NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Fated to Love You
Cast:
- Tiffany
- Klee (Krystal)
- Kai
- Namtae
- Soyou
- Jennie
Genre: Romance, Fantasy
Oleh : HannahTiffanyGG (Buntal)

Semua berawal dari malam yang gelap, suara yang menggema memenuhi isi kepala, serta sentuhan hangatnya yang menyeruak ke seluruh tubuh. Aku terlalu lemah untuk menjauh, tangannya sangat kuat merangkul pinggangku. Mataku yang berkunang-kunang hanya bisa menatap wajahnya yang gelap karena sebuah sinar terpancar tepat di atas kepalanya. Apakah dia malaikat yang akan menjemputku? Aku sudah siap, aku tidak ingin berlama-lama di sini. Tolong sadarkan aku jika semuanya sudah membaik.
***
Terdengar sayup suara halus dari ruangan sebelah. Aku enggan membuka mata, aku sadar aku masih hidup di dunia ini. Terdengar langkah kaki yang semakin jelas, ia mendekatiku. Aku tahu dia berdiri di sebelahku.
“Hey,” ucapnya sedikit kasar sambil menarik selimut yang aku pakai. Aku tak kuasa menatap wajahnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi semalam. Tolong kembalikan ingatanku sekarang Tuhan. “Ah menyusahkan saja,” ucapnya ketus, “aku tahu kau sudah bangun,” tambahnya sedikit kesal.
Apa yang terjadi semalam? Apa yang aku lakukan hingga sampai di sini. Aku membuka mata perlahan, lalu menatap sosok pria yang sedang berdiri di sampingnya. Pria itu menatap tajam tanpa ampun. Baiklah, aku akan bangun lalu memasang wajah tidak berdosa setelah itu pergi dari sini, aku menyusun strategi agar keluar dari sini. Aku membuka mata tanpa menatapnya lalu berdiri tanpa ada gerakan tambahan, ini membuat pandanganku berputar-putar karena pusing, tiba-tiba aku merasa pernah mengalami hal seperti ini. Tubuhku tak bisa berdiri tegap, tiba-tiba aku merasa hangat saat pria itu memegang lenganku.
“Apa yang kau lakukan? Kau bodoh atau apa sih?”
“Apa yang kau lakukan! Tolong jangan melakukan hal bodoh seperti ini!”
Aku ingat! Dia pria semalam yang menarikku kepelukannya. Mengapa dia memelukku semalam? Apa aku terlalu mabuk? Aku bergidik melepaskan diri dari pria tersebut dan langsung berbalik menatap orang itu sambil menjaga jarak dengannya. Ia menatapku tajam seolah ingin merobek mataku yang terbelalak.
“Ahahahahaa, kau siapa? Hanya orang bodoh yang menahanku pergi!”
Aku mengingat semua kejadian semalam. Ya aku mabuk berat saat itu…
“Ajjuma… apa kahu rasanya menjadi murid hogwarts yang dibiayai penuh oleh sekolahnya?” ucapku sambil mengacung-acungkan bolot soju kedua yang sudah kosong. Sedihku hilang karena minuman ajaib ini. “Yaaaaa, aku tidak perlu membanting tulang untuk biaya sekolahku,” ucapku bersemangat tapi seketika perasaan sedihku datang lagi, “teman-temanku pun sangat menyukaiku… mereka menyuruhku mengejakan tugasnya, membelikan segala kebutuhan mereka… aku sangat senang,” aku tersenyum tapi aku tak kuasa menahan air mata.
Aku mengerjap-kerjapkan mataku, mencoba menguasai diri. Seketika aku ingin menghilangkan ingatanku.
“Hah, baiklah,” tiba-tiba pria ini terlihat acuh tak acuh, “aku membiarkanmu pergi, semua barangmu ada di ruang tamu, jangan bilang siapa-siapa kalau kau tidur di sini semalam atau aku menyelamatkanmu saat kau…”
“Maaf!” selaku sambil berteriak, aku tidak ingin mengingat kejadian semalam. Pria tersebut terlihat kaget tetap tetap mencoba tenang.”Terimakasih,” ucapku sambil menatapnya tegas lalu pergi ke ruang tamu untuk mengambil barang-barangku.
