Notes

16/08/15 Tugas Cinta-Benci @Mst_Bryan
Luce Sydney de Louilley_B class_Vaennelts

Bagaimana Benci bisa menjadi Cinta dan Cinta bisa menjadi Benci?
Jika dulu cinta kemudian terjadi perkara akhirnya menjadi benci, banyak yang bertanya apakah itu berarti kisah cinta antara dua pasangan telah berakhir?

Ternyata, dulu cinta sekarang benci bukan berarti sudah tidak cinta sama sekali, justru benci karena di dalam hatinya masih ada rasa cinta. Pepatah mengatakan "beda cinta dengan benci sangatlah tipis". Dan menurut saya hal ini memang betul. Banyak contoh dan kasus di dunia nyata orang yang asalnya dulu benci sekarang menjadi saling jatuh cinta. Semakin benci, semakin mudah pula dua lawan jenis tersebut jatuh cinta. Begitu sebaliknya, pasangan suami istri yang ribut dalam perceraian asalnya adalah orang yang saling jatuh cinta. Jadi cinta dan benci itu bolak-balik, yang sebetulnya adalah sama. Mengapa?

Energi yang tersimpan dalam rasa cinta dan benci adalah saling timbal balik , tetapi hakikatnya sama, karena awal dari cinta dan benci adalah sama, yaitu perhatian, hanya fokusnya yang berbeda. Jika cinta, fokus perhatiannya adalah hal-hal positif seperti ketampanan, kecantikan, kemandirian, jujur, humoris, dan berbagai hal-hal yang menurut pandangan si pencinta membuatnya terkagum-kagum pada yang dicintai. Sedangkan fokus dari benci adalah hal-hal yang bersifat negatif seperti jelek, buruk, malas, menyebalkan, tidak ingin melihat, dan sebagainya. Artinya, selagi masih seseorang masih memiliki perhatian (walaupun pada hal yang negatif) itu berarti seseorang masih bisa untuk mencintai, bahkan banyak kasus terjadi perasaan campur aduk, yaitu cinta tapi benci, benci tapi rindu.

Dari sumber yang saya dapat, para ilmuwan dari University College London telah menemukan area otak yang akan diaktifkan ketika orang melihat gambar yang mereka benci. Terlebih, daerah ini tak berhubungan dengan bagian yang mempengaruhi rasa takut, ancaman, dan bahaya. Sekarang, menjadi jelas mengapa cinta bisa berubah menjadi benci begitu cepat. Para ilmuwan mempelajari rasa benci yang diarahkan pada orang lain. Sebanyak 17 perempuan dan laki-laki ikut dilibatkan dalam penelitian ini. Peneliti melacak aktivitas otak mereka saat melihat foto orang yang mereka benci, sekaligus foto kenalan lain mereka. Hasilnya memungkinkan peneliti mengidentifikasi ‘sirkuit benci’, daerah otak yang berkorelasi dengan rasa benci.

Sebelumnya, para ilmuwan yang sama juga mempelajari mekanisme otak yang berhubungan dengan rasa romantis. Mereka tertarik untuk mengetahui bagaimana dua perasaan yang berlawanan antara cinta dan benci dapat mengarahkan pada perilaku yang sama. Hasilnya, kedua perasaan itu bisa mendorong orang untuk melakukan sesuatu yang heroik atau justru jahat. Tipisnya perbedaan reaksi otak untuk merespon rasa cinta dan benci inilah yang membuat kedua perasaan itu cepat berubah.

Ada beberapa hal yang menyebabkan cinta bisa berubah menjadi benci, yaitu:
1. Sering bertengkar.
2. Pernah dibohongi.
3. Merasa diatur.
4. Kurang perhatian.
5. Pasangan terlalu posesif.