Notes

Hening. Kata yg sangat tepat untung menggambarkan situasi Great Hall dari Godric Palace saat ini. Terlalu hening, mengingat ada 5 orang pria yg duduk dalam lingkaran meja makan besar ditengah ruangan tersebut.

"Bagaimana bisa mereka menyusup dan menculik 4 orang diantara kita?" Phill membuka suaranya. Menatap 3 orang dihadapannya dengan wajah datar.

"Mana aku tau Phill. Aku baru bangun 10 menit yg lalu. Saat aku bangun, kastil ini sudah sepi, dan kau langsung menyeretku untuk sidang di meja ini." Pierre menjawab dengan ketus. Yg benar saja, ia baru saja bangun dan langsung ditarik untuk ditanyai soal hilangnya 4 anggota dalam kastil ini. Memangnya orang tidur bisa melihat atau mengingat sesuatu yg terjadi didunia nyata?

"Aku...... Aku tidak tau, aku baru saja akan mengajak Caesar berbelanja bahan ramuan. Tapi saat kutinggalkan ke kamar sebentar, ia sudah tidak ada dipintu depan." Itu suara Lonir. Berbeda dengan Pierre yg ketus, suaranya terdengar agak bergetar. Mungkin shock. Bagaimana tidak Shock jika orang yg ditinggalkannya 5 menit untuk kembali ke kamarnya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan kini diketahui telah diculik para Ghoul.

Pria dengan rambut blonde keunguan itu mengacak rambutnya frustasi."Arghhhhh, bagaimana mungkin mereka bisa masuk kesini padahal kastil ini sudah diberi pelindung." Kalut. Pria ini kalut. Bagaimana tidak kalut jika dalam waktu 1 jam, 3 orang wanita dalam kastil tersebut beserta kekasihnya menghilang tanpa jejak.

Pria pemilik senyum angelic yg dari tadi duduk tenang itu menatap Phill dengan santai. "Mau tak mau kita harus mendatangi markas Ghoul dan menyerahkan 'The Shining Diamond' Phill."

Phill menatap wajah Pria tersebut dengan sengit. "Kau sama saja, Erwarth! Bagaimana bisa kau tertidur di ruang tengah kastil saat penyusup itu menculik yg lainnya?! Dan apa kau bilang? Menyerahkan 'The Shining Diamond?'? Apa kau sudah gila?!" Suaranya meninggi. Membuat yg ditatap -Erwarth- ikut menatapnya sengit.

"Yak! Kenapa aku juga yg disalahkan?! Aku kelelahan makanya aku tertidur! Aku tidak gila! Aku hanya ingin masalah ini cepat selesai!" Ucap Erwarth dengan nada tinggi. Lonir hanya menatap cemas keduanya. ingin bersuara, namun takut membuat situasi bertambah suram.

Rey yg dari tadi hanya melihat perdebatan itu menggelengkan kepalanya. "Kalian ini seperti anak kecil saja. Yg harus kita fikirkan sekarang adalah bagaimana cara kita menyelamatkan mereka. Bukan saling memikirkan 'ini salah siapa'." Phill mengusap wajahnya sekilas.

"Maaf, aku kalut. Oh Rey, ini salahku. Kalau tau ini akan terjadi, aku takkan mau menerima berlian itu sebagai hadiah dari tetua." Rey menepuk pundak Phill lalu tersenyum.

"Bukan salahmu. Kita tak tau apa yg terjadi dimasa depan bukan?"

"Betul Phill. Ini takdir, jangan menyalahkan dirimu sendiri." Lonir kembali bersuara.

"Okay, mungkin sebaiknya kita bersiap untuk menyusul mereka ke Little Hangelton. Aku tidak yakin mereka menepati janji untuk tidak menyakiti teman kita yg lain." Phill mengangguk mendengar ucapan Pierre.

"Baiklah, kalau begitu lebih baik kita bersiap. Dan em, maaf kalau tadi aku berucap kasar, terutama padamu Er." Erwarth tersenyum mendengar permintaan maaf tersebut.

"Tak masalah, leader. Kalau begitu, ayo kita bergegas menyelamatkan mereka!"

Lonir mengulurkan tangannya, sambil tersenyum. Phill ikut mengulurkan tangannya, diikuti Lonir, Rey, dan Erwarth. Membentuk lingkaran.

"Say the name! Godric team! Fighting!"


+++


-Other Side-

Pria dengan rambut silver itu tersenyum didepan bola Kristal diatas mejanya.

"Para bocah sok ksatria itu ternyata mulai bergerak."