Notes

"Strangling Ritual"
Jepang dikenal dengan tradisi Shinto yang sangat kuat. Salah satunya adalah tradisi yang bahkan mengorbankan nyawa sekalipun, akan dilakukan atas dasar tradisi. Beberapa keluarga percaya, jika tidak melakukan ritual yang dimaksud, maka akan ada malapetaka besar yang akan menimpa keluarga atau bahkan wilayah di sekitar keluarga itu. Salah satu keluarga disini adalah keluarga Himuro.
Himuro Mansion secara turun-temurun telah mengadakan sebuah tradisi yang terbilang sadis dan kejam. Mereka memiliki sebuah ritual yang mengharuskan seorang anak gadis untuk menjadikan dirinya sebagai 'tumbal' dalam ritual ini. Ritual ini dilakukan setiap 50 tahun sekali. Sebenarnya dalam pelaksanaanya, ada 2 peran utama yang dibutuhkan. Karena ritual ini memiliki beberapa tahapan, yaitu..
1. Blinding Ritual
2. Demon Tag Ritual
3. Strangling Ritual (ritual utama)
♦ Dalam "blinding ritual", seorang anak gadis dari keluarga Himuro yang telah berusia lebih dari 7 tahun, 9 bulan dan 25 hari akan dipilih untuk menjadi "Blind Maiden". Maiden haruslah anak yang memiliki kekuatan spiritual tinggi. Blinding Ritual diadakan pada tgl 26 November, tepat 10 tahun sebelum "Strangling Ritual" diadakan. Pada saat ritual, Blind Maiden akan dibawa ke dalam kuil oleh para pendeta, dan ia akan dipakaikan "Blinding Mask". Blinding Mask adalah sebuah topeng yang memiliki dua pisau tajam pada bagian matanya. Jadi Blind Maiden akan ditusuk matanya disaat bersamaan ia menggunakan topeng itu, sehingga ia akan benar-benar 'buta'. Darah dari Blinded Maiden akan digunakan untuk 'melemahkan' kekuatan iblis nantinya. Setelah mendapatkan 'Blinded Maiden' yang sudah buta, saatnya melaksanakan ritual kedua yaitu..
♦ "Demon Tag Ritual". Disini, 2 orang gadis berkekuatan spiritual tinggi akan ikut serta. Bersama dengan 'Blinded Maiden' mereka akan memainkan permainan 'petak umpet'. Gadis yang pertama kali ditemukan oleh Blinded Maiden akan menjadi Blind maiden selanjutnya (di periode ritual berikutnya), sedangkan gadis yang terakhir ditemukan akan menjadi Rope Shrine Maiden, mengikuti "Strangling Ritual". Kenapa yang terakhir yang dijadikan Rope Shrine Maiden ? Karena gadis yang bisa menyembunyikan diri dg baik dari Blinded Maiden dipercaya memiliki kekuatan spiritual paling tinggi.
♦ "Strangling Ritual". Gadis yang terpilih sebagai Rope Shrine Maiden tadi akan diisolasi dari dunia luarsampai tiba waktunya pelaksanaan Strangling Ritual (10th kemudian). Rope Maiden tdk boleh terikat dengan keduniawian sama sekali agar ritual berjalan lancar dan ia tetap 'suci'. Setelah 10th berlalu, Rope Maiden akan dibawa ke kuil. Kaki, tangan, dan lehernya akan diikat tali. Tali-tali ini kemudian akan diikatkan pada pancang yang nantinya akan ditarik oleh kuda/sapi. Darah sang Maiden yang terdapat pada Tali2 yang mengikatnya kemudian akan diambil untuk mengikat gerbang ritual sbg tanda tumbal tlh selesai.

Menurut mitos... Suatu kali Ritual ini gagal. Sekitar tahun 1800an, Kirie Himuro, Rope Shrine Maiden kala itu, adalah Rope Shrine Maiden yang terakhir. Dalam 10 tahun masa isolasinya, keluarga Himuro kedatangan seorang pendatang. Pemuda yang tampan, dan... ramah juga baik hati. Dalam masa isolasi itu, Kirie diam-diam berkenalan dengan sang pemuda, dan menjadi akrab dg pemuda itu.. lalu mereka jatuh cinta. Sang ayah, Kepala Keluarga Himuro, melihat itu sebagai ancaman atas 'kemurnian' Kirie. Ia membunuh keluarga beserta pemuda itu.
Kirie yang sedih merasa ialah yang menyebabkan kematian pemuda yang dicintainya. Pada malam ritual, Rope shrine Maiden yang seharusnya tidak dikotori oleh kemelekatan duniawi, merasa bersalah dan tidak rela. Namun ritual tetap dijalankan. Karena hati Kirie tidak 'murni maka rohnya bukannya malah menjadi tumbal, tapi malah dirasuki oleh iblis. Akhirnya Roh jahat Kirie lalu membantai habis seluruh keluarga Himuro, dan ia bersumpah akan membuat siapapun yang menginjakkan kaki di sekitar kediaman Himuro akan merasakan derita yg ia rasakan.
Itu sebabnya mitos menyebutkan bahwa semua orang yg mencoba ke kediaman keluarga Himuro akan mati mengenaskan.

cc: @WillSensei_ (20/7/15)