Notes

Semua orang tua tentunya ingin memiliki penerus mereka.

Sebuah keluarga tentunya tidak akan lengkap tanpa kehadiran bibit-bibit kecil yang menemani mereka di saat waktu senggang menyingsing. Hal itu sudah seperti suatu keharusan yang menuntun untuk dipenuhi; meski bukan benar-benar berasal dari gen mereka sendiri. Terkadang digunakan hanya untuk memancing, namun setelahnya dibuang tanpa jejak, seolah umpan pancingan mereka tidak ada gunanya sama sekali.

Raiden tentu memiliki peruntungan nasib yang jauh lebih baik dibandingkan umpan sejenis dengannya. Mengingat sebuah keluarga dengan keadaan serba berkecukupan datang dan mengambil alih hak asuhnya dari pihak panti asuhan. Umurnya bahkan belum genap tiga tahun saat percekcokan halus itu terjadi. Klise; Raiden tidak ingin di adopsi oleh siapapun. Dia hanya ingin orang tua kandungnya datang dan mengambilnya. Namun bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya, Raiden hanya bisa mengangguk pasrah ketika pihak panti asuhan memberikannya sejumlah ancaman sekaligus keuntungan jika menjadi anak dari keluarga Yamazaki.

Dan hidupnya memang benar-benar berubah.

Segala apapun yang dia inginkan menjadi sebuah kenyataan dan bukan sekedar angan-angan saja. Semuanya terasa begitu menyenangkan, bahkan dirinya sendiri ikut terlena dengan segala yang keluarga Yamazaki berikan. Sehingga pelan-pelan, Raiden mulai mengecap diri sebagai anak tunggal, karena ibu angkatnya divonis tidak lagi dapat mengandung.

Namun siapa sangka jika rumor bahwa membeli pancingan itu benar? Tidak lama setelah kehadiran Raiden, mereka mendapat kabar bahagia bahwa Raiden akan memiliki adik, sebentar lagi. Dan secara otomatis, posisinya tergantikan. Salah satu alasan kenapa dia membenci adiknya itu; meski keluarga Yamazaki masih berbaik hati untuk membiarkannya tetap tinggal dan mendapat fasilitas seperti anak pada umumnya.

Makin kesini, Raiden malah terlihat seperti seorang bodyguard bayaran. Kemana-mana, dia harus menemani adiknya, Hanzel. Sedikit jengah. Tadinya tidak ingin, tetapi bayangan jika dia harus terlantar lagi membuat Raiden mengalah dan memilih untuk mengikuti alur permainan keluarga itu. Hingga untuk suatu alasan tertentu, Hanzel harus pergi ke salah satu pulau. Dan secara pemikiran logis, Raiden harus ikut bersamanya; katanya untuk menjaga adiknya.

Bisa apa? Dia tidak bisa menolak apa yang telah terjadi.