Notes
Notes - notes.io |
The Lost Prophecy
Timer - 20 Mei 2050
"Selamat datang di tahun 2050! Sebutkan nama dan maksud kedatangan anda kesini!"
Belum sadar dari keterkejutannya terhadap ruangan yang menakjubkan itu, pemuda itu kembali dikagetkan dengan suara seseorang yang berasal dari meja berbentuk jam di sampingnya. Pemuda itu mengerjapkan matanya, seolah memastikan apakah indera pendengaran maupun penglihatannya masih berfungsi dengan baik atau tidak. Dihadapannya berdiri seorang gadis serba biru, mulai dari rambutnya sampai dengan baju yang dipakai sedang menatapnya dengan tersenyum. Gadis itu dengan santai keluar dari dalam jam yang paling besar disitu. Dengan ragu, pemuda itu berjalan mendekati gadis itu sambil memandangnya dengan gugup.
"Apakah aku sedang bermimpi?" tanyanya ragu
"Bermimpi? Oh tidak. Tentu saja tidak" Gadis itu tertawa dan entah kenapa tawanya menyebabkan jarum jam disekitarnya berdenting, membuat pemuda itu sedikit bergidik
"Kalau begitu kenapa aku berada disini? Aku baru saja hendak keluar dari kamar mandi dan yah inilah yang kudapat" Pemuda itu menunjuk sekelilingnya dengan putus asa
Gadis itu menatapnya dengan tatapan tertarik. "Kau penyihir? Manusia biasa? atau 'yang lainnya'?"
"Tentu saja aku penyihir. Apa maksudmu 'yang lain'?"
"Pikiranmu ternyata sempit. Tapi untunglah kau sudah datang disini. Kau akan menemukan jawaban dari pertanyaanmu tadi dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang belum ada jawabannya, disini. Tapi sebelum itu...." Gadis itu berjalan kearah sebuah meja yang bagian atasnya terbuat sepenuhnya dari jam. Dipandanginya jam itu sambil memutar jarum jamnya beberapa putaran. Pemuda itu hanya menatap gadis itu saja, tidak tahu harus melakukan apa. Ia terkesima dengan ruangan yang dipenuhi oleh jam tersebut ditambah dengan gadis yang barusan keluar dari dalam jam.
"Ini dia!" pekik gadis itu sambil bertepuk tangan dan menarik secarik kertas kecil dari bawah meja yang terbuat dari jam tersebut. "Apakah benar ini tujuanmu kemari?"
Pemuda itu membaca sekilas apa yang ditulis di kertas itu dan mengangguk perlahan. "Bagaimana ia tahu tentang ramalan yang disampaikan oleh clary?" batinnya dalam hati
"Oh tentang clary, kau akan bertemu dengannya juga. Tapi..." gadis itu mengecek lagi jarum jam yang sedang berputar di sampingnya, "mungkin nanti, bukan sekarang"
"Bagaimana ia bisa membaca pikiranku?" Pemuda itu menatap gadis tersebut dengan sebelah alis terangkat. Gadis itu hanya tersenyum misterius dan duduk di sebuah kursi di dekatnya.
"Ini," ia menunjuk ruangan tersebut "adalah Ruang Waktu. Setiap orang, siapapun itu yang mempunyai masalah dengan waktu, secara misterius akan terhubung kesini. Itu sudah menjadi rahasia umum bagaimana ruangan ini bekerja. Hanya Timery, julukan bagi orang yang bekerja disini, yang bisa menjawab hal itu"
"Apakah kau seorang Timery?" tanpa bisa menahan rasa ingin tahunya, pemuda itu bertanya dengan cepat.
"Sayang sekali tidak. Aku Serph-Time. Tugasku mengawasi siapapun yang datang kesini dan mengirimkan mereka ke tempat tujuannya dengan benar. Sekali salah mengirimkan, maka ya bisa dipastikan orang itu tidak bisa kembali lagi ke asalnya alias menghilang dari peradaban" ucap gadis itu sambil tersenyum kecil.
Pemuda itu bergidik mendengar perkataan gadis itu. Dengan perasaan kalut ia memandang lagi seisi ruangan yang penuh jarum jam, mencoba mengabaikan rasa takut yang perlahan mulai datang menghampirinya. Ia baru sadar, berada di tempat yang asing tanpa ditemani tongkat sihirnya membuat ketakutannya berlipat ganda. Menyadari bahwa ia adalah pemuda berusia 13 tahun dengan pengalaman sihir yang minim dan sekarang berada di tempat asing membuatnya merasa kecil hati. Tangannya mencoba meraih kerah piyamanya, sekedar untuk melakukan sesuatu. Namun disadarinya ia sekarang tidak mengenakan piyama tidur kotak-kotaknya. Ia baru menyadari bahwa tubuhnya sekarang berbalut jas dan pakaian resmi. "Apa yang sebenarnya..."
