Notes

MATERI DEVIL HELMET
Cc: @Ms_Ainsley

Devil’s Helmet (Aconitum), juga dikenal dengan sebutan aconite, monkshood, wolf’s bane, leopard’s bane, women’s bane, atau blue rocket adalah tumbuhan beracun yang dapat dijumpai pada pegunungan di bagian utara hemisfer, tumbuh di dataran lembab dengan kabut pegunungan.
Aconitum merupakan tumbuhan berbunga yang seperti bunga buttercup, berbentuk rumput-rumputan yang terdapat bagian di dalam tanah yang dapat hidup lebih dari dua tahun.<br>
Daunnya berbentuk menjari dengan tiap daun terdiri dari 5-7 bagian yang setiap bagian tersebut terdiri lagi 3 bagian yang kasar dan terdapat duri tajam. Dapat dibedakan dengan adanya satu dari lima kelopak daun yang berada di bagian belakang yang biasa disebut galea, galea yang berbentuk helm silinder. mempunyai 2-10 daun bunga, 2 di bagian atas berbentuk besar, ditopang oleh tangkai yang panjang.

Aconitum mempunyai sebuah taji cekung yang berada di puncak yang memuat nektar. Di Nepal dikenal sebagai Racun Bikh. Racun berasal dari akarnya yang berisi banyak sekali pseudaconitine alkaloid, yang merupakan racun mematikan. Beberapa spesies Aconitum telah digunakan sebagai racun panah. Banyak digunakan terutama di daerah Ladakh, Jepang, Cina, dalam peperangan.

Buah Aconitum akan terbelah dua jika sudah matang. Jenis yang paling dikenal dari genus ini adalah Aconitum Napellus yang dianggap sangat penting dalam ilmu pengobatan dan ilmu racun mahkotanya atau sebagian dari bagian atasnya merupakan asal dari tanaman yang baru. Jika tersentuh ujungnya akan mengakibatkan keadaan mati rasa dan perih.<br>
Banyak jenis Aconitum dibudidayakan di kebun, ada yang berbunga biru atau kuning sebagai tanaman hias.

Lycoctonum Aconitum (Alpine wolfsbane), adalah spesies aconitum yang berbunga kuning yang banyak ditemukan di Pegunungan Alpen Swiss. Mereka berkembang di tanah kebun, dan tumbuh di bawah naungan pohon. Mereka mudah disebarkan oleh akar atau biji, tapi untuk akar harus berhati2 jauhkan dari jangkauan ternak atau bahkan anak-anak karena sangat beracun.

Dan ternyata tanaman ini bisa dijadikan obat tradisional di Asia (India, Cina) setelah sebelumnya didetoksifikasi sehingga tidak lagi memiliki toksisitas aktif.  Hal ini digunakan dalam pengobatan tradisional Cina sebagai pengobatan untuk kekurangan Yang, seperti kedinginan dan kelemahan tubuh, oleh karena ramuan ini dianggap panas, dan beracun (sehingga diberikan dalam dosis sangat kecil).
Aconite yang dicampur dengan patrinia dan Coix, mereka pakai dalam pengobatan usus buntu. Aconite bisa digunakan untuk memperlambat denyut nadi, sebagai obat penenang untuk penderita perikarditis dan palpitasi, dan bila diencerkan dapat digunakan sebagai pengeluar keringat ringan, mengurangi demam pada pilek, pneumonia, radang tenggorokan, sesak napas, dan asma. Aconite bekerja terutama pada sistem sirkulasi, respirasi, dan saraf.

Tapi dalam kedokteran barat aconite digunakan sampai hanya pertengahan abad ke-20, setelah itu tidak lagi digunakan karena telah digantikan oleh obat yang efektif dan lebih aman dan perawatan.