Notes

kepada tuhan diatas sana, apakah seperti ini yang tuhan takdirkan untukku? apakah seperti ini jalan cerita kehidupanku? apakah seperti ini?. jika memang seperti ini takdirku bolehkah aku meminta kau untuk mengubah takdirku? aku memang tidak bisa melawan takdir dan aku juga tidak bisa mengubah takdir.
tapi bukankah ini terlalu berlebihan?

memang benar... setiap jalan cerita kehidupan yang nyata maupun tidak nyata pasti memiliki jalannya sendiri untuk mencapai sebuah penutup setelah awal cerita,,memang benar tidak ada sebuah cerita tanpa luka dan duka, tidak ada cerita tanpa tangis dan tawa. kini aku mengerti bahwa tidak setiap cerita harus berakhir dengan takdir yang selalu bahagia.

seorang perempuan bernama xaviera amalia putri yang sekarang sedang bersiap-siap untuk pertandingan basket yang diikutinya dari 6 tahun yang lalu saat dia masih berusia 16 tahun.

viera bertekad untuk mengikuti klub basket (basketball club) untuk mencapai mimpi yang diinginkannya dari kecil.

tidak mudah untuk mendapatkan izin dari kedua ayahnya, yang ayahnya ingin ia menjadi seorang dokter, sementara ibunya tidak memperdulikan ia ingin menjadi apa, yang terpenting ia bisa mencapai semua keinginan yang ingin ia capai.

tapi pada akhirnya ayahnya mengizinkan dia untuk ikut klub basket dan menjadi atlet basket, meskipun ayahnya ingin ia menjadi dokter. viera berterima kasih sekali kepada ayahnya yang sudah mengizinkannya untuk mengikuti klub basket.

"Ayo semuanya berkumpul!" teriak pelatihnya

seketika semua anggota mendekat ketempat pelatihnya berdiri sekarang, termasuk viera.

"jadi sekarang adalah waktunya kita menunjukkan skill kita terhadap semua orang, jangan sampai ada yang lengah, dan tetap fokus pada pertandingan. semua mengerti!" ucap pelatih

"mengerti pak!" ucap serentak para pemain

"mari kita berdoa sebelum pertandingan dimulai, berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing dimulai" ucap pelatih

semuanya mulai menundukkan kepala mereka untuk berdoa agar pertandingan kali ini mereka bisa menang dan bisa membawa mendali/piala pulang. dan membanggakan sekolah serta kedua orang tua.

"selesai" ucap pelatih

"amin." ucap viera pelan.

"ayo kita manuju lapangan, SEMANGAT SEMUANYA!" teriak pelatih.

"SEMANGAT" jawab para pemain secara lantang

pertandingan dimulai...

saat ini para pemain sment sedang makan dengan gembira. seperti yang diharapkan. yah mereka memenangkan pertandingan ini, beberapa hari lagi mereka akan mengikuti pertandingan bola basket di singapura, untuk mewakili sekolah mereka.

tapi ada sasuatu yang berhasil membuat dia berpikir dan gelisah. 'apakah orang tuanya akan mengijinkannya?' begitu pikir viera saat ini.

setelah acara makannya selesai, semua memutuskan untuk langsung pulang kerumah.

sementara viera masih berdiri ditepi jalan bersama satu temannya yang sama sepertinya menunggu pesanan ojek online nya sampai. viera menatap kertas yang dipegangnya sedari tadi, itu adalah surat izin untuk mengikuti basket diluar negeri.

"ra, kamu takut tidak diizinkan ortu mu ya?" tanya temannya yang bernama lily.

"iya ly, aku takut tidak diizinkan ortuku." jawab viera

"sebenarnya aku juga takut tidak diizinkan" ucap lily

ucapan lily berhasil membuat viera menatapnya dengan keheranan. karena setau dia, ortu lily itu sangat mendukungnya untuk menjadi atlet basket. tapi kenapa lily takut dia tidak diizinkan? karena menurut viera dia bisa dengan mudah mendapatkan izin itu.

"kenapa? bukannya ortu mu sangat mendukungmu untuk menjadi atlet basket?" tanya viera sambil menatap lily keheranan.

"karena ortuku sebenarnya seperti ortumu yang pada awalnya mereka menolak mentah-mentah keputusanku untuk menjadi atlet basket" jelas lily

"lalu, bagaimana bisa sekarang mereka sangat mendukungmu?" tanya viera lagi.

"aku terus memaksa mereka agar mengizinkanku dan pada akhirnya mereka pasrah lalu mengizinkan ku untuk mengejar mimpiku menjadi atlet basket" jawab lily

"kita sama" ucap viera.

"iya kita sama, dan semoga ortu kita mengizinkan kita" ucap lily

"iya semoga" ucap viera.

tak lama kemudian ojek online yang dipesan viera dan lily datang secara bersamaan, mereka saling bersalaman dan menuju ojek online mereka masing-masing untuk pulang.

viera sudah sampai dirumahnya, tapi dia masih enggan masuk kerumah dan memilih duduk dikursi yang ada diteras sambil menatap kertas yang digenggamannya. tak lama pintu rumahnya terbuka dan menampilkan ibunya yang sedang membawa keranjang jemuran.

"loh viera udah pulang?" tanya ibunya yang bernama jessica

"iya sudah bu" jawab viera sambil menyembunyikan kertas yang digenggamnya.

"apa yang kamu sembunyikan itu ra, coba ibu mau lihat" tanya jessica yang melihat anaknya seperti menyembunyikan sesuatu.

"b-bukan apa apa bu" jawab viera dengan gugup

"ibu tidak akan marah ra, mana coba ibu lihat" pinta jessica

kemudian viera memberikan kertas yang di genggamnya dengan gugup kepada ibunya, setelah diterima oleh ibunya viera hanya bisa