"Ah aku lupa menunjukan sesuatu padamu. Ini" gadis itu menarik sebuah cermin besar dari sebuah jam yang berdetak disampingnya. Perlahan, pemuda itu mendekati cermin itu dengan jantung yang berdegup kencang. Dan ketika sudah berada di depan cermin itu, ia menjerit namun suaranya tercekat didalam tenggorokannya. Ia tidak melihat wajahnya di dalam cermin tersebut. Yang dilihatnya adalah wajah seorang pria dewasa berusia sekitar 48 tahun yang sedang memandang balik padanya. "Itu.... Dia.... Siapa?"
"Itu kau, anak bodoh. Seperti itulah kau pada tahun sekarang. 2050"
Masih melongo memandang wajah di balik cermin, pemuda itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Berharap semua ini hanya mimpi. Namun, suara keras dibelakangnya membuatnya terlompat kaget. "Ada apa?"
"Sudah waktunya kau pergi untuk mencari tahu arti ramalan tersebut" gadis itu mengangguk kecil ke arah kertas yang dipegang oleh pemuda dihadapannya
"Kau akan ku bawa ke tahun 1900, tahun dimana ramalan itu dibuat. Menjelajah masa lalu untuk mengetahui kebenaran di masa depan merupakan cara kerja mesin waktu. Apa kau tidak keberatan?"
Pemuda itu mengangkat salah satu alisnya "Apakah tampangku akan lebih muda di tahun itu? Ataukah lebih parah dari saat ini?" ia bertanya dengan ragu-ragu.
"Kenapa kau malah mempermasalahkan penampilanmu?" gadis itu mengernyit, membuat pemuda dihadapannya terkekeh perlahan
"Lupakan. Mari serius. Aku akan mengirimmu ke tahun 1900, tahun dimana ramalan itu dibuat. Kau akan bertemu dengan orang yang kau cari disana. Menyadari bahwa kau tidak selamanya tinggal di sana, kau akan kuberi waktu. Kalau waktumu sudah habis, kau akan kembali ke sini, ke tahun 2050. Kalau waktumu belum habis, kau tidak akan bisa kembali kesini. Apakah kau paham?"
Pemuda itu menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa ia mengingat penjelasan gadis itu? Memahaminya saja sulit "Aku errrr baiklah kau paham. Dimana aku bisa mendapat arloji atau timer atau apalah yang kalian gunakan"
"Arloji? Oh tidak. Arloji sudah sangat ketinggalan pada masa kini. Tak heran jika kalian yang hidup di 2015 masih bergantung pada arloji dan sejenisnya" gadis itu mencemooh sambil berdiri dan mengambil sesuatu dari dalam jam besar di dinding tersebut. "Kau hanya perlu ini. Berikan tangan kirimu"
Kebingungan namun tertarik, pemuda itu menyodorkan tangan kirinya ke arah gadis itu. Tiba-tiba ia merasakan tangannya seperti kena seterum listrik, namun hanya beberapa detik saja, sensasi itu menghilang. Mendadak, ditangannya muncul beberapa angka, seperti jam digital berwarna kehijauan. "Wah ini keren! Apakah aku bisa melihat waktu dari tanganku sendiri?" ia menatap tangan kirinya dengan kagum.
"Itu bukan penunjuk waktu. Itu sangat berguna ketempat yang akan kau tuju. Nah waktuku telah habis menjelaskan hal singkat padamu. Kau akan kukirim ke tahun 1900 sekarang juga. Disana kau akan bertemu dengan seseorang yang akan menjadi penunjuk jalan selama kau berada di tahun tersebut. Apa kau paham?"
Pemuda itu hanya mengangguk perlahan sambil tetap memandang tangan kirinya dengan kagum.
Gadis itu hanya memandang pemuda tersebut sambil menggelengkan kepalanya. "Dasar penyihir. Ayolah, kalau kau sudah selesai mengagumi tangan kirimu, bisakah kau menyentuh jam ini?"
Pemuda itu mendekati jam itu dan menyentuhnya "Apakah kita akan bertemu lagi?" tanyanya ke gadis berambut biru tersebut selagi ia merasakan seperti diterpa oleh angin kencang dan ruangan di sekitarnya mulai mengabur
"Secepatnya. Tergantung angka yang ditunjukkan pada tangan kirimu" suara gadis itu sayup-sayup terdengar dan menghilang
Venice, Italy - 20 Mei 1900 - 08:00am
Pemuda itu mengerjapkan matanya menyambut kilauan sinar matahari yang tiba-tiba saja mengusik pandanganya. Baru disadari ia berada di tengah-tengah jalanan yang ramai. Dengan tergesa-gesa ia berjalan ke trotoar dan mulai mengingat kembali sekelebat penggalan kejadian aneh yang beruntun terjadi padanya.
"Semoga ini hanya mimpi" Ia berkata pada dirinya dan menutup matanya rapat-rapat. Namun sebuah suara membuyarkan konsentrasinya.
"Hey, apakah anda Julian Lachlann Peverell?" seorang gadis berambut pendek sedang berdiri di samping pintu mobil, menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Err iya saya sendiri. Apakah kau orang yang dimaksud Seraph-Time?"
