Notes

TUGAS ABNEGATION

1. Pengertian dari :
a. Broken heart, adalah keadaan dimana sang anak merasakan kehancuran hati atau kepedihan yang mendalam karena kehilangan perhatian dan kasih sayang atau bahkan kehilangan orang yang ia cintai dan amat berharga dalam hidupnya. Dalam kasus broken home, sang anak kehilangan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya yang terlalu sibuk ataupun ada alasan lainnya. Hal ini dapat menyebabkan sang anak terjerumus pada pergaulan bebas yang berujung pada seks bebas. Ia menganggap kesenangan sesaat yang didapatnya saat itu dapat mengobati kehancuran hatinya dan membuatnya bahagia. Padahal justru sebaliknya, hal itu hanya akan membuatnya semakin buruk bahkan membawa kehancuran dalam hidupnya.
b. Broken relation, adalah keadaan dimana sang anak merasa tidak bisa lagi mempercayai orang lain karena ia sudah pernah dikecewakan sebelumnya. Ia juga merasa tidak ada lagi orang yang harus dihargai dan pantas dijadikan teladan sehingga ia cenderung tidak mau mendengarkan nasihat orang lain. Hal ini akan membuatnya menjadi pribadi yang egois dan tidak memperdulikan orang-orang disekitarnya. Ia cenderung bertindak semaunya sendiri tanpa memikirkan apa dampaknya bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
c. Broken values, adalah keadaan dimana sang anak tidak lagi mengenal nilai dab norma yang berlaku di masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa orangtua adalah sekolah pertama, tempat sosialisasi primer, serta tempat pertama dan utama untuk menanamkan nilai karakter pada anak. Jika orangtua tidak lagi memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak, maka sang anak pun tidak akan menerima pendidikan karakter yang seharusnya ia dapatkan. Dampak negatifnya yaitu akan membuat sang anak menjadi tidak berpendidikan dan berkarakter. Hal ini jelas sangat membahayakan mengingat sang anak adalah generasi penerus bangsa. Jika karakternya saja sudah hancur sejak dini, maka apa yang akan terjadi pada masa depannya kelak?

2. Pengertian dari :
a. Denial, secara harfiah, denial berarti penyangkalan atau penolakan. Dalam kasus ini, sang anak cenderung tidak akan menujukkan reaksi apa-apa bahkan menyangkal. Ia akan menyangkal setiap pernyataan buruk yang ditujukan pada dirinya meskipun pada awalnya ia cenderung tidak bereaksi atau terlihat tidak peduli.
b. Shame, secara harfiah, shame berarti malu. Betapapun hancurnya karakter sang anak, sebenarnya ia masih memiliki rasa malu. Dibalik penyangkalannya, sebenarnya ia merasa malu, malu akan orangtuanya, malu akan keluarganya, malu akan keberadaanya, malu akan apa yang terjadi di dalam hidupnya, bahkan malu terhadap hodupnya sendiri. Ia hanya tidak ingin menunjukkannya. Dalam diamnya, ia terus berangan-angan agar bisa memiliki keluarga yang normal, keluarga yang harmonis, keluarga yang bahagia tanpa ada masalah apapun sehingga akan membuatnya merasa nyaman dan juga bahagia di dalamnya. Ia juga memimpikan kehidupan yang lebih baik dari kehidupannya saat ini.
c. Guilt, secara harfiah, guilt berarti perasaan bersalah. Dalam kasus ini, sang anak diliputi perasaan bersalah karena ia mengira bahwa ia adalah salah satu dari penyebab ketidakharmonisan atau bahkan kehancuran dalam keluarganya. Ia juga merasa bersalah karena merasa tidak ada yang bisa ia lakukan untuk memperbaiki keadaan.
d. Anger, secara harfiah, anger berarti kemarahan. Seringnya orangtua meluapkan kemarahan dan mengeluarkan kata-kata kasar dihadapan sang anak tentu memberikan dampak negatif pada sang anak. Anak menjadi mudah terpancing emosi dan cenderung marah hanya karena hal-hal sepele.
e. Iini secure, secara harfiah, iini secure berarti ketidakamanan. Dalam kasus ini, sang anak menganggap rumah bukanlah lagi tempat yang aman, nyaman, dan damai untuknya. Rumah hanyalah menjadi momok menakutkan baginya. Ia merasa ingin berlari mencari tempat untuk berlindung tetapi ia sendiri dan kehilangan arah.

