Notes

Musim dingin tahun lalu, bulan Februari...

Hari Valentine yang ditunggu-tunggu oleh para siswa Seoul High School akhirnya tiba. Seluruh siswa perempuan telah mempersiapkan segalanya. Dari coklat sampai pernak-pernik lainnya. Mereka juga telah menyiapkan mental untuk memberikan kado valentine kepada laki-laki yang mereka kagumi. Hanya segilintir orang yang mungkin tidak ikut merayakan. Ada yang beralasan malas, bosan, dan tidak tertarik. Minjung termasuk di antara salah satunya. Sebenarnya ia telah menyiapkannya, hanya saja ia ragu. Mungkin ada baiknya ia makan sendiri coklatnya.

Keramaian tampak di depan kelas Jikyung. Minjung yang kembali dari perpus, bertanya-tanya melihat kerumunan itu. Terlihat Jikyung bergabung dengan mereka.

"Jikyung-a, apa yang kau lakukan di sini?"
Jikyung menoleh. "Eoh, Minjung! Ini gawat cepat kemari!" Minjung mendekat dan melihat apa yang sedang terjadi.
***
Kelas 10-2

"Oy, Chanyeol! Cepat! Cepat!"
"Ya! Apa kalian tidak bisa santai sedikit? Aku masih belum menemukan barangnya" Chanyeol sibuk mengacak isi tasnya.
Salah satunya berdecak. "Memangnya apa yang kau cari? Ah, kau memperlambat saja! Kami duluan ya!"
"Ya, ya, ya, kalian pergi saja"

Kelas itu sepi untuk beberapa waktu yang lama. Kemudian datanglah Jihyun. Ia mengendap-endap memasuki kelas itu. Memastikan apakah kelas itu benar-benar sepi ata tidak. Lalu, perlahan-lahan mendekati Chanyeol.

"Permisi, Chanyeol-ssi..."
Chanyeol menoleh mendengar namanya disebut.
"Eoh. Apa?"
"Ini... kado valentin untukmu" ucapnya sambil malu-malu.
"Ah, gomawo" balasnya seraya menerima kado Jihyun.
Gadis itu sangat senang sekali. "Oh ya, apa kau bisa pergi ke festival hari kasih sayang denganku?" Jihyun bertanya dengan mada ragu.
Chanyeol menatapnya sesaat, "Maaf, sepertinya tidak bisa"
Bersamaan dengan jawaban Chanyeol, sebuah suara berseru keras. Lalu disusul dengan suara berisik dari sepatu yang saling bertumbuk dengan ubin. Seketika suasana kelas yang hening berubah ramai dengan kerumunan orang di sekitarnya. Chanyeol dan Jihyun kebingungan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi. Kemudian suara lain menyahu-berniat memperjelas situasi pada keduanya-namun ia malah memperburuk keadaan dengan menyatakan perspektif yang salah.
***
"Jadi.. kau tidak mengajak Chanyeol berpacaran?"tanya Jikyung dan Minjung hampir bersamaan.
"Tentu saja tidak! Kalian pikir aku gila apa?"
Minjung berlutut. "Maaf, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak tahu.."
"Ya.. tidak apa-apa" balas Jihyun sekenanya. Jujur ia masih sakit hati karena kejadian itu. Apalagi pada Eun Soo, gadis yang sok tahu itu.
"Kenapa kau tidak menceritakannya kepada kami?" tanya Jikyung lagi.
"Memang apa gunanya menjelaskan kesalahpahaman yang terlanjur dipercaya orang lain"
Keduanya terdiam. "Tapi syukurlah semua tampak jelas, lalu apakah aku harus meminta maaf pada Park Chanyeol?" Minjung meminta pendapat.
"Ya lakukan apa yang sudah seharusnya" timpal Jihyun.
"Ya sebaiknya kupikirkan dulu. Terlepas tentang masalahmu, Chanyeol adalah sosok yang menyebalkan"
"Setidaknya kau beruntung bisa sekelas dengannya"
Minjung tersenyum tipis lantas menepuk pundak gadis itu pelan. "Kau bisa mengunjungi kelasku kapanpun kau mau"
"Ya meskipun aku ada di sana, dia juga tidak akan menyadarinya kan. Sama saja"
"Ayolah Jihyun..., jangan menyerah! Semangat!" ucap Jikyung.
Perlahan-lahan gadis itu mulai tersenyum.
"Yakinlah suatu saat nanti Chanyeol menyadari bahwa ada orang lain yang sangat memperhatikannya"

Dering bel masuk membuyarkan perbincangan mereka. Minjung memutuskan untuk kembali ke kelas. Sedangkan Jikyung dan Jihyun memilih untuk tinggal di taman. Tadi Minjung sempat mengejar sahabatnya itu dan mereka berhenti di taman. Di sanalah, mereka mengetahui cerita yang sebenarnya.

Minjung tersentak saat ia melangkah masuk ke kelasnya. Ia nyaris kehilangan kemampuan bernapas saat ia melihat sosok Baekhyun ada di sana. Laki-laki itu sedang bersenda gurau dengan Chanyeol dan beberapa siswa laki-laki lainnya. Minjung semakin tercekat saat Baekhyun tiba-tiba saja menoleh ke arahnya diikuti Chanyeol.

"Oy, Seo Minjung!"sapa Chanyeol dengan senyum lebar. Minjung menatapnya tajam. Tangannya sibuk meremas ruas jemarinya. Baekhyun ikut tersenyum. Saat ini ia berharap untuk mati saja.

"Baekhyun! Guru Cho berjalan menuju kelas!" seseorang tiba-tiba muncul di ambang pintu. Ia tampak panik. Sekali gerakan Baekhyun turun dari meja dan berlari ke luar. Minjung semakin kuat meremas tangannya, saat Baekhyun berlari melewatinya. Desiran itu sangat terasa hingga hampir membuat Minjung tak sadarkan diri. Mati saja. Mati.