NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Character :
1.Queena Jane Marie Rosalind Fransisque ‘Queena’
2.Thyme Bliss ‘Ty’
3.Freddy Krueger ‘Fred’
4.Others.

Genre :
Sadistic
Horror


@ Springwood Diner


“Sial. Jika seperti ini terus akan aku mati.” sosok frustasi dibawah hamburan sinar lampu kafe tampak hendak menenggak kopinya yang entah kesekian. Kantung mata bertengger manis di area mata besarnya.
Kepalanya terantuk. Ia tertidur.

‘tuk’

“Selamat datang di duniaku.”

– – –

1 April 2015

Surai kecokelatannya terjuntai dipunggung, beberapa helai rambutnya ikut turun– menghalangi wajah mulus tak bernodanya– namun ia sibak kebelakang telingannya sendiri. Tak jauh dari tempatnya berdiri, nampak siluet kehitaman yang terus memandangi. Seeakan tidak akan melepaskan dia.

“Queena! Kau dipanggil Pak Lutz di ruangannya.Ah– kalau begitu aku pergi dulu.”

Queena, nama yang cocok dengan perannya. Queena Jane Marie Rosalind Fransisque, merupakan wanita peringkat pertama karena kecantikkannya. Namun tak hanya cantik, ia juga cerdas dalam segala aspek. Tak heran jika banyak pria yang mengidolakannya bahkan hingga menyatakan perasaannya pada Queena.
Queena tersenyum sekilas.
Kepalanya menoleh kesamping kanannya. Ia merasakan ada yang sedang memperhatikannya, namun tak ada siapa-siapa disana. Bayangan itu hilang.

5 PM.

Jam univertas berdentang. Saatnya yang datang untuk kembali kerumah segera, mungkin– jika tidak ada kegiatan diluar sekolah–. Sorak senang mahasiswa Springwood College of Art and Design terdengar menggema dilorong universitas. Bahkan hujan sekalipun tak menyurutkan mereka untuk segera keluar gedung utama menuju ke berbagai tempat. Tidak dengan Queena yang hendak menyoret nyoret atau mungkin lebih tepatnya menggambar sesuatu yang ada dibenaknya saat ini.
Coretan crayon dengan warna yang monoton tak bisa lepas dari tangannya. Sepertinya ia menyukai warna gelap ketimbang warna pastel seperti anak perempuan kebanyakan.

‘hoam’

Menguap, terantuk, dan tertidur.
Hening. Queena nampak tenang dalam tidurnya.
Sosok hitam itu kembali menampakkan dirinya tak jauh dari Queena yang tertidur dikursi barisan tengah. Suasana disana nampak lengang.

– | –

“Halo..? Ada orang disana?”
‘kreek’ suara seretan benda tajam kedinding, membuat sedikit percikan api dan terdengar mengilukan ditelinga.
“Queena kecil-ku. Rupanya kau sudah tumbuh menjadi wanita yang cantik.”
“Siapa kamu?” Queena mundur perlahan tapi punggungnya malah bertemu dengan dinding. Sementara dibalik kegelapan muncul sosok pria dengan topi hitamnya dan mengenakan setelan kaos panjang bermotif garis. Luka bakar disekujur wajahnya membuat Queena merasa jijik. Tangannya yang berbalut tangan besi dengan kuku-kuku yang tajam. Itulah asal bunyi yang ia dengar sebelum bertemu dengan pria itu.
“Kau bisa memanggilku Fred. Kau-lah kesukaanku.”

– | –

Dengan mata terpejam, Queena menggerakan kepalanya, keningnya berkerut. Ty yang memperhatikan sedari tadi bingung, kenapa bisa ia seperti itu dalam tidurnya.
Sebagian area kuping Queena basah akan lendir, atau mungkin saliva yang tiba-tiba ada disana. Entah apa yang queena pikirkan hingga terjadi hal aneh seperti itu. Ty berjalan mendekati, tapi dengan tiba tiba tubuhb Queena terlempar dengan sendirinya. Jatuh kelantai dengan lumayan keras.

“Hei! Queena! Hei, bangunlah!”

Darah segar keluar dari bahu kanan Queena. Terdapat 3 luka cakar sekaligus dengan panjang yang mencapai 10 cm.
Bagaimanapun caranya Ty membangunkan gadis itu, tetap saja Queena tertidur dengan pulas.

