Notes

“Athena’s ending.”
Athena, as a main cast (Vampire)
Xavier, as a Athena’s Crush (Human)
Ax, as Athena’s ex (Vampire)
2 random guys, as a mafia (Human)
Siapa yang tidak tahu salah satu karakter fiksi yang digambarkan memiliki taring tajam dan juga mata yang berwarna merah? Merupakan bentuk karakter utama dalam film seri ‘Twilight’ yang digandrungi banyak remaja wanita.
Vampire.
(Scene I)
Saat itu, Athena sedang berjalan di tengah keheningan malam, berlokasi pada sebuah gang sempit. Perutnya sedang bergemuruh, memina diisi oleh cairan berwarna merah pekat yang mengenyangkan. Bukan soda─yang mereknya fanta! Tetapi sesuatu yang benar-benar berwarna merah pekat, kental, dan juga amis.
Silahkan menebak sendiri!
Athena: (Masuk ke dalam panggung dengan pakaian serba hitam. Bergerak seperti sedang mengintai; mengendus, melirik, dan menatap tajam seluruh penonton yang ada.) “Tidak ada siapa-siapa disini. Tetapi... aroma itu terlalu menyengat!” (Kembali mengendus dengan mata terpejam) “Aromanya... manis.”
Xavier: (Berlari, kemudian bersembunyi dibalik properti rak sampah, sambil sesekali meringis.) “Bandit sialan!” (Mengumpat.) “Berani membuatku terluka seperti ini. Jika tidak memikirkan keselamatan Rebecca, mungkin sudah kuhabisi dia!” (Memperhatikan lukanya yang mengalirkan banyak darah)
Athena: “Dimana sumber darah itu? Aku... kelaparan!!” (Mata memerah, berteriak, taring yang keluar.)
Xavier: “Suara apa itu?” (Mengintip dan melihat sosok Athena, mengerjap, sedikit ketakutan) “D-dia...” (Mencoba untuk kabur, menyenggol rak sampah)
Athena: (Melongo, melihat Xavier) “My supper!” (Berlari dengan sangat kencang menuju Xavier)
Xavier: (Kakinya sakit, jadi tidak bisa lari) “T-tolong!”
Athena: “No one can hear you!” (Tersenyum setan, mencengkram leher Xavier) “Kau akan─” (Terputus)
Ada yang salah. Tepat saat Athena mencengkram leher Xavier, entah kenapa, semuanya terasa seperti terputar. Seperti dihempaskan ke masa lalu yang kelam. Semuanya... teringat kembali.
Athena & Xavier: (Saling berpandangan)
Athena: (Mata jadi cokelat kembali, cengkraman melemah, tersungkur di hadapan Xavier) “A-Ax? ... kenapa...” (Ekspresi terkejut sekaligus sedih, suara bergetar, mata berkaca-kaca) “Kau... siapa?”
Xavier: (Menaikkan sebelah alis, masih memandang Athena takut) “Ax? Siapa yang kau bicarakan? Dan.. menjauh dariku! Monster!” (Melempar beberapa sampah ke wajah Athena)
Athena: “Ax, kau melupakanku? ... kau pergi begitu saja, dan sekarang melupakanku?!” (Membentak, menindih Xavier, lalu mencengkram kerahnya.)
Xavier: “Kau ini bicara apa? Monster bisa menangis, huh?” (Berusaha mendorong Athena) “Menjauh dari tubuhku!”
Athena: “Ax.. kau sungguh tidak ingat padaku? Ax! Ini aku! Athena, Ax!” (Cengkramannya melemah, terisak) “Kenapa kau lupa padaku? ... kenapa, Ax?”
Ya, Ax adalah mantan kekasih Athena yang meninggal sejak dua ratus tahun yang lalu. Dia persis seperti Xavier. Dari wajah, bentuk hidung, postur tubuh. Semuanya sama. Seperti sebuah kloning. Bedanya, ini manusa, dan Ax adalah vampire, seperti dirinya.
(Scene 2)
Tahun 1815, di Jerman (Salah satu hutan)
Athena dan Ax sedang bercengkrama saat itu. Berdua di sofa rumah pohon sambil saling merengkuh.
Athena: “Sayang..” (Menyandarkan kepala di pundak Ax)
Ax: “Ya sayang?” (Menengok, sambil meraih tangan Athena, menggenggamnya dengan erat)
Athena: “Kapan kita akan menikah?” (Mendongak sebentar menatap Ax)
Ax: (terdiam) “...menikah? Aku... belum terpikir sejahu itu, Ath.”
Athena: “Kenapa? Apa yang salah? Kau tidak ingin menikah denganku?”
Ax: “Bukan begitu..”
Athena: (Tersenyum tulus, mengusap pipi Ax) “Tidak apa, selama kau tetap disini, bersamaku, aku sudah sangat bahagia.”
Ax: (Ikut tersenyum, membelai rambut Athena tanpa berbicara)
Athena: “Oh ya, ayo berburu! Aku ingin minum dari mereka malam ini!” (Antusias)
Ax: (terkekeh) “Dasar. Kijang lebih lezat dari pada manusia sayang.” (Mengacak rambut Athena)
Athena: “Tsk, kau kan suka kijang, aku suka manusia! Mereka punya yang manis.”
Ax: “Kijang lebih empuk, hangat pula.”
Athena: “Tidak. Manusia yang terbaik.”
Ax: “Kijang.”
Athena: “Manusia.”
Ax: “Kijang.”
Athena: “Manusia.”
Ax: “Pilih mana, manusia atau aku?” (menjulurkan lidah, berbalik untuk menuruni tangga)
Tepat ketika Ax turun lebih dulu dari rumah pohon itu. Sebuah peluru baja tiba-tiba muncul dan menembus jantungnya. Dapat dipastikan, pemburu vampire dengan kecepatan luar biasa, hingga tidak terlihat. Tubuh Ax terhuyung, kemudian menggelinding jatuh dari tangga.
Athena: (Baru hendak turun) “AX!!” (Berteriak histeris, meloncat dari tangga, menghampiri jasad Ax) “Siapa yang tega melakukan ini!! Tunjukkan dirimu!! Kenapa kau membunuhnya?! Kenapa bukan aku?!” (Terisak)
Kisah singkat yang tragis.

