Notes

ㅡ Spring, many years ago

Ia masih menginjak bangku sekolah tingkat menengah. Lahir dalam keluarga yang baik-baik saja menorehkan kesan yang cukup bahagia. Semuanya baik-baik saja, keluarga, sekolah, dan kehidupannya.

Seperti kebanyakan orang, ia pergi setiap pagi, beraktivitas dengan jadwal yang selalu dilakukan, dan mengakhiri hari dengan beristirahat.

Suatu hari, sekitar beberapa menit sebelum jam makan malam. Aelf diminta ibunya untuk pergi ke supermarket terdekat untuk membeli bahan makanan cepat saji tambahan untuk makan malam. Untungnya, jarak antara supermarket sangat dekat dengan rumahnya saat itu. Sesampainya di sana, ia segera membeli pesanan ibunya.

Peristiwa aneh terjadi, ketika ia ingin mengambil salah satu kaleng jamur–mengejutkan sekali, kaleng-kaleng di sekitarnya jatuh satu persatu. Penjaga supermarket kemudian memarahinya, tapi tentu saja itu bukan kesalahannya sehingga ia menolak dengan tegas.

"Aku katakan berkali-kali, aku hanya mengambil satu! Kaleng-kaleng yang jatuh bukan aku penyebabnya!"

Alasan yang sebenarnya benar sesuai kenyataan namun sayangnya, tidak ada yang percaya padanya. Sebuah ide muncul dibenak gadis itu lalu ia lontarkan begitu saja, yaitu untuk melihat lewat CCTV.

Ia dibawa ke tempat penayangan CCTV seluruh area supermarket. Salah satu layar menunjukkan bagian dimana kejadian berlangsung lalu petugas pengawas segera menayangkan ulang kejadian beberapa menit sebelumnya.

Penayangan dimulai. Beberapa saksi, Aelf, dan banyak orang bersangkutan mengamati video itu dengan seksama. Alangkah terkejutnya mereka saat melihat bayangan sesuatu yang raksasa menarik tangannya dan menjatuhkan kaleng-kaleng itu. Bayangan hitam misterius nampak nyata dan hanya dapat dilihat lewat CCTV lalu menghilang tepat di samping Aelf yang terlihat sedang berdiri memandang keterkejutan. Aelf terbukti tak bersalah dan tidak dituntuk untuk mengganti kerugian.

Setelah kejadian malam itu, ada banyak kejadian lain yang membuat Aelf bingung. Peristiwa-peristiwa yang tidak dapat dipikirkan secara logika terus saja menghantuinya. Kejadian itu semua tentu saja mengganggunya. Penasaran akan apa yang terjadi, ia pun berkonsultasi pada ahli Supernatural.

Seorang ahli supernatural yang ia datangi mengatakan, ia telah digigit oleh sebuah demon yang menyebabkan ia terus didatangi makhluk halus lainnya. Setelah mengetahui fakta kecil yang mengejutkan itu, Aelf memilih untuk tidak mencari tahu lebih jauh.

Rupanya, keputusannya itu kurang tepat. Gangguan hantu semakin parah–