Notes

[ Background story pendaftaran Survival Show ]

September di hari ke enam belas ...
Jika keberuntungan adalah suatu kepastian, tentunya setiap orang tak akan pernah berusaha. Jika kesuksesan adalah mutlak, tak akan ada perjuangan menuju ke puncak.

Gadis itu, Bian ... Jeon bian lebih lengkapnya, tak percaya itu semua. Ia percaya, semua hal harus dilakukan dengan kesungguhan. Si gadis pekerja keras itu memulai obsesinya sebagai seorang penyanyi terkenal mulai dari senang menyanyi di kamar mandi, senang memakai dandanan ala selebritis terkenal, senang jika fotonya terpampang di majalah!

Tidak, bukan berarti ia senang hidup bermewah-mewahan. Tapi gadis mana yang tak suka memakai gaun yang indah dan menjadi cantik?

Sebuah brosur bertuliskan "Survival Show" masih tergenggam erat di tangan Bian, mengantri bersama kandidat lainnya. Badannya yang mungil tenggelam di lautan manusia. Benar-benar antusias yang tinggi. Berada di urutan terakhir, tak membuat ia putus asa. Toh, yang diterima bukan dari urutan terdepan, pikirnya.

Tetesan keringat dingin ditambah jantung yang berdentum cepat membuat Bian bergetar hanya dengan melihat pintu masuk audisi - yang jaraknya tinggal menghitung beberapa langkah lagi. Seperti memasuki pintu wahana roller coaster, ya seperti itulah.

Sampai akhirnya ia berhadapan dengan staff WM Entertainment, memintanya menunjukkan keahliannya. Well, tak jadi soal. Walau suaranya tak sebagus penyanyi lain, tetapi gerakan dance didukung wajahnya yang sexy-innocent membuat lagu yang ia bawakan menjadi lebih hidup.

*trivia: Skill yang dimiliki dance - menyanyi.