– | –

“Hentikan!”
“Untuk apa? Kau tidak mau kan seperti teman-temanmu?”
Queena melihat dari sudut matanya, melirik-lirik takut. Yang benar saja, raga temannya– yang telah tiada– dibiarkan tergantung dilangit-langit gedung tua itu.
Pasti pria bernama Fred itu yang melakukannya, pikir Queena.
“Menyenangkan sekali bisa bermain denganmu lagi, sayang.” kuku tajam Fred bergerak menggesekannya pada kulit halus Queena, namun dengan cepat ia berteriak dan tanpa sadar jemarinya menarik baju Fred hingga bagian itu sobek.
Queena terbangun.

– | –

“Hei..sadarlah.”
“...?”

Ty membopong Queena ke UKS setelah gadis itu terbangun dari tidur anehnya. Ty masih belum berani untuk menanyakan apa yang terjadi pada Queena. Masih terlalu dini untuk mengetahui apa yang terjadi. Tapi sepertinya, Ty juga pernah mengalami hal yang tak jauh berbeda dengan Queena.

“Terima kasih, Ty.”
“ Tak usah berterima kasih, aku hanya kebetulan lewat kelasmu.” Queena tak perlu tahu akan perasaannya.
“Baiklah..”
“Jika ada masalah, jangan sungkan-sungkan untuk bercerita padaku. Kalau begitu aku pergi dulu.”

2 April 2015 - Perpustakaan

“Banyak sekali buku yang harus kupelajari.” nafas berat Ty terdengar ditempatnya duduk sendiri, diantara para pengunjung perpustakaan lainnya.
Ty membalik halaman demi halaman dari buku perpustakaan yang ia pinjam, banyak hal yang tak terduga yang ia temukan disana. Menyenangkan.

‘1...2...3...Freddy datang...’

Samar suara terdengar tepat dilorong didepannya. Semuanya menjadi sepi, hanya ada dirinya disana.
Ty beranjak dari sana, mencari-cari asal suara itu berlangsung.

‘sst...mengumpatlah jika tak mau ketahuan...’

Lagi-lagi datang.
Kaki Ty melangkah lebih cepat dan menemukan dirinya bukan berada didalam sebuah lorong tua. Gedung preschool. Lalu apa hubungannya ia dengan semua ini?
Ty terus mencari tahu tentang ini, ia meyusuri lorong itu, menatap setiap ruang didalamnya.

‘cepat bersembunyi!’ ujar salah satu anak kecil perempuan dengan kuncir duanya.

Ty melihat kesebelah kanannya. Nampak sesosok pria dewasa dengan topi hitam dan baju bergaris tengah menutup kedua matanya, sepertinya sedang bermain hide & seek.

‘Freddy datang...’

Dan nampakalah pria yang menyebut dirinya Freedy. Pria dengan luka bakar disekujur wajahnya. Sangat buruk
Freedy tersenyum licik.

-

“Hei! Apakah kau tidur sambil membaca buku, Ty?”

Ty sedikit gelagapan.

“Eh? ... Tidak.”
“Kau bermimpi? Apakah tentang Fred?”
“Freddy.”

Mereka saling menatap satu sama lain.

“Apakah kita mempunyai hubungan? Sepertinya aku baru mengenalmu sejak SMA.”
“Aku pikir juga seperti itu.”
“Kau bermimpi dimana?”
“Entah..tapi sepertinya digedung preschool. Apa kau tahu dimana itu?”

Queena mengeluarkan sebagian berkasnya kusamnya dari dalam tas. Hasil coretan abstrak tangannya.

“Sepertinya aku punya satu yang mengarah ketempat itu.”
“..Springwood Preschool.”

Ty segera mengecek data sekolah itu dan menemukan data bahwa Springwood Preschool sudah ditutup sejak beberapa tahun yang lalu.

8 PM. - Queena’s House

“Apa kau tahu siapa pria yang bernama Fred itu, bu?”
“Tidak. Memangnya ada apa?”
“Kuharap kau tidak berbohong.”

Queena merasakan ada sesuatu yang ibunya sembunyikan dari dirinya. Entah apa itu.
“Jeremy? Ingatan Queena sudah kembali.”



