NotesWhat is notes.io?

Notes brand slogan

Notes - notes.io

NAME : Jeon Wonwoo (Alexander Eatonwood)
GRADE/GEN : 2 / III
CABIN / ID : Poseidon / PS3-236
SUBJECT : PSYCHOLOGY

'Tik tok tik tok'
Jam terus berdetik seiring jatuhnya butiran-butiran hujan kebumi. Wonwoo melihat tetesan air membasahi jalan yang penuh dengan orang berlalu lalang dengan tatapan gusar.
"Dimana bocah itu?" gumamnya pelan sambil kembali menatap jam didinding cafe tempat ia bernaung.
Ia menunggu dan terus menunggu sampai jarum panjang naik beberapa angka keatas.
Akhirnya, saku pria itu bergetar menandakan pesan masuk. Tangan pucat itu mengeluarkan ponselnya dan membaca isi pesan yang mengganggu ketenangannya dalam menunggu,

"From: Mingyu, Kim
To : Wonwoo, Jeon
Hyung, aku tidak bisa datang. Aku harus menemani Kaeunie. —"

Telinganya dapat mendengar suara retak yang ia yakini berasal dari hatinya sambil menatap kosong kue tart bertuliskan "Happy 20th Birthday, Wonwoo" didepannya.

“— Maaf hyung."



Wonwoo termasuk tipe remaja yang introvert akut. Ia tidak bisa terbuka terhadap orang-orang yang sudah lama dekat dengannya, apalagi dengan orang yang baru ia kenal. Tapi sore itu, seorang bocah lelaki membuat perubahan.

“Hyung, apa kau mau bermain bola dengan kami? Tim-ku kekurangan satu pemain” suara cempreng itu— berasal dari bocah tinggi besar dengan kulit yang lebih gelap dari anak-anak korea pada umumnya, membelah konsentrasinya pada buku novel ditangannya.

Ia memandangi wajah bocah yang tersenyum itu dengan tatapan menilai, “Aku tidak bermain bola” jawabnya singkat. Tapi senyum itu belum luntur, bocah itu malah mencoba meyakinkan anak yang lebih tua agar mau bermain dengannya.

Entah itu karena kasihan dan lelah mendengar rengekan sang bocah atau karena bocah itu sangat menggemaskan, Wonwoo menyetujui untuk bergabung dengan tim bocah itu.

Malam itu, sepulang bermain bola dengan seragam sekolahnya hingga kotor dan dimarahi ibunya, Wonwoo yang berbaring dikasur masih terus menerka-nerka, kenapa ia bisa setuju untuk bergabung dengan bocah itu. Dan bahkan sampai 7 tahun kemudian, kenapa ia tetap mengabulkan setiap permintaan yang diajukan si Bocah.

Ya, pertemuan itu tidak berakhir sampai dilapangan bola. Bocah laki-laki yang ditemuinya kemarin ternyata adalah tetangga baru Wonwoo. Ibunya mengundang tetangga baru mereka untuk makan malam bersama, saling memperkenalkan anak laki-laki mereka dan berharap untuk menjadi keluarga yang dekat satu sama lain.

Akhirnya ia tahu bahwa anak laki-laki itu hanya satu tahun dibawahnya, dan Mingyu —nama bocah itu, sangat suka berolahraga, sangat periang dan ramah. Berkebalikan dengan kepribadian Wonwoo yang tertutup dan kutu buku.

Hal itu tidak menghentikan mereka untuk bersahabat dekat hingga ke bangku kuliah. Mingyu adalah remaja yang sangat aktif, membuatnya dikenal oleh orang banyak. Sedangkan Wonwoo, ia masih tetap tertutup dan dingin. Tapi tidak membuatnya menjadi terkucilkan karena ia sukses membuat prestasi besar hingga terpilih menjadi ketua senat.

Semua orang tahu mereka dekat. Beberapa iri dengan persahabatan mereka, beberapa kagum karena solidnya mereka. Banyak yang menaruh hati pada keduanya, tapi belum ada yang beruntung untuk mendapatkan hati salah satunya.

Hingga suatu saat Lee Kaeun, Senior mereka yang berada dua tahun diatas Wonwoo, menyatakan perasaannya pada Mingyu didepannya. Ia pikir semuanya akan seperti biasanya, Mingyu akan menolak gadis itu dengan halus dan meminta maaf. Namun, yang keluar dari mulut Mingyu,
“Baiklah. Ayo kita coba berkencan”

Wonwoo menginterogasi Mingyu dalam perjalanan pulang, membuat Mingyu tertawa kecil dan mencoba menenangkan Hyung-nya.
“Aku ingin merasakannya, hyung. Kita belum pernah berkencan sekalipun hyung. Dan, Kaeun nuna gadis yang cukup baik, mengapa tidak kucoba jalani? Kau juga harus mulai mencari kekasih. Ayolah, Tidak akan ada yang berubah”

Tapi, bagi Wonwoo, semuanya benar-benar berubah.

Bulan pertama, mereka masih selalu bersama —pulang, jalan, belajar dan makan siang. Hanya saja, ada waktu-waktu dimana Mingyu begitu terlarut dengan ponselnya.

Bulan kedua, perubahan dimulai. Wonwoo hanya akan berangkat dengan Mingyu dipagi hari. Saat makan siang, ada pendatang baru yang menduduki kursi kosong disamping Mingyu. Dan setelah kelas selesai, Mingyu yang biasanya menunggui Wonwoo menyelesaikan tugas senat-nya, harus pula duluan untuk mengantar Kaeun.

Bulan ketiga, Mingyu ujian. Wonwoo masih berangkat dengan Mingyu, tapi pria itu tak lagi makan bersamanya karena Mingyu selalu berada diperpustakaan bersama Kaeun untuk belajar materi yang akan diujiankan.

Bulan keempat, Wonwoo ujian. Ia harus berangkat lebih pagi dan tugas senat menculiknya dari waktu bebas. Ia pernah mengalami masa ini, tapi Mingyu selalu ada untuk membantunya. Sekarang, Wonwoo harus mengalaminya sendiri.

Bulan kelima dan seterusnya, Wonwoo yang semakin sibuk jarang ada waktu untuk berada ditempat lain selain rumah dan kampus. Setiap Mingyu mengajaknya keluar, ia selalu sibuk. Setiap ia punya waktu luang, Mingyu sudah punya janji dengan Kaeun.

Setahun hubungan Mingyu berjalan, semakin jauh jarak diantara mereka berdua.

Dan hari ini adalah ulang tahunnya.

Semalam Wonwoo mendatangi rumah sahabatnya, mengundangnya untuk pergi keluar bersama esok hari karena besok adalah akhir pekan dan bertepatan dengan hari lahirnya. Mingyu menyetujuinya dengan semangat, mengatakan bahwa ia merindukan saat-saat bersama Hyungnya.

Tapi pria itu tidak datang.

Dan Wonwoo berada diujung kesabarannya.



Mobil adalah hadiah ulang tahun Wonwoo yang ke-22.
Ada banyak hal yang ia ingin lakukan dengan mobil pertamanya. Mungkin jalan-jalan keliling kota, bersama Mingyu pastinya.

Namun, mustahil Karena pria itu sedang berada di Apartement Kaeun sekarang. Menemaninya.

Pikiran itu membangkitkan amarah Wonwoo yang terpendam selama ini. Dengan itu, ia bangkit dari kursi, meraih kunci mobilnya dan meninggalkan kue ulang tahunnya dimeja cafe dengan lilin menyala.

Wonwoo memacu mobilnya kedaerah Il-san —tempat Kaeun tinggal, dengan kecepatan tinggi, mengacuhkan beberapa klakson yang dibunyikan untuknya.

Ia membunyikan bell apartement Kaeun dengan tidak sabaran, hanya berhenti setelah suara Kaeun terdengar dari balik pintu.

“Ah, Wonwoo-ssi” sapa Kaeun yang kaget saat melihat sahabat kekasihnya berada didepan Apartementnya. Sedangkan ekspresi Wonwoo tidak terbaca ketika ia melihat Kaeun datang hanya berbalut kaus kebesaran yang ia yakini bukan miliknya.

“Dimana Mingyu?” suaranya terdengar lebih berat saat mengucapkan kata-kata itu, membuat Kaeun mau tidak mau merasa resah untuk menjawab.

“D-dia sedang m-mandi” jawab Kaeun sedikit terbata. Untuk mencairkan suasana, gadis itu mengundang Wonwoo masuk, langsung terburu-buru mengumpuli pakaian-pakaian yang berserakan dilantai dan membawanya kekamar.

Konklusi mulai bermunculan diotak Wonwoo, membuat amarahnya semakin membara ketika mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sahabatnya.

Laki-laki itu melangkah mengikuti Kaeun menuju kamar gadis itu, “Kaeun-ssi?” dan Kaeun berbalik dengan kaget begitu mendengar namanya terpanggil. Wonwoo mengamati beberapa tanda kemerahan dileher gadis itu dan menatap gadis itu dengan tatapan gelap yang tak terartikan.

“N-nde?” tutur gadis itu dengan gemetar. Ia mulai merasakan hawa menegangkan dari Wonwoo, terlebih posisi pria itu yang menyudutkannya kearah tempat tidur yang kusut. Tapi pria itu tersenyum misterius kepadanya dan tatapannya serasa menghipnotis Kaeun dengan kuat. Hingga saat tangan Wonwoo mulai membelai lehernya, ia tidak berkutik dan membiarkannya.

“Dia menyentuhmu disini?” Kaeun hanya bisa menutup matanya dan mengiyakan pertanyaan Wonwoo, tidak menyadari raut mengeras dari wajahnya. Ia baru menyadari semuanya saat Wonwoo mencengkram keras lehernya dengan kedua tangan dan mendorongkan keranjang.

“A-apa yang— uhuk uhuk” suara yang keluar dari mulutnya terdengar lemah karena cekikan Wonwoo yang kini menduduki perutnya agar ia tidak bisa bergerak. Nafas Kaeun mulai melemah saat Wonwoo melepaskan cekikannya dan bangkit dari tubuh Kaeun.

Laki laki itu keluar dari kamar dan Kaeun menghela nafas panjang, mengumpulkan tenaga untuk berusaha mencari ponselnya yang entah ia campakkan kemana. Namun belum sempat ia berdiri, badannya kembali terhempas dan ia terpaksa teriak ketika sensasi listrik menyentuh permukaan kulitnya.

“Kau mau kemana, Kaeun-ie?” kata Wonwoo halus sambil menyusuri permukaan lengan naeun dengan kabel listrik lampu tidur Kaeun yang berada tak jauh dari ranjang, membuat gadis itu menggelinjang karena terkejut dengan aliran listrik yang cukup besar.

Wonwoo menjauhkan kabel tersebut dari tubuh Kaeun dan beralih kemeja rias Kaeun yang penuh dengan alat-alat kecantikan.

“MINGYU! