Notes
Notes - notes.io |
“Kaneki….”
Pelayan kafe Anteiku itu terbaring di rumah sakit tidak memberikan respon, dia hanya menatap ke langit-langit kamarnya dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Reus menghela napas dan menyandarkan tubuhnya kekursi yang ia duduki. Sudah seminggu sejak terjadinya kecelakaan yang menyebabkan Kaneki masuk rumah sakit. Karena hari itu merupakan awal bulan Januari, seluruh jalan tertutup oleh es. Seorang pengemudi yang sedang mabuk tidak sengaja menabrak Kaneki yang sedang menyebrang jalan. Tulang rusuknya yang patah dan luka-luka lainnya sudah mulai sembuh. Tetapi para dokter mendiagnosa adanya masalah yang lebih besar.
Tulang belakang Kaneki rusak karena kecelakaan tersebut.
“Maafkan saya, tetapi tuan Kaneki kemungkinan tidak akan bisa berjalan lagi.” Ekspresi menyesal di wajah dokter Kevin tidak memberikan efek sama sekali terhadap Reus yang sedang bergulat dengan rasa takutnya.
Kaneki telah mendengar berita tersebut dengan cukup tenang ketika dia sadar, tetapi Reus tahu bahwa kehilangan kemampuan untuk berjalan sangat menyakitkan untuknya. Lebih sakit dari tertabrak mobil. Kaneki mempunyai kebiasaan buruk yaitu menyimpan emosi untuk dirinya sendiri, tidak bersedia untuk terbuka kepada orang lain.
Reus sudah mencoba segalanya untuk membuat orang yang dicintainya itu menjadi dirinya yang semula, tetapi tidak ada yang berhasil. Setelah beberapa percobaan yang sia-sia, lelaki yang terkenal memiliki otak yang belok tersebut hampir menyerah. Apa yang Reus butuhkan sekarang adalah sebuah keajaiban.
Sebuah ide tiba-tiba terlintas dipikirannya. Dia segera berlari keluar dari kamar Kaneki tanpa diketahui oleh Kaneki. Reus berlari menuruni tangga, karena tidak sabar untuk menunggu lift menjemputnya. Rambutnya berantakan dan keringat mengucur saat ia tiba di lobi karena ia berlari menuruni tangga dari lantai 20.
Sang resepsionis melihat lelaki belok tersebut menuju ke mejanya. Tanpa basa-basi, Reus bertanya “Bolehkah saya meminjam kursi roda, Bu?”
Setelah beberapa menit, Reus mendorong kursi roda tersebut kekamar Kaneki, diikuti oleh dokter Kevin. Kaneki hampir tidak bereaksi saat dokter melepaskannya dari mesin yang berdiri disampingnya, tetapi tatapan bosannya menajam ketika Reus membuang selimutnya.
“Reus….!” Mengabaikan Kaneki yang melakukan protes dengan suara serak, Reus menggendong kekasihnya dan mendudukannya dikursi roda. “Reus, apa yang kau lakukan?”
Reus menyeringai dan mendorong kursi roda menuju pintu, meyakinkan dokter Kevin bahwa Kaneki akan kembali dalam beberapa jam.
“Kemana kau akan membawaku pergi?” Kaneki bertanya dan memutar badannya untuk memicingkan matanya kepada Reus.
Reus menyeringai dan mengedipkan matanya . “Lihat saja nanti.”
Kaneki tetap bermuka masam saat mereka menaiki lift untuk turun kelantai pertama, ketika Reus mendorongnya keluar dari rumah sakit dan ketika mereka berjalan ditepi. Reus tetap diam, dengan diam-diam berdoa bahwa rencananya akan berhasil.
Mereka berhenti di taman yang sepi yang dekat denga rumah sakit, tempat yang tepat bagi pasien untuk bersantai dan menghirup udara segar.
“Kenapa kau membawaku kesini?” Kaneki melirik kearah Reus, dan kebingungannya bertambah ketika Reus berdiri didepannya dan memeluknya. Reus menggendong Kaneki keluar dari kursi roda dan berjalan pelan-pelan.
“Dihari pertama kau masuk rumah sakit, dokter berkata bahwa kau mungkin tidak pernah bisa berjalan lagi….. mungkin.” Reus berkata sambil berjalan menuju kolam. “Terakhir yang aku dengar, kemungkinan berarti belum tentu, bahwa kau masih mempunyai kesempatan untuk berjalan lagi. Oleh karena itu, aku akan membantumu. Aku akan membawamu kesini setiap hari dan menyeretmu menyebrangi rerumputan sampai kau bisa berjalan lagi.”
Kaneki terkejut mendengar apa yang dikatakan Reus. Akhirnya, Kaneki menghela nafas. “Kau sungguh idiot, Reus.”
Seminggu telah berlalu. Setiap sore, Reus akan meminjam kursi roda dan membawa Kaneki ke taman , dimana ia bisa mendukung Kaneki untuk membuat kakinya mengingat cara untuk berjalan. Kesabaran mereka diuji lagi dan lagi saat Kaneki merasa frustasi dan Reus akan menyemangatinya lagi dan lagi.
Di hari ketujuh dari ritual mereka, Reus dan Kaneki mendapat kejutan saat akan memasuki rumah sakit.
“Apa yang kalian berlima lakukan disini?” Reus bertanya kepada mereka. Dia tidak menyangka mereka akan datang ditengah kesibukannya.
Yang terbelok kedua setelah Reus merutuk. “Kau brengsek! Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?”
“Huh?” Lelaki raja belok tersebut menjadi semakin bingung, dan memiringkan kepalanya kesamping. Kaneki tetap diam.
“Apa yang ingin dikatakan Namtae,”Joohyuk melangkah maju,” adalah bahwa kami juga ingin membantu.”
“Yeah!” Klee dan Buntal tersenyum ceria. “Kita datang sedikit terlambat hari ini, tetapi besok kita akan tiba disini tepat waktu dan membantu Kaneki berjalan lagi. Benarkan, Bobby?”
Bobby maju dan memberikan sebuah kantong plastic berisi kue. “Kami membuat ini untukmu sebelum datang kemari.” Dia meletakkan plastiknya ditangan Kaneki dan menambahkan ,”Joohyuk tidak membantu; jangan khawatir.”
Kaneki kehilangan kata-kata, tetapi Reus tidak. “Ini tidak akan mengganggu jadwal kalian? Kita akan melakukan ini setiap sore.”
“Tentu saja tidak. Bukankah ini untuk teman?” Ucap Buntal dengan semangat.
Sebulan telah berlalu dan Maret pun tiba. Cuacanya menjadi hangat. Tanpa lelah, mereka pergi ketaman setiap sore mendukung Kaneki agar bisa berjalan lagi.
Suatu hari, Kaneki menolak Reus yang akan mengangkatnya dari kursi roda. Dengan teman-temannya berdiri mengelilinginya dengan ekspresi penasaran, Kaneki memegang bagian samping kursi roda dan mulai berdiri.
Kaneki bergoyang-goyang limbung dengan seluruh temannya memasang wajah terkejut.
“Kaneki berdiri!” Klee menepukkan tangan dengan semangat dan tertawa lebar sampai wajahnya bisa terbelah menjadi dua.
“Dia berdir….ack!” Namtae tercekek oleh Joohyuk yang sangat senang.
Ekspresi bangga tercipta diwajah Kaneki sebelum akhirnya kaki nya menyerah dan dia terjatuh. Reus menangkapnya sebelum ia menyentuh tanah dan mendirikannya dengan seringai diwajahnya. “Kau akan bisa berjalan lagi.”
Dokter Kevin yang melihat kejadian ini mengatakan bahwa dia ingin memeriksa Kaneki kembali.
Dihari pengujian, semuanya datang untuk melihat Kaneki yang mulai berdiri dan berjalan ketempat suster Xiw menunggu. Semuanya dengan diam berdoa bahwa Kaneki akan bisa berjalan sampai kehadapan suster Xiw sebelum terjatuh.
Satu…dua…
Kaneki berhenti dan menghela nafas dan melanjutkan untuk berjalan lagi.
Lima…enam…
Dia sudah dalam setengah perjalanan dan kakinya mulai sedikit kaku. Namun, harga dirinya dan teman-temannya yang mendorong dia untuk melanjutkan. Dia berjalan beberapa langkah lagi dan menyisakan sedikit jarak dengan suster Xiw. Kaneki mulai berjalan lagi dan ingin menunjukkan kepada teman-temannya bahwa dia bisa berjalan lagi.
Tiba-tiba kakinya menyerah dan dia terjatuh seperti batu membentur lantai dengan keras. Kaneki membelalakan matanya. Hanya tinggal dua langkah dia akan berhasil. Kekecewaan menyerangnya saat dokter dan suster membantunya untuk berdiri.
Dokter dan suster berdiskusi tentang apa yang dilakukan Kaneki. Tak diduga dokter memasang ekspresi puas diwajahnya. “Itu lebih dari yang kami harapkan. Kalau semuanya berjalan seperti ini, Kaneki akan sembuh sepenuhnya!”
Kemudian ruangan tersebut meledak dengan teriakan bahagia semua orang, dengan mereka merayakan keberhasilan Kaneki. Kemudian Buntal melihat Reus meninggalkan ruangan. Kemudian Kaneki beridir dari ranjang dan berjalan menuju pintu.
Reus tidak pergi jauh. Kenyataannya, Kaneki menemukannya duduk disebuah bangku panjang. “Sudah mulai berjalan-jalan keluar rupanya.”
“Kau yang segera pergi duluan.” Kaneki mulai merasa kakinya lelah setelah berdiri terlalu lama dan mendudukan dirinya disebelah Reus. “Apakah tadi itu terlalu emosional bagimu?”
Kaneki berkata ketika Reus tiba-tiba memeluknya. Kaneki membeku dengan perlakuan tersebut tetapi kemudian relax.
“Terima kasih….Reus.”
“Aku akan selalu mendukungmu, Kaneki.”
|
Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...
With notes.io;
- * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
- * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
- * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
- * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
- * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.
Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.
Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!
Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )
Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.
You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;
Email: [email protected]
Twitter: http://twitter.com/notesio
Instagram: http://instagram.com/notes.io
Facebook: http://facebook.com/notesio
Regards;
Notes.io Team