Notes

Vastumeer academy ; Current time
Setelah mendengar kabar bahwa aku akan dibawa ke vastumeer diam diam aku menyelinap ke sana begitu pula hari ini.
Aku bersembunyi dibalik pohon besar disekitar akademi vastumer. Aku melihat murid-murid berlalu lalang.
Perasaanku mengatakan akan bertemu keluargaku di sini. Senyum renyah terlukis diwajahku. Mungkin ini perjalanku yang terakhir ucapku lega. Beribu tahun melakukan perjalanan sendiri tak urung membuatku berputus asa. Pikiran buruk terus menghantuiku. Bahwa di dunia ini aku hidup sendiri. Hingga pada saat itu, aku bertemu dengan davin dan Austin, mereka menolongku.
Pertama kali bertemu dengan mereka, mereka sedikit terlihat berbahaya bagiku sosok dingin davin membuatku sedikit khawatir. Lain dengan Austin adiknya ia dengan ramah bertanya siapakah aku ini. Aku diam dan hanya menatap mereka. Austin membisikkan sesuatu kepada davin yang mana aku tidak mendengar apa yang ia katakan.
Mungkin mereka tau ada yang aneh dengan diriku. Sesosok gadis yang berjalan sendiri di tengah hutan. Aku tidak takut. Entah darimana aku mempunyai kemampuan untuk melindungi diriku sendiri. Setiap sosok yang berbahaya mendekat sering lari menjauhiku. ketika aku menatap mereka mereka tampak kesakitan dan kehabisan nafas.
Lain dengan kedua sosok yang dihadapanku saat ini. Aku merasa mereka mempunyai jalan bagaimana untuk mengetahui siapa jati diriku juga menemukan keluargaku. Tak habis harapan aku tidak menatap tajam mereka dan tidak membelenggu mereka dengan pikiranku. Austin berjalan menghampiriku dan mengulurkan tangan “Kau sedang tersesat? Ikutlah dengan kami. Tenang kami tidak berbahaya, kau bisa membersihkan tubuhmu juga Disana terdapat makanan yang tentunya jauh lebih baik daripada yang kau temukan di hutan.” Ujar Austin membujukku.
Aku masih menatap Austin yang hanya berjarak 10 cm dari hadapanku. Lain dengan halnya Davin ia tetap berdiri disana menatapku dengan Austin. Entah apa yang ada dipikirannnya. Tatapannya begitu dalam. Mungkin mereka mengetahui kemampuanku. Ah entahlah daripada lama berfikir aku segera menerima tawaran Austin dan meyambut tangannya yang meraih tanganku menolongku.
Skip
Kediaman Anderson ; Few years ego.
Mereka tinggal di mension ternyata. Aku terpana melihat tempat tinggal mereka. Tempat tinggal yang khas bagi keluarga yang mempunyai anak seperti mereka. Dari luar tampak dingin. Mansion tinggi dua lantai berdiri tegap dihadapanku. Temboknya berwarna coklat gelap. Mungkin mereka tidak mau terlihat terlalu mencolok. Aku mengikuti mereka dari belakang menatap kedua sosok nama yang berbeda pikirku.
“Masuklah selamat datang dikeluarga kami. Jangan terlalu kaget dengan apa yang terjadi di dalam Otte?” masih dengan senyumnya yang sama Austin mengajakku untuk masuk ke dalam rumah. Lain dengan halnya davin dia dengan dingin masuk entah sejak kapan ke dalam meninggalkanku dengan Austin.
Aku melihat interior Inggris yang khas di bagian dalam rumah mereka. Berbeda dengan yang terlihat diluar ini begitu hangat, ruang tamu dengan perapian tangga kayu yang rapi menuju lantai dua tampak dihadapanku. Aku mulai menyukai ini. Sepertinya akan baik jika aku sementara di sini.
Aku melihat davin mengobrol dengan sosok wanita sekitar 45 tahun mungkin itu ibunya. Setelah selesai mengobrol mereka berjalan pelan mendatangiku.
Wanita itu tersenyum hangat. ‘’ anggap ini seperti rumahmu, aku akan membantumu membersihkan diri.” Ujar wanita tersebut masih tetap dengan senyuman hangatnya.
Dirangkulnya tubuhku dan diantarnya aku ke sebuah kamar. Kamar yang indah menurutku. “ mandilah aku akan menyiapkan pakaian untukmu, dear.” Katanya penuh kasih sayang.
Aku hampir menangis belum ada orang yang seperti ini di dalam perjalanku ribuan tahun. Aku segera bangkit mengiyakan perintahnya.
Aku selesai membersihkan tubuhku. Sosok wanita tersebut menggandengku dan mengarahkanku untuk duduk didepan cermin. Dia membantuku mengeringkan rambut serta menyisir rambutku.
“ Aku Mrs. Anderson, ibu dari kedua pria yang mengantarkanmu tadi. Untuk sementara kau bisa memanggilku bibi, Kk. “
Aku melihat sosoknya dari dalam cermin. Dari penampilannya dia merupakan ibu yang lembut sepertinya. Mereka begitu beruntung. Senyumku tipis.
“jujur, aku sangat menginginkan anak perempuan. Begitu pintarnya davin memberi alasan untukku menginjinkanmu tinggal bersama kami. Anak itu memang sepertinya dingin tapi sebenarnya hangat jadi kau tidak perlu takut”
Aku membulatkan mataku. Bibi ini bisa membaca pikiranku sepertinya.
“Jadi siapa namamu hm?” tanyanya lembut kepadaku. Aku hanya mengelengkan kepala pelan.
“ Jadi, Gadis secantik dirimu belum mempunyai nama huh?
‘’ Marie.. namanya Marie.. “ Suara namja tiba- tiba hadir dibelakang kami berdiri bersandar di samping pintu kamar yang disediakan Mrs. Anderson.
Mrs. Anderson tiba-tiba mendesah. ‘’ Aish baru saja ibu akan memberikannya nama Claire, Kau mengangetkan kami vin.” Ujar Mrs. Anderson kepada davin putra tertuanya.
“Marie Claire Anderson bukankah itu terdengar indah?” Terdengar Namja lain yang entah sejak kapan berdiri di samping kami.
Sejak saat itu aku mengunakan nama “Marie Claire Anderson” sebagai identitasku.
Ini Permulaan batinku.
[PLOT OFF]