Gadis itu mengangguk bersemangat dan membukakan pintu kepada pemuda itu. "Masuklah. Akan kujelaskan semua kepadamu di mobil. Waktu kita tidak banyak"
Pemuda itu bergegas berlari masuk kedalam mobil diikuti oleh gadis itu kemudian ia mulai menyetir.
"Roti?" tawar gadis itu kepada pemuda disebelahnya
"Err tidak terima kasih. Bisakah kau langsung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya pemuda itu tidak sabar, mengabaikan roti panggang yang terlihat lezat itu
"Oh baiklah. Maafkan aku. Namaku Plumppyria. Aku disini.... Maaf, ada yang lucu?" gadis itu berpaling menatap pemuda disampingnya dengan pandangan bingung ketika mendengar ia tertawa
"Tidak tidak. silahkan lanjutkan. Maaf menyelamu dengan tawaku" Pemuda itu menahan tawanya. Nama gadis itu mirip dengan nama salah satu satwa gaib yang pernah dipelajarinya di Hogwarts. Plummpy, nama sejenis ikan air tawar di dunia sihir.
"Aku disini bertugas mengantar siapa saja yang diutus dari masa depan kesini. Dan kau kebetulan berada pada pengawasanku. Kau paham dengan arti angka di tanganmu?" pemuda itu menggeleng perlahan
"Itu semacam uang, dan juga nyawa. Kau bisa memperoleh segala sesuatu disini dengan menukarnya sesuai nominal yang diminta. Hanya saja, untuk bisa menukarnya, kau perlu melakukannya di tempat khusus yang mengerti akan penggunaannya. Tempat itu biasa kami sebut 'Ga'Hoole'. Tempat itu terdiri dari beraneka macam toko, rumah sakit, hotel, tempat makan dan masih banyak lagi. Julurkan saja tangan kirimu dan kau bisa bertransaksi dengan lancar. Mudah bukan?"
Pemuda itu mengangguk paham. Ternyata tidak sesulit yang dipikirkannya. "Kedengarannya menakjubkan. Jadi, Ga'Hoole ini berada dimana?"
"Tempat ini, hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang dikirim dari masa depan. Untuk orang yang berada dimasa kini, mereka tidak bisa melihatnya" Mobil yang mereka tumpangi membelok ke sebuah simpangan dan pemuda itu termanggu melihat orang-orang yang berdiri di pinggir jalan tersebut.
"Setahuku kau membawa ramalan. Benarkah?" tanya gadis itu, mengalihkan perhatian pemuda itu dari jalanan
"Iya, benar sekali. Seorang gadis kecil dari, kau tahu, tempatku di tahun 2015, mengatakan bahwa ada ramalan yang berkaitan denganku. Awalnya aku tak percaya. Kemudian, kejadian aneh mulai terjadi padaku menyebabkan aku kesini"
Gadis itu mengangguk perlahan "Bukan sekali kejadian seperti ini terjadi. Ramalan, apalagi yang dibuat oleh kaum 'Hermit' biasanya meminta bantuan dari orang di masa depan ataupun masa lalu"
"Kaum Hermit?" pemuda itu kebingungan
"Iya. Kaum hermit atau para pendeta adalah orang yang biasanya membuat ramalan, bisa berisi tentang kabar baik, peringatan atau bisa saja pertanda. Tergantung dari seberapa cepat penafsiran diberikan. Dalam kasusmu, bisa kukatakan tergolong cepat" gadis itu mengangguk bersemangat kearah pemuda disampingnya.
"Baiklah kalau begitu. Bisakah kita segera ke tempat para kaum Hermit?" ia menambahkan dengan ragu-ragu "Apakah kau tahu tempatnya?"
"Tentu saja aku tahu. Kita sedang menuju ketempat itu"
The Prieuré de Sion - 20 Mei 1900 - 11:00am
Suasana biara yang baru saja mereka lihat tidaklah seperti yang diharapkan. Bangunannya jauh dari kata sempurna. Banyak bagian bangunan yang tidak berjendela. Rumput di halaman dibiarkan tumbuh subur. Tidak ada tanda bahwa bangunan ini pernah dihuni oleh makhluk bernyawa.
"Apakah kau yakin kita berada di tempat yang tepat?" bisik pemuda itu dengan ragu-ragu.
"Oh iya, tentu saja. Salah satu tempat favoritku" ujar gadis itu bersemangat.
Pemuda itu menatap kembali bangunan itu dan menggeleng perlahan. Ia pasti sudah gila kalau disuruh datang ke masa lalu hanya untuk bertemu hal menggelikan seperti ini.
"Bisakah kita..."
"Ayolah, kita masuk. Tapi sebelum masuk, mana ramalan itu? Mereka, para hermit perlu melihatnya" gadis itu bertanya sambil mengulurkan tangannya.
'Baiklah baiklah. Ini dia ramalannya..." pemuda itu merogoh sakunya untuk mengambil ramalan tersebut. Namun, didapatinya kantong bajunya kosong. Secarik kertas berisi ramalan tersebut sudah tidak ada lagi disitu.
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team