oleh ISU-sebutan di dunia mortal untuk lembaganya, sudah ada sejak tahun 1892. Ia juga bisa berdansa diatas es. Kalau-kalau saja perkemahan menyelenggarakan tentunya- pikirnya sambil terus berskate membentuk pola-pola aneh pada garis diatas esnya.

Setelah ia tersadar, langit sudah mulai gelap dan ia harus cepat-cepat kembali ke kabin untuk membersihkan dirinya dan kemudian makan malam. Ia berseluncur lurus, dan kemudian menepi-menanggalkan sepatu skatenya, lalu berjalan ke arah kabin, sambil mengayunkan sepatunya.