NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

Minjung melangkahkan kakinya menaiki tangga. Mengetahui hal itu, Luhan cepat-cepat menggeret kopernya yang terletak di ujung tangga dan membawanya ke atas. Sampai di sana, tampak Minguk sedang duduk di atas karpet ruang duduk. Sepertinya sedang siap-siap belajar. Adik laki-laki Minjung memang suka belajar di ruang duduk daripada di kamar. Lampu kamar agak redup dan ia kurang nyaman belajar di sana karena ia berkacamata.

Minguk membenarkan letak kacamatanya. "Dia siapa kak?"
Minjung melirik Luhan, "Orang asing yang menumpang hidup di sini" jawab Minjung.
"Ya,ya,ya.. kenapa kau kejam sekali?"Luhan menyahut tak terima. "Ya, aku adalah calon kakak iparmu, Xi Luhan" Luhan dengan bangga memperkenalkan dirinya. Ia menciut saat Minjung memberikan tatapan kematian padanya. Lantas Luhan menyengir.
"Aku Seo Minguk" balas Minguk.
"Dia adikmu?"tanya Luhan.
"Kau pikir dia siapa kalau bukan adikku" Minjung masih dengan nada dinginnya.
"Minguk-a, karena kau akan berbagi kamar dengannya, kau yang urus dia"
Sementara Minguk tercengang dengan ucapan sang kakak, lantas Minjung beranjak memasuki kamarnya.

Belum sempat pintu tertutup penuh, kaki Luhan menahannya. Minjung menatap Luhan dengan ekspresi terkejut. Ia takut kalau dia melukai kaki laki-laki tersebut. Sudah cukup sampai di sini saja ia berurusan dengannya.
"Apa?"
"Kau yakin tidak mau berbagi kamar denganku?"tanya Luhan dengan mengangkat sebelah alisnya. Menatap Minjung dengan tatapan menggoda.
Minjung memutar bola matanya malas. Merutuki dirinya yang beberapa detik lalu sempat mengkhawatirkan kaki pria itu. Minjung tersenyum miring.
"Bermimpi sajalah, Tuan Xi" balas Minjung yang lantas menendang kaki Luhan keras untuk menyingkirkannya. Saat kaki Luhan tak lagi menghalangi pintu kamarnya, Minjung buru-buru menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia duduk di kursi belajar, menyandarkan tubuhnya, dan memijat keningnya yang terasa berdenyut-denyut. Belum selesai masalahnya dengan Chanyeol, kini ia harus berurusan dengan Luhan. Bagaimana tidak? Sekarang laki-laki itu berada di rumahnya. Yang benar saja. Haruskah ia mengakhiri hidupnya detik ini juga?
***
Malam itu Jisoo tanpa sengaja bertemu Jongin di sebuah supermarket. Mereka berteman, setidaknya begitu dan Jisoo tidak bisa berpura-pura untuk tak mengenalnya. Jisoo pergi ke supermarket karena kebutuhan pribadinya mulai menipis, siapa sangka ia akan bertemu Jongin yang sedang membeli makanan ringan. Keduanya berjalan beriringan menuju sebuah bangku taman. Masing-masing memegang sebuah kaleng minuman. Jongin sedang meminumnya sedangkan Jisoo hanya mengetuk-ngetuk bagian atas kaleng dengan jari telunjuknya.
"Kenapa kau tidak meminumnya?"tanya Jongin yang memecah keheningan.
"Eum?" Jisoo menoleh lalu kembali membuang pandangannya ke arah taman, "Aku hanya tidak ingin meminumnya" jawabnya. Situasi saat ini terasa canggung bagi Jisoo. Suara Jongin tak terdengar lagi. Ia menarik napas dan dengan santainya menyandarkan dirinya di atas pundak Jisoo. Gadis itu tersentak.
"Sebentar saja" ucap Jongin yang menyadari ketegangan Jisoo. Gadis itu tak bisa bergerak. Seluruh tubuh dan sarafnya otomatis berubah kaku.

Jongin berada di posisi itu dalam waktu yang cukup lama. Kemudian dering ponsel Jongin mengakhiri adegan tersebut.
"Ya?... Em, baiklah..." sambungan telepon terputus. "Sepertinya aku harus pulang. Terimakasih pundaknya" ucap Jongin beranjak meninggalkan Jisoo.

Sepeninggal Jongin, gadis itu baru merasakan bahwa ia bernapas. Ia kira ia telah mati. Degup jantung yang sebelumnya nyaris tak terdengar, Jisoo kembali mendengarnya. Ia menatap punggung Jongin yang berlalu dengan perasaan tak menentu. Ia tak mengerti mengapa Jongin bersikap seperti itu padanya. Membuat perasaaannya naik turun. Membuatnya bingung. Apakah Jongin menaruh hati padanya ataukah semua ini hanya permainan belaka?
***
Jongdae menggosokkan tangannya beberapa kali. Sudah sepuluh menit yang lalu ia berdiri di dekat pagar rumah Jikyung. Ia tidak memiliki keberanian untuk masuk. Jadi ia hanya menunggu. Tadi ia sempat mengirim pesan pada Jikyung kalau dia akan berkunjung ke rumahnya dengan alasan untuk meminjam catatan sastra korea. Ia juga sudah mengabari Jikyung kalau dia sudah sampai di depan rumahnya. Tapi Jikyung tak menunjukkan dirinya sejak tadi. Kemana dia? Apa dia masih marah karena kejadian di sekolah?

Samar-samar Jongdae mendengar langkah kaki mendekat. Tidak hanya satu, tapi dua. Kemudian ia mendengar suara tawa perempuan dan tawa laki-laki. Jongdae menoleh. Jikyung dan Junmyeon sedang berjalan beriringan. Mereka tampak senang dan saling bersenda gurau. Kedua tangan Jongdae mengepal keras.

Langkah Jikyung terhenti. Ia menahan napas melihat sosok Jongdae berdiri di dekat pagar rumahnya. Tatapan laki-laki itu sangat tidak mengenakkan.
"Jadi, begini?" Jongdae mendengus. "Seharusnya kau katakan saja jika tidak ingin menerima kedatanganku. Tak perlu membuatku menunggu lama seperti ini" tatapan tajamnya beralih pada Junmyeon. Ia berjalan cepat ke arah Junmyeon dan mencengkram kerah laki-laki itu. "Kau! Enyahlah dari pandanganku!"ucap Jongdae seraya menghempaskan tubuh Junmyeon. Kemudian laki-laki itu menyingkir dari sana. Ya seandainya Jongdae membiarkan Jikyung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, kesalahpahaman ini tak akan terjadi.

Jikyung mengatakan kepada orangtuanya bahwa temannya akan datang. Karena tak ada yang bisa disajikan, Jikyung pergi ke luar untuk membeli makanan. Di tengah jalan, ia bertemu Junmyeon yang baru saja membeli kue beras. Mereka berbicara sebentar. Ia tidak tahu bahwa menghabiskan waktu yang lama untuk itu. Junmyeon menawarkan diri untuk mengantarnya dan Jikyung mengiyakan. Dia tidak tahu jika Jongdae sudah datang sejak tadi. Ia tidak membawa ponsel. Seandainya ia tahu, Jikyung pasti akan cepat-cepat pulang.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.