Notes

Debut

Junhye naik ke atas panggung, diikuti dengan Liz. Kegugupannya ditutupi dengan senyuman ramahnya. Ia melambai-lambai sedikit, lalu berdiri di tengah panggung.

"Satu, dua, tiga-" Junhye menghitung, memberi aba-aba kepada pasangan duonya itu.

"What's up, BYATCH!" seru mereka berdua dengan senyuman lebar, pada saat bersamaan membntuk pistol dengan jari telunjuk, tengah, dan jempol mereka lalu menembakkannya ke kepala masing-masing. Kemudian membungkuk 90° kepada penonton.

Kedua tangan Junhye memegang mic di depan mulutnya dengan erat. "Eoh... Terima kasih sudah datang jauh-jauh ke sini... Kami benar-benar berterima kasih, kami akan terus bekerja keras setelah debut. Manhi gidaehaejuseyo!" setelah mengucapkan salam, Junhye menoleh ke Liz. Mengirim pesan telepati yang ia yakin pasti dimengerti oleh temannya itu. Kemudian ia berjalan menempati salah satu bangku di belakangnya.

Liz tersenyum, mengangguk sekilas tanda ia sudah siap untuk menyanyikan lagu debutnya. Perlahan ia duduk di kursi yang telah disediakan, lalu melambai sekilas--sebagai sedikit fanservis.

"Selamat malam semua, siap??" Tanyanya sok asik.

"Throwback into our sweet state, the moment above those sweet trees." Pandangannya mengawang, memulai lagu dengan ritme lamban dan beraturan, "i still remember our 1st date, you ties my adidas, september twenty three" tangan kirinya membentuk angka dua, lalu tiga, senyuman diwajahnya sudah mulai terlihat. "One year? More, three years until we decide to open up our privacy" ia memperbaiki posisi duduknya. Nadanya tampak bertanya di awal, lalu menggeleng. "Dragging me into your extravagant ecstacy" hening sejenak, tatapan terlihat seperti mengenang sekaligus ntah kenapa--menenangkan.

" Your presence alone is perfect. We knit our stories like shinigamis with their fate-webs." Irama yang masih bertahan--beraturan namun sedikit lebih cepat, "Until that. That day, that day that might not even be in your memory" wajahnya berubah sendu--lengkung bahagia tadi, tertutup dengan kemirisan yang jelas terlihat, "that moment that i thought the curse was just perfectly perfect."

Ia menghela nafasnya--partnya selesai.

Junhye mengangkat mic mendekati bibirnya, terlihat senyuman tipisnya penuh arti. Seperti sedang mengingat kenangan yang manis.

"Love's so sweet, sweeter than cotton candy
He sure can make me lose it, can't he?
it's like since i met him, i've got nothing to fear" terdengar tawa kecilnya, gadis itu menutup matanya dan badannya bergerak pelan ke kanan dan ke kiri sesuai beat. Kaki kanannya tersilang di atas kaki kiri.

"i'm living the life we're the main cast here" ia menggeleng, masih dengan senyumannya, seakan tidak percaya bahwa ia dulu pernah merasakan hal yang sedang ia bicarakan sekarang.

"i was there. he was there when we were in the dark
but we were each other's flashlights, built an ark" mata Junhye terbuka lagi, bergemilang karena perasaan bahagia sekaligus rindu yang mendominasi seisi hatinya. Hingga perasaan tersebut berhasil ia salurkan dalam rapnya.

Namun, senyumannya pudar. Menjadi wajah datarnya. Matanya perlahan menatap sepatuny, "he brought out the best in me
but now, he's just a pest for me"

Setelah kalimat terakhir Junhye, bagian hook terdengar. Ia dan Liz bersama-sama melanturkannya. Terdengar penyesalan dan kesedihan serta amarah dari suara mereka.

"Love's falling but not for the fallen
Stop dreaming, stop wishing
No stars are gonna help you
It's just as real as life"

Setelah hook yang mereka nyanyikan, sekarang sudah saatnya bagian Liz lagi, "Like the thick fog in the morning, your image is blurred. No, it continually gets erased" ada penekanan di kata erased. Ia menggelengkan kepalanya, helaan nafas terdengar--diperjelas oleh pengeras suara. "Will tears drop, will wounds heal, these things hurt" liz memukul bagian dadanya, ia menatap satu persatu penonton, "That spot you left from, am i that stupid to leave that empty spot empty for you to return?" Ada geraman di akhir bait rap, ia berdiri dari kursinya

"Don't you dare to think that i'm going to cling on you. Because i even live between life and death to forget you" ia memulai rap cepatnya, tangannya menunjuk ke arah penonton--asal, kakinya menghentak, berjalan 2 langkah kedepan. Matanya terlihat mengintimidasi sekaligus emosi, "even if sometimes I'm shaken a bit by memories of you" ia tertawa sekilas, lalu menyeringai, "watch me, i'll definitely show you that i'm going forget you" ia menggerakkan tangannya, mengibas kebelakang dan kembali duduk

Begitu Liz kembali ke tempatnya, Junhye segera menyusul dengan bagiannya. Alisnya hampir terjahir menjadi satu, matanya kembali tertutup. Kini ia terdengar seperti benar-benar marah kepada sang oknum yang berhasil menginspirasinya untuk menulis lagu ini.

"Just why, why does time fly so fast
i don't know you anymore, why's the difference so vast" satu tangannya dikepalkan di samping kiri tubuhnya. Ketika matanya terbuka, terlihat amarah gadis itu dari pandangannya. Ia bergeser, duduk menyerong ke kanan dengan satu kaki di depan yang satunya. "you want me back you want me here
but that's not the fact your lies are like shears" Junhye menghentakkan kakinya, dan berdiri pada detik yang sama. Kepalan tangannya tadi seperti membanting kenangan yang ia bicarakan tadi.

Ia mendekati penonton perlahan, "you're killing me, taunting me, scaring me
but i'm yelling, wanting, screaming for you
i guess it's my fault, you're still inside my vault"

Suaranya menjadi parau karena ia tidak mengambil nafas, akibat terbawa emosi.

Satu tangannya mengacak rambutnya frustasi, ia lalu menghela nafasnya panjang dan wajahnya menjadi santai walau amarahnya masih tersisa.

"we've gotta come to a halt," ia perlahan kembali menuju tempat semulanya.

Ia memberhentikan ucapannya hingga ia sudah duduk di bangkunya dan menatapnya.

Junhye menoleh ke penonton dengan tatapan putus asa, lalu menaruh telapak tangannya di atas dada. "Cause i'm wounded... and you're just as good as salt"

Mic akhirnya berpisah dari bibirnya, Junhye memejamkan matanya dan memiringkan kepalanya, bukan. Kepalanya ditarik oleh gravitasi begitu saja, saking ringannya karena sudah melepaskan segala emosi yang ia kurung selama ini.

Disanpingnya, Liz sudah mulai menyanyikan hook. Junhye baru mengiringinya di baris kedua.

"Love's falling but not for the fallen
Stop dreaming, stop wishing
No stars are gonna help you,"

Mereka berdua berdiri dan berjalan ke depan panggung, "It's just as real as life" dan mengakhiri lagu Trueth Love.