(Scene III)
Kembali pada masa kini, dimana Athena masih bernaung di gang sempit bersama Xavier. Nafsu makannya hilang drastis, sementara wajahnya tanpa ekspresi, diikuti dengan mata yang memandang kosong. Xavier sendiri sudah sadar, bahwa dalam kondisi seperti ini Athena tidaklah berbahaya.

Xavier: “Jadi, Ax itu mantanmu?” (Mendekati Athena, duduk disampingnya)
Athena: “Hm.” (Mengangguk.)
Xavier: “Hah, dasar wanita. Tidak jaman sekarang, jaman dulu, kalian semua baper. Bawa perasaan sek─” (Terputus)
Athena: (Menyodorkan kuku panjangnya ke Xavier) “Jika saja kau tidak mengingatkanku dengan Ax, akan kubunuh kau! Diam ditempatmu.”
Xavier: “Woohoo! Kalem nona.”
Athena: “Kenapa kau bisa terluka?”
Xavier: “Bandit kurang ajar menggilaiku, kemudian mengejarku. Mereka terlalu fanatik, hingga memukuliku begini.”
Athena: “Kepercayaan dirimu tinggi sekali.”
Xavier: “Itu benar!”
Athena: “Hah, kau pik─Awas!”
Dua orang berandalan datang mendekati mereka berdua. Sementara Athena kembali dalam mode vampire-nya. Ia berbalik.
Athena: “Lari! Aku akan mengurus ini!”
(Menurut)
Stranger I: “Sok jagoan!”
Stranger II: “Mati kau, jalang!”
(Scene berkelahi, intinya, Athena terluka parah dan sekarat. Terlalu parah untuk regenerasi. Tapi berhasil mengalahkan dua bandit tadi.)
Setelah selesai mengurusi kedua bandit tadi, Athena berjalan menuju tempat persembunyian Xavier dengan langkah terseok-seok.
Athena: (tumbang)
Xavier: (Panik) “Ath, Athena! Bangun, kau baik-baik saja?”
Athena: (Tersenyum, mengusap pipi Xavier) “Aku baik. Setidaknya aku bisa menyelamatkan reinkarnasi dari Ax.”
Xavier: (Terdiam)
Athena: “Jaga dirimu baik-baik.”
Xavier: “Ath! Athena! Tunggu- ....”

Terlambat. Semuanya sirna. Tetapi itu berarti satu kebahagiaan untuk Athena. Dimana dia bisa menginjakkan kaki di surga. Menjalani kehidupan yang lebih abadi lagi, yang pasti, dengan Ax di sisinya. Sehingga dia, tidak akan kesepian di sana.
Xavier: Mengusap airmatanya dengan kasar. “Terima kasih telah menolongku.”