“Hey! Tunggu dulu!” ucapannya yang sedikit membentak menghentikanku mengambil barang-barang yang sudah ada di depan mata, “kau… tidak mengenalku?” tanyanya ragu. Aku tertegun sejenak. Siapa? Orang asing yang bertemu di jalan kan? Atau…
“Haah, sungguh… menyedihkan sekali hidupmu!” bentaknya sambil memanglingkan muka dan tersenyum kesal, dia marah-marah tidak jelas kepadaku, aku salah apa? Aku menatapnya heran tapi tidak ada perlawanan sama sekali. Dia menatapku kesal. Aku balas menatapnya dengan tatapan “ada apa?”.
“Haaah, baiklah,” ucapnya sambil menggigit bibir bawahnya tanpa menatapku, sepertinya sedang menahan kesal kepadaku. “Mumpung ini masih dini hari, cepat kembali ke asramamu,” ucapnya sambil berjalan menjauhiku.
“Terimakasih,” ucapku pelan.
“Sebelum kau pergi, aku peringatkan sekali lagi. Jangan menyapaku, kau harus pura-pura tidak mengenaliku jika kita berpapasan,” ucapnya tegas tanpa memandangku, aku hanya menatap punggung tegapnya. Akupun mengangguk lalu keluar asramanya perlahan.
***
“Hmm, jadi menurutmu aku lebih baik memakan roti salad atau roti melon?” ucap Klee sambil menunjuk bergantian kedua roti yang sedang aku pegang.
“Aku…”
“Hmm kau lebih baik meminum minuman bervitamin saja Klee, itu baik untuk kulitmu,” ucap Soyou tanpa memandangku yang sudah membuka mulut untuk memberikan pendapat.
“Begitu kah?” Klee terlihat kebingungan.
“Aku rasa kau harus membeli yang lain Klee,” ucap Jennie sambil menatapku dari ujung kaki sampai ujung rambut. “Kau… tak apa kan jika aku menyuruhmu pergi lagi membeli makanan yang lebih baik?” tanyanya kepadaku sambil tersenyum meledek. Aku tak apa, mereka temanku. Klee menatapku sambil tersenyum manis. Ya Klee terlihat sangat cantik dengan atribut seragam kebiru-biruannya.
“Hmm, mengapa kau menatapku seperti itu?” tegur Klee kepadaku yang sedang melamun menatapnya.
“Ah… tidak. Aku…”
“Kau dengar kan tadi Jennie bilang apa?” Tanya Klee sambil melipat kedua tangannya di dada.
“Membeli makanan lain?” tanyaku pelan.
“Yaps! Tepat sekali!” ucapnya terdengar bersemangat sambil mendekatkan wajahnya kepadaku. Aku terdiam sejenak, ini sangat tidak nyaman. “Lalu… mengapa kau masih di sini? Kau mau menyia-nyikan makan siangku?” bisiknya dingin tapi menusuk. Aku pun mengangguk sambil tertunduk. Siswa yang berada di dalam kelas sewaktu istirahat hanya bisa menatapku iba. Aku berjalan sambil tertunduk, entah harus malu atau harus bangga dengan keadaanku seperti saat ini.
Sesampainya di pintu kelas, aku terhenti karena seseorang menghalangi jalanku. Aku hanya menatap sepatunya yang mengkilap. Aku bergeser ke kanan untuk memberi jalan kepada orang itu, tapi ia juga berseger ke arah yang sama. Aku beralih ke arah kiri, ia juga mengikutiku. Aku tidak ingin Klee menunggu lama, aku ingin segera keluar dari kelas ini.
“Kau menghalangi jalanku!” tiba-tiba ia membentakku. Tubuhku menegang, aku terpaku karena teriakannya. Aku mengangkat kepalaku kaku untuk meminta maaf secara sopan.
“Maaf…” suaraku tiba-tiba tercekat saat melihat sosok pria di hadapannya ini. Dia yang menyelamatkanku semalam. Apa yang ia lakukan di sini?
“Minggir,” ucapnya pelan sambil menatapku tajam. Kakiku tidak bisa di gerakkan, aku terdiam di hadapannya.
“Sudah lah Kai, dia murid baru, biarkan dia menikmati kehidupan sekolah gratisnya di sini,” sindir salah satu temannya yang berada di sampingnya. Pria yang di panggil Kai itu hanya tersenyum sinis sambil menatapku.