3. Pengertian dari :
a. Academic problem, adalah keadaan dimana sang anak kehilangan semangat dan motivasi belajarnya. Kebanyakan anak ingin menjadi anak yang berprestasi untuk membanggakan kedua orangtuanya. Sementara pada anak korban broken home, ia merasa tidak ada lagi yang bisa dibanggakan. Sehingga ia akan menjadi bermalas-malasan dalam belajar dan tidak lagi memerhatikan pelajaran maupun tugas yang diberikan sekolah. Hal ini akan menyebabkan nilainya jatuh dan tentu saja berdampak negatif bagi masa depannya kelak.
b. Behavioural problem, orangtua memiliki fungsi yaitu fungsi edukatif. Orangtuanya seharusnya menjadi pendidik dan memberikan contoh yang baik bagi anaknya. Akibat kurangnya pendidikan karakter dari orangtuanya, ia sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ia mulai memberontak, berperilaku kasar, dan memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, minum-minuman keras, berjudi, bahkan bisa mengonsumsi obat-obatan terlarang. Hal ini sangatlah berbahaya dan tidak bisa dibiarkan karena dapat menghancurkan masa depan bahkan kehidupannya, yang juga berarti menghancurkan generasi penerus bangsa.
c. Sexual problem, orangtua memiliki fungsi yaitu fungsi afeksi atau kasih sayang. Karena tidak mendapatkan limpahan kasih sayang, sang anak akan mencari perhatian diluar sana. Ia pun memilih untuk memenuhi kebutuhan kasih sayangnya dengan cara memuaskan hawa nafsunya di jalan yang salah seperti seks bebas dll.
e. Spiritual problem, adalah keadaan dimana sang anak kehilangan figur seorang ayah, sehingga ia cenderung tidak mempercayai Tuhan, ulama, maupun orang-orang rohani. Ia meganggap semua itu hanyalah sandiwara belaka yang tidak bisa menjadi pegangan hidupnya.

4. Perbedaan keluarga yang bercerai dengan broken home yaitu sebagai berikut : Perceraian nmemanglah suatu hal yang buruk dan tidak diinginkan semua orang, tetapi terkadang perceraian juga bisa menjadi jalan terbaik untuk kedua pasangan. Dalam kasus keluarga yang bercerai, mereka akan membagi hak asuh anak. Jika hak asuh anak jatuh ke tangan sang suami, maka sang isteri tetap tidak akan kehilangan kesempatan untuk mengurus sang anak. Contohnya seperti dalam keluarga Deddy Corbuzier, meskipun telah bercerai, tetapi sang mantan isteri masih sering mengunjunginya hanya untuk sekedar menyiapkan sarapan untuk anak mereka ataupun hal-hal lainnya yang dibutuhkan sang anak. Jadi pada keluarga yang telah bercerai, komunikasi akan tetap terjalin, hubungan akan tetap harmonis, dan anak akan tetap menjadi tanggung jawab kedua orangtua. Sedangkan broken home adalah situasi yang berbeda. Broken home memang bisa diakibatkan dari perceraian, tetapi broken home juga bisa diakibatkan kesibukan masing-masing orangtua dalam pekerjaan mereka. Contohnya seperti seorang ayah yang selalu bekerja dan ibu yang juga seorang wanita karier, banyaknya waktu yang mereka habiskan untuk pekerjaan membuat mereka tidak lagi nemliki waktu untuk sekedar memberikan perhatian pada sang anak. Komunikasi pun tidak lagi terjalin dengan baik karena semuanya sibuk dengan kesibukan masing-masing, hubungan pun tidak lagi harmonis karena ketidakdewasaan orangtua yang sering bertengkar dan mempermasalahkan hal-hal tidak penting. Perlakuan orangtua pada anak pun tidak lagi sebaik yang seharusnya. Sang anak pun menjadi korban dari broken home yang memberikan banyak dampak negatif dalam hidupnya.Jadi, perbedaan keluarga yang bercerai dapat dilihat dari komunikasi, hubungan, dan perlakuan antara orangtua dan anak.

5. Cara saya mengatasi teman saya yang depresi akibat broken home yaitu sebagai berikut : pertama, saya akan mendekatinya dan mencoba untuk selalu ada untuknya. Saya akan meluangkan waktu hanya untuk menemani, memperhatikan, dan mencoba untuk memberikan kasih sayang padanya. Dengan begitu, secara perlahan tapi pasti ia akan percaya pada saya. Jika ia sudah percaya pada saya, barulah saya akan menanamkan nilai-nilai agama padanya. Karena bagaimanapun juga, Tuhan adalah sebaik-baiknya tempat berserah. Saya akan mengajarkannya dan membuatnya percaya kembali pada Tuhan. Setelah itu, saya akan mengajaknya untuk menghabiskan waktu dengan hal-hal positif. Baik itu hanya sekedar menonton film, atau pergi jalan-jalan bersama. Setidaknya, ia tidak lagi memiliki waktu untuk bergaul dengan orang-orang yang salah diluar sana. Saya akan terus berada disampingnya dan memotivasinya. Saya akan meyakinkannya bahwa hidupnya terlalu berharga untuk disia-siakan, lagipula broken home bukablah akhir dari segalanya. Masih terlalu banyak hal di dunia ini yang bisa membuat kita tersenyum, tertawa, dan membuat kita melupakan segala keluh kesah. Saya akan selalu berusaha untuk membuatnya bahagia dan secara perlahan merubah dirinya dan kehidupannya dengan cara saya sendiri.


Mohon maaf jika terdapat kesalahan kata, sekian dan terimakasih(?) :)