Notes

Nama karakter : Okochi Denjiro

Nama faceclaim : Nam Joo Hyuk

DoB : Kyoto, 15 October 1999

Sekolah : Rakuzan

Physical traits : Berkulit putih bersih, memiliki mata yang sedikit sipit. Tinggi badan 188cm dan berat badan 70kg.

Personality : Jiro, adalah orang yang memiliki tempramen tinggi dan rasa keras kepala yang sudah mendarah daging. Sikapnya baik, dan terkesan easy going. Mudah bergaul, dan tentunya ramah. Mudah stress dalam menghadapi suatu permasalahan yang menurutnya berat.

Trivia :
Kelebihan
- Sangat pintar dalam berenang dan bermain basket.
- Tangannya yang cekatan membuat gerakannya sangat gesit seirama dengan kakinya.
- Keuletan dalam mengatur strategi sangat bagus.
Kelemahan
- Memiliki penyakit asma yang mengharuskan Jiro supaya tidak kelelahan. Itu sangat bertolak belakang dengan sekolah yang mengharuskan murid untuk kelelahan.
- Jika sedang stress dan tak ada yang menemani nya sebagai penenang. Jiro cenderung mempunyai hasrat untuk meyakiti dirinya sendiri (self injury)

BG Story :

Okochi Denjiro, seorang pemuda yang baru saja keluar dari rehabilitasi narkoba. Catatan kehidupannya beberapa tahun ini sangat kelam; kecanduan barang-barang pemberi kenikmatab sesaat. Membuat fisiknya melemah. Beruntung Ayahnya mengetahui jika anak semata wayangnya itu sudah salah pergaulan. Tak ingin anaknya mempunyai masa depan suram dan penyakit yang disebabkan oleh obat-obatan terlarang yang akan menyerang sistim kekebalan tubuhnya itu, Ayahnya tega memasukkan Jiro ke rehabilitasi. Awalnya Jiro menolak, tapi, setelah mendapat pencerahan, akal sehatnya mulai berfungsi. Ya, mungkin tindakan menghilangkan masalah yang membelenggu nya dengan obat-obatan itu bukan hal bijak. Ibunya yang sudah direnggut sang kuasa pun pasti akan kecewa. Jiro yang masih duduk di kelas 3SMP saat itu memang cukup berat menjalani rehabilitasi. Jiro menerima hinaan dari teman-teman dan saudaranya. Semua memandang rendah akan dirinya.

Kira-kira 5bulan rehabilitasi, Jiro sudah terbebas dari kecanduan tersebut. Jiro masih sempat mengikuti Ujian kelulusan SMP, meski dengan nilai pas-pasan. Ini semua berkat support dari Ayahnya yang selalu mengalir dan menjadi motivasi untuknya; motivasi untuk menjadi apa yang Ayahnya mau. Karena ia percaya, apa yang Ayahnya inginkan pada diri Jiro, itu pasti yang terbaik untuk Jiro. Kini Jiro sudah tumbuh menjadi lelaki yang baik daripada sebelumnya. Walaupun sikap tempramental dan keras kepalanya tidak hilang, yang terpenting ia masih menjalani hidup di jalur yang lurus.

Minggu depan, Ayahnya akan mendaftarkan Jiro sekolah di Paris, Jiro tak menolaknya karena Paris adalah Kampung halaman Ibunya. Tapi suatu hal merubah segalanya; begitupun juga keputusan untuk mengenyam pendidikan di Paris. Sore itu, Jiro sedang bermain basket di lapangan bersama teman-teman. Datanglah seseorang memberikan poster pendaftaran sekolah berbasis basket. Jiro memang sangat menyukai basket. Bukan obat terlarang lagi yang menjadi kecanduannya kini, tapi basket. Jiro memberitahu Ayahnya akan adanya sekolah bernama Rakuzan itu. Awalnya sang Ayah menolak, tapi desakan Jiro mampu meluluhkan hati Ayahnya. Ayahnya sempat berfikir tentang penyakit asma yang bersarang di tubuh Jiro, tapi akhirnya Ayah Jiro yakin jika Jiro bisa mengatasinya. Dan akhirnya, Okochi Denjiro, sudah resmi menjadi murid Rakuzan. Disana ia akan memulai hidupnya dengan teman baru, sekolah baru, guru baru, seragam baru, dan tentunya harapan baru. Jiro berharap, ia bisa merakit kesuksesan disana.