“Ribut apa sih di sini?” Tanya Klee sambil berjalan ke arahku. “Ah, kau rupanya,” terlihat Klee sangat sumbringah saat mengetahui keberadaan Kai. Kai tersenyum manis kepadanya. “Apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku hanya ingin melihat keadaanmu di sini,” jawab Kai sambil tersenyum, mungkin ini senyum terbaiknya. Aku terdiam melihat dua orang ini sambil melempar senyum.
“Hey kau murid baru, mengapa masih berdiri di situ, ingin lihat orang pacaran?” tiba-tiba temannya Kai menyadarkanku. Aku langsung berjalan keluar kelas dengan tergesa-gesa.
Klee memang beruntung, dia cantik, bertubuh seksi, pintar, dan terlahir di kalangan keluarga bangsawan. Sedangkan aku, hanya murid pindahan miskin yang tidak bisa apa-apa. Kejadian semalam memang khilafku, untung saja orang yang bernama Kai itu tidak melaporkanku ke Dewan Kedisiplinan.
“Tapi minuman itu memang ajaib,” gumamku pada diri sendiri sambil mengambil beberapa makanan yang biasa Klee santap untuk makan siangnya.
“Kau ingin mengubah takdirmu?” suara halus itu seperti berbisik ke telingaku. Aku menoleh, mencari sumber suara, tak ada seorangpun yang sedang berada di dekatku saat ini.
“Ikuti aku,” tambahnya.
Aku balik badan dan tiba-tiba aku sudah berada di tengah hutan. Aku mendapati sesosok manusia berjubah hitam sedang memunggungiku. Suaraku hilang, kakiku seperti terperosok di lumpur hisap jika aku bergerak tubuhku akan termakan olehnya.
“Kau sudah siap mengubah takdirmu?” orang berjubah hitam itu tiba-tiba sudah berada di sampingku. Aku ingin berteriak, ini tidak benar aku memang ingin mengbah takdirku tapi tidak begini.
“Sudah terlanjur,” ucapnya kegirangan, “aku akan menukar posisimu dengannya,”
Dengannya? Siapa?
“Tarik napasmu perlahan maka nasibmu akan berubah,”
***
“Fany… Tiffany…”
Terdengar suara wanita memanggilku. Ah, iya itu hanya mimpi. Aku kembali ke kehidupanku semula, keseharianku yang menyedihkan. Ya aku harus menghadapinya. Aku pun membuka mata perlahan, terasa selimut tebal dan hangat membalut badanku. Aku tidak pernah mempunyai selimut setebal ini, seingatku selimutku terbuat dari potongan kain ya sedikit usang dan tipis. Saat mataku terbuka penuh, yang aku lihat adalah kelambu berwarna pink serta beberapa aksen bunga. Aku terbelalak kaget. Ini kamar siapa?
“Tiffany, Mamih sudah membangunkanmu beberapa kali tapi kau tidak menyahut, kau sakit?” terdengar suara wanita dari balik pintu kamarku. Mamih? Aku dimana? Seingatku aku tidak pernah memanggil ibuku dengan panggilang “Mamih”, itu sungguh norak.
“Tiff, aku sakit?” ulangnya.
“Aku baik-baik saja, Mih,” sahutku refleks. Tunggu, walaupun norak aku seperti sudah terbiasa memanggil orang itu mamih. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku seperti memiliki dua ingatan yang sangat berbeda. Walaupun aku merasa asing di sini tapi suasananya terasa akrab bagiku.
“Yasudah, kau tahun kan sekarang ada acara apa?” Tanyanya tetap dari balik pintu. Aku tidak enak membiarkan seorang wanita yang ku sebut mamih berdiri terus di depan pintu. Aku menggerakkan tubuhku untuk membuka pintu dan bertatapan langsung dengan mamih.
“Pesta?” tanyaku tanpa pikir panjang.
“Hahaha, kalau soal pesta kau pasti mengingatnya,” ucapnya sambil terkekeh, “iya hari ini pesta perkenalanmu dengan Kai, segeralah bergegas. Jadwal kita pagi ini ke butik dan salon,” tambahnya sambil mengusap pipiku. Ia tersenyum senang, aku membalas senyumnya.
Tunggu sebentar, Kai? Aku kaget tapi ada rasa hangat yang membuatku terus tersenyum. Ya aku harus terlihat cantik untuknya. Aku menyukainya, dia harus menjadi milikku.
