Notes

Masalah sosial dapat dilihat dari teori fungsionalis, teori konflik, teori interaksi simbolis.
1) Teori Fungsionalis
Semua bagian masyarakat, seperti keluarga, ekonomi, dan sekolah punya fungsinya masing-masing dalam masyarakat.
Semua bagian masyarakat ini saling bekerja sama untuk membangun tatanan sosial yang stabil.
Jika salah satu bagian dari masyarakat ini tidak menjalankan fungsinya dengan baik, terjadilah ketidakteraturan sosial dalam bentuk masalah sosial
Berdasarkan teori fungsionalis, ada 2 pandangan tentang masalah sosial.
a) Patologi Sosial
masalah sosial seperti penyakit dalam tubuh manusia
Penyakit ini disebabkan karena salah satu sistem/organ/sel tubuh tidak bekerja dengan baik.
Penyakit sosial (kejahatan, kekerasan, kenakalan remaja) terjadi karena peran institusi sosial (keluarga, ekonomi, agama, pendidikan) tidak berjalan dengan baik.
Untuk mengatasi masalah sosial ini masyarakat harus menerima sosialisasi dan pendidikan moral yang memadai.
b) Disorganisasi Sosial
Dalam pandangan disorganisasi sosial, masalah sosial bersumber dari perubahan sosial yang cepat, seperti revolusi budaya.
Perubahan sosial yang cepat mengganggu norma dalam masyarakat.
Ketika norma melemah dalam masyarakat, masalah sosial seperti pencurian, kekerasan, penyalahgunaan narkoba merajalela dalam masyarakat.
Masalah ini dapat diatasi dengan memperlambat gerakan perubahan sosial dan memperkuat norma sosial.
2) Teori Konflik
Menurut teori konflik, masalah sosial timbul dari berbagai macam konflik sosial. Hal yang paling penting dan umum adalah konflik kelas, konflik ras atau etnik, dan konflik gender. Setiap konflik muncul dari ketimpangan antara yang kuat dan lemah.
Konflik antarkelas sosial: konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan antara kelas borjuis dan proletar (buruh)
Konflik ras/etnik muncul dalam bentuk diskriminasi dan prasangka.
Konflik gender terjadi karena adanya ketidaksetaraan gender
Ada 2 pandangan tentang masalah sosial dilihat dari perspektif teori konflik.
Teori Marxis
Teori ini melihat konflik sosial yang terjadi karena ada ketidaksetaraan ekonomi.
Dalam masyarakat, terdiri dari kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar.
Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkhis, dan borjuis melakukan eksploitasi terhadap proletar dalam sistem produksi kapitalis.
Eksploitasi ini menyebabkan masalah sosial seperti kemiskinan, pendidikan rendah, dan kejahatan.
Karl Marx berpendapat bahwa masalah sosial ini dapat diatasi dengan masyarakat tanpa kelas.
Teori Non-Marxis
Dipelopori oleh Ralph Dahrendorf
Teori ini menaruh perhatian pada konflik yang timbul karena kelompok-kelompok mempunyai kepentingan dan nilai yang berbeda atas masalah sosial.
Masalah sosial dapat diatasi jika tiap kelompok dapat memahami pandangan masing-masing.
3) Teori Interaksi Simbolis
Teori ini melihat masalah sosial sebagai interaksi simbolis antara individu yang tidak mempunyai masalah sosial dengan individu yang mempunyai masalah sosial.
Individu yang mempunyai masalah mengarahkan individu tanpa masalah berperilaku seperti individu yang bermasalah.
Ada 2 pandangan dalam teori interkasi simbolis
a)Labelling Theory (Teori Pelabelan)
Menurut teori ini, suatu kondisi sosial kelompok atau masyarakat tertentu dianggap bermasalah karena kondisi itu sudah dicap bermasalah.
b)Konstruksionisme Sosial
Teori ini melihat bahwa individu yang menginterpretasikan dunia sekitarnya secara sosial mengonstruksi realitas secara sosial
Masalah sosial merupakan konstruksi manusia.
Individu sering berinteraksi dengan orang yang mendefinisikan kejahatan sebagai sesuatu yang positif, sehingga ia cenderung melakukan kejahatan







1. Arnold Rose: masalah sosial merupakan suatu situasi yang telah mempengaruhi sebagian besar masyarakat sehingga mereka percaya bahwa situasi itu adalah sebab dari kesulitan mereka. Situasi itu dapat diubah.