4 April 2015 - Swimming Pool

“Setelah pemanasan, latih otot kalian. Segala macam gaya saya izinkan. Posisi bersiap..Mulai!”

Ty menyelam dengan gaya bebas andalannya. Tak ada masalah pada putaran pertama, tapi saat diputaran ketiga ia mengalami kesusahan bergerak. Kakinya kram. Ty meraih apapun yang ada disekitarnya tapi nihil, hanya ada ribuan air disana.
Ty kembali bermimpi dan pingsan sebelum ditolong.

5 April 2015

“Aku mendapat potongan mimpi tentang Freddy. Aku tahu bagaimana ia dibunuh. Ia dibakar.”
“Itulah penyebab luka bakar itu..”
“Dan tak lain, pelaku pembakaran itu yang tak lain adalah orangtua kita. Kau ingat gambarmu tentang sekolah preschool Springwood? Kurasa itu sekolah kita saat kita kecil.”
“Begitukah? Kalau begitu, kita tak punya banyak waktu.”

Ty dan Queena segera melesat pergi ke sekolah lama mereka.
Sejujurnya, Ty tidak pernah tertidur sejak mendapat mimpi aneh seperti itu. Begitupun dengan Queena. Alih-alih pencegahan, Ty mengambil 2 botol adrenaline beserta suntikan yang masih steril. Ty tak mau ada yang terbunuh akibat pria terbakar itu.

_ - _

“Aku akan masuk kedalam mimpi dan menemui Fred. Ku harap kau masih disini dan menjagaku agar bisa terbangun kembali. Kau ingat kan tentang robekan baju Fred yang kutarik saat aku terbangun? Aku akan menariknya keluar dari dunianya, setelah itu kau bisa bunuh dia.” ujar Queena panjang lebar.
“Are you fucking kidding me?”
“Tidak. Untuk kali ini kumohon jangan jadi pria pengecut.”
“Baiklah.”

Queena berbaring dalam ranjang reot milik Fred saat ia masih hidup dulu, sementara Ty duduk disofa yang sudah tak empuk dengan membawa pedang yang ia ambil sendiri dari peralatan Fred.
Queena terpejam.

– | –

“Freddy! Keluar kau!”
“..Mencariku, eh?” suara Freddy terdengar seperti biasa, menakutkan untuk didengar. Tanpa basa-basi, Fred langsung menyerang Queena dengan brutal. Melemparnya keudara dengan luka tebasan khas tangannya. Queena hanya berharap ia bisa segera bangun dari mimpinya.
“Kau tidak nyata. Kau tidak nyata.” gumam Queena berulang-ulang.
“Aku nyata. Ini duniaku. Bukan duniamu, sayang.” Fred mengatakannya penuh penekanan.

Queena terjatuh karena Fred menindihnya. Pria itu menginginkan jantungnya. Sial, pikir Queena.

“Kau pikir orang diluar sana akan membangunkanmu? Tidak akan, sayang.”

– | –

Ty mengguncang bahu Queena. Wanita itu mengalami memar dibagian lengan. Ini sudah lumayan lama baginya untuk menunggu kedatangan Fred. Queena seperti ini pasti ada apa-apanya, batinnya.
Ty mengisikan cairan adrenaline kedalam suntikan dan langsung menancapkan benda tersebut didada Queena.

– | –

Sebelum Fred menusukkan kuku tajamnya, Queena berteriak menahan serangan dengan tekanan besar itu. Otomatis, Queena memegang kedua tangan Fred.
Dan saat itu tiba, tubuh mereka keluar dari dunia mimpi dan terbangun di dunia nyata.

– | –

Ty baru kali ini melihat Freddy asli dengan wajah buruknya, bukan lagi melihatnya di dalam mimpi.
Queena mengangguk mantap. Dibalasnya tatapan wanita itu dengan mantap juga. Ty mengarahkan pedangnya pada pinggang Freddy, namun sepertinya gagal karena Freddy dengan cepat menangkisnya dan beralih mengenai tangannya. Pria terbarkar itu meraung kesakitan.

“Ini bukan lagi duniamu.”

Queena menyalakan korek api. Dilemparkannya benda itu kearah Freddy. Queena menarik Ty keluar dari gedung itu karena ia sudah memperkirakan kalau tak lama lagi bangunan itu akan meledak dalam sekejap.


END
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.