***
Malam pesta perkenalan pun telah tiba. Aku sudah terlihat rapi dengan dress merah selutut dan rambut ikal terurai. Terdengar sayup suara riuh tapi tidak begitu bising dari ruang keluarga yang digunakan sebagai ruang pesta untuk malam ini. Aku mengontrol diri agar tidak terlihat bahagia. Aku bercermin lagi, memasang wajah sedater mungkin. “Ini aku, dingin dan mempesona,” gumamku refleks. Sepertinya aku sudah terbiasa dengan diriku yang sekarang. Perlahan aku membuka pintu kamarku dan menuruni anak tangga dengan anggun. Kedua keluarga yang sedang berkumpul memandangiku yang turun perlahan. Papih mendekatiku dan mengulurkan tangannya.
“Anakku, kau sangat cantik malam ini,” ucapnya dengan mata yang berbinar sambil tersenyum bangga. Kai terlihat tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumnya tapi setelah itu ia malah memalingkan wajahnya. Karena ia tidak mendekatiku dan aku terlalu gengsi untuk mendekatinya, akupun bergabung dengan orangtuanya yang sedang bercengkrama dengan mamih.
“Selamat malam,” ucapku sambil menyunggingkan senyum terbaikku.
“Tiffany, kau terlihat sangat cantik dan anggun,” sahut ibunya Kai.
“Terimakasih,” ucapku sambil tersenyum manis.
“Kau dengan Kai sudah saling kenal ya?” Tanya ibunya Kai penuh antusias.
“Iya, kami satu angkatan tapi tidak begitu dekat hanya saling kenal saja,” jawabku sopan.
“Baguslah jika sudah saling kenal, tunggu saya panggilkan Kai dulu,” ucapnya lalu meminta izin untuk mencari sosok pria tampan berkarisma itu.
Aku terus tersenyum sambil mencoba menurunkan rasa tegang yang membuatku terlihat sedikit kaku. Meskipun aku dan dia tergolong orang yang populer di Hogwarts tetapi aku dengannya hanya saling sapa jika berpapasan. Kadang basa basi sebentar itu juga karena temannya Kai kadang menggodaku dan teman-temanku. Dan untuk kali pertama aku diberi kesempatan untuk bertatap muka dan mengobrol lama. Jika kita saling nyaman, orangtuaku dengannya memang sudah merencanakan pertunangan untuk kami. Aku sangat senang. Senyumku terus merekah.
Terlihat ibunya Kai berjalan mendekatiku tetapi tidak terlihat sosok Kai mengikutinya. Aku harus tetap tenang.
“Maaf ya Tiffany sayang, katanya Kai tidak enak badan jadi dia pulang duluan,” ucapnya terdengar kecewa tetapi senyumnya tidak memudar. Aku merasa kecewa. Aku meyakinkan diri kalau ini bukan sebagai sebuah penolakan mentah-mentah dari Kai.
***
“Hai gengs!” ucapku ceria kepada teman-temanku, Soyou dan Jennie, saat masuk kelas pagi hari. Mereka menyambutku dengan salam khas kami. Soyou dan Jennie yang sebelumnya menjadi teman yang selalu menyuruhku, sekarang menjadi teman sejatiku, sungguh senang rasanya. Semua orang melirik kami dengan tatapan iri, mereka tidak seperti kami, pintar, cantik, dan asik.
“Gimana pestanya? Lancar?” Tanya Jennie tiba-tiba seperti menodongku dengan pisau tajam. Okay, mereka tidak tahu apa-apa, mengarang sedikit cerita itu wajar kan. Aku memasang wajah sumbringah.
“Sesuai dengan harapan,” ucapku sambil menyimpan tas di atas bangku. “Tunggu, si Klee, luwak kesayangan kita mana?” aku mencoba mengalihkan topik.
“Palingan kesiangan karena semalaman membanting tulang,” jawab Jennie ketus sambil tertawa diikuti Soyou dan aku yang menertawakan kehidupan diriku sebelum menjadi seperti ini. Aku memang sangat menyedihkan, pikirku sambil tertawa senang. Hatiku merasa semakin senang karena ternyata memang benar aku dan Klee bertukar takdir.
“Eh, tuh orangnya,” sahut Soyou yang melihat “luwak kesayangan” mereka masuk ke dalam kelas. Ia mengenakan seragam lusuh entah bekas siapa.
“Kita kerjain nanti siang saja, saat makan siang,” ucapku sambil tersenyum jahil. Mereka menyetujuiku.


     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.