NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

karena sepertinya mereka semua dipanggil untuk berkumpul, entah dimana.

Theo mulai seperti mengintrogasi sang robot, dimulai dari Ia bertanya tempat apa ini, nama robot itu, bagaimana Ia bisa ada disini, dan masih banyak lagi. Sekitar 30 menit lamanya waktu yang mereka berdua habiskan untuk saling mengetahui satu sama lain. Robot itu menolehkan kepalanya yang bisa berputar seperti mata Mad Eye ke arah belakang tepat kepada satu titik yaitu titik dimana seorang wanita berambut panjang berdiri dengan tongkat sihirnya yang Ia pegang pada tangan sebelah kanan. Sepertinya wanita itu memanggil robot kecil yang sedang berbicara dengan Theo. Sebelum robot itu pergi meninggalkan Theo sendirian ditempat yang tidak Ia kenali, robot itu sempat mengajak Theo ikut bersamanya. Kemana? Mungkin mereka akan menuju ke sebuah gedung tinggi besar dengan banyak orang didalamnya. Bermaksut mengiyakan, Theo membiarkan dirinya ikut bersama sang robot. Bahkan wanita yang tadinya sedikit menyipitkan mata untuk Theo sekarang menjadi biasa saja, seperti sudah kenal Theo sejak lama.

“Eh, Dia siapa? Apakah Ibumu?”

Langkah kaki pemuda itu masih berjalan menyusuri jalanan setapak yang diselimuti oleh beberapa intan permata lagi? Iya, pasir yang ada disini seperti terbuat dari intan permata, orang yang terbiasa tinggal disini bahkan hanya menganggap itu pasir biasa dan tak berharga.

Robot yang mendengar pertanyaan Theo tadi hanya terdiam, rupanya Ia masih fokus berjalan menggerakkan keempat roda mainannya. Theo bahkan sempat lupa jika Ia sedang bertanya, sampai-sampai Ia berhenti mendadak karena robot kecil itu juga berhenti tepat didepan salah satu gedung besar, megah, mewah dan tentu saja luas.

[ Great Hall - at 6.36 PM ]

Ramai, sangat ramai sampai Theo tidak bisa berhenti memandangi lautan manusia dengan berbagai macam syall berwarna merah, biru, kuning dan juga hijau. Ia tampak mengenali syall yang sedang mereka semua gunakan.

“Gryffindor..”

Sebelum meneruskan kata-katanya, sang robot sedikit berbicara dengan kaku kepada Theo yang kali ini seperti terkesima dengan apa yang Ia lihat.

“Asramamu? Ayo mencari tempat duduk, sebentar lagi mereka akan datang.”

Theo sedikit kaget mendengar suara robot yang mirip seperti suara salah satu temannya, jadi robot itu sebenarnya tidak tuna wicara kan? Tentu saja tidak, robot itu hanya bicara seperlunya saja.

Pemuda bermata cokelat itu kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti akibat terlalu lama memandangi isi ruangan, mereka berdua duduk disalah satu kursi berlapis emas yang berdiri dengan kokoh didekat sebuah topi.

“Apakah itu Topi Sorhat?”

Pertanyaan yang seharusnya tidak perlu dijawab lagi, namun sang robot sedang berbaik hati menjelaskan semuanya kepada pemuda polos itu.

“Ya! Dia yang pernah memasukkanmu kedalam asrama merah itu.”

“Ba-Bagaimana Kau bisa..”

“Itu hal mudah bagiku, lihatlah.”

Robot kecil itu mengeluarkan tangan logamnya, tepat pada tempat dimana biasanya Theo memakai jam tangan. Tangan kanan sebelah kiri robot itu kini bisa berubah menjadi sebuah layar yang menampilkan beberapa gambar menarik. Bahkan gambar ketika Theo tertelan angin musim dingin ada didalam sana, hebat sekali. Bukan hanya itu, sekarang muncul beberapa gambar dimana Theo dan seorang wanita sedang menghirup udara segar, nampak sebuah gedung raksasa berlapis emas putih yang tepat berada dibelakang Theo dan wanita itu.

“Ap-Apa ini ..”

Refleks pemuda itu bertanya dengan rasa penasaran, karena sepertinya wanita yang ada difoto itu tidak asing bagi kedua mata cokelatnya.

“Dia pasanganmu ketika kalian sudah dewasa, lihatlah nanti. Sekarang saatnya memberikan sambutan bagi mereka.”

Mendengar jawaban yang terang-terangan dari sang robot, Theo hanya diam memandangi sang topi didepannya bernyanyi. Ternyata memang benar, itu adalah topi sorhat yang usianya sudah entah berapa ratus tahun. Pemuda itu sempat menyipitkan kedua matanya ketika melihat sebuah benda aneh yang dapat memunculkan gambar asrama bagi siapa saja yang berdiri diatas benda mirip timbangan tersebut.

“Keren sekali.. Tetapi kenapa disekolahku tidak ada benda seperti itu, hmm.”

“Tentu saja! Ini masa depan, tidak mungkin benda seperti itu ada disekolah yang kau tempati.”

Sontak perkataan robot itu membuat Theo tersedak sebuah cokelat warna warni, maksudnya apa? Masa apa? Sekali lagi, Theo ingin mengetahui maksud dari perkataan robot itu. Namun tak sempat hal itu Ia ketahui lebih dalam, karena sang robot sepertinya sibuk untuk membantu gerombolan anak menempati asramanya masing-masing.

“Jadi sekarang Aku di masa.. Depan..”

Bagaimana bisa Theo tidak menyadarinya, bahkan butiran pasir intan yang Ia perhatikan tadi sudah menjadi salah satu dari perbedaan tempat yang pernah Ia kunjungi beberapa saat yang lalu.

“Tapi bagaimana bisa Aku sampai kesini, bahkan ketika Aku ingin pulang kembali ke masa dimana Aku sedang duduk manis meminum segelas teh buatan Madam Puddifoot. Aku ingin pulang..”

Sebuah tangan milik orang yang tidak Ia kenali mendarat dipundak kanan pemuda itu, kaget, bahkan Ia sama sekali tidak mengenali orang aneh yang ada disini kecuali robot kecil yang memang sudah menemani Theo sedari tadi.

“Apa Kau tidak tertarik berjalan-jalan ditempat ini? Kau bisa mengajak Bubble bila Kau mau.”

Disaat Theo hendak menoleh dan bermaksud menyapa seseorang yang sedang berbicara padanya, tangan yang sempat mendarat disalah satu pundak pemuda itu berubah menjadi beberapa lembar kertas berwarna emas, sangat mengkilap, tetapi ini tentu saja bukan kertas biasa.

Akhirnya setelah dibuat menunggu beberapa lama, robot itu muncul dan duduk didekat Theo. Karena rasa penasaran yang sangat tinggi dan tidak dapat dibendung lagi, Theo menanyakan tentang kertas mengkilap yang sekarang Ia pegang.

“Oh, itu sebuah kartu. Mari berbelanja sedikit makanan, Kau mau makan dimana? Hogsmeade? Atau minum secangkir teh bergula emas?”

Robot itu menawarkan sebuah perkataan menarik kepada Theo yang memang sedang lapar akibat lama menunggu.

“Tetapi Aku tidak membawa uang..”

“Kertas mengkilap itu adalah uangnya. Ayo berburu makanan!”

Robot itu seketika berdiri dan mulai berjalan meninggalkan Theo beberapa detik, saat ini Theo sedang menyusul sang robot untuk berburu makanan. Mereka berdua berjalan menyusuri beberapa gedung-gedung bertingkat yang sangat megah, terdapat beberapa judul tulisan yang terpampang jelas ditengah-tengah gedung itu.

“Stop! Ayo masuk, dan jangan lupa letakkan kartu itu diatas mesin yang ada pada ujung pintu masuk.”

Ucap sang robot memberitahu Theo apa yang sebenarnya harus Ia lakukan sekarang. Dengan perlahan Theo mengikuti perkataan robot yang kali ini sedang berbicara dengan.. Sebuah tombol?

“Tolong 2 porsi makanan.”

Gumam robot itu sembari menekan sebuah tombol berwarna putih yang ada dimeja, sebenarnya dia sedang apa? Bahkan tempat Ini tidak seperti tempat makan pada umumnya. Tak sampai Theo berjalan mencari tempat duduk yang kosong, robot itu datang membawa 2 porsi makanan keatas meja yang tiba-tiba muncul tepat didepan Theo.

“Apa ini bisa dimakan?”

Dengan ragu, Theo membalikkan sebuah daging berbentuk lingkaran dengan bumbu yang sangat terlihat lezat diatasnya.

“Makanlah, Kau bisa mati jika tidak makan.”

Jawaban robot itu mengingatkan Theo kepada seseorang yang Ia kenal.

“Sepertinya manusia akan mati jika tidak makan.. Memang begitu kodratnya kan.. Dan kenapa robot ini sekarang menjadi seperti Syen.”

Theo menggerutu sendiri didalam hatinya, bahkan ketika Ia menelan beberapa potong daging yang sudah diberikan oleh sang robot.

“Ah ya, wanita itu terlihat sama seperti yang Kau lihat saat melihat gambar ditanganku.”

Lagi-lagi robot itu berbicara tanpa melihat keadaan sekitar yang sangat ramai, bagaimana jika salah seorang disini adalah orang yang kenal dengan wanita itu.

“Hah.. Pelankan suaramu..”

“Ah, ayo kita pergi dari sini. Masih ada lagi tempat yang ingin Aku tunjukkan.”

Pergi? Bahkan saat Theo belum selesai menghabiskan seluruh pesanannya. Mau tak mau Theo ikut meninggalkan gedung itu, karena apa jadinya jika Ia sendirian makan ditempat luas seperti itu.

“Sekarang kemana? Apa kita akan pergi k-...”

Tiba-tiba Theo menghentikan bicaranya karena melihat robot itu sedang mengambil sebuah gulali dan memakannya.

“Kau suka dengan benda seperti ini?”

Theo masih penasaran dengan asal usul robot canggih yang sedang bertingkah laku seperti anak kecil itu. Tak sampai beberapa menit Theo kembali dibuat tercengang karena robot itu kini berubah berbentuk bulat lengkap dengan kedua mata dan telinga.

“Astaga! Bagai-bagaimana Kau bisa seperti ini, apa tidak ada penawarnya? Bagaimana jika Kau tidak bisa kembali menjadi robot? Bagaimana ji..”

Kini spesies aneh yang tadinya seorang robot itu berbicara dengan tenang kepada Theo, tidak kaku lagi dan bahkan sekarang ekspresi dari wajah makhluk itu sudah jelas dan mudah dibaca.

“Inilah Aku, ayo kembali berjalan!”

Theo memandangi makhluk itu aneh, sepertinya Ia pernah melihat makhluk seperti ini didalam mimpinya.

“Minion .. Jadi Kau minion? Jadi selama ini Dia minion?”

Benar sekali, makhluk kecil yang berbentuk mirip kapsul dan berwarna kuning itu lalu berjalan dengan riangnya, meninggalkan Theo yang sedang berpikir sendirian didepan sebuah wastafel yang dapat mengeluarkan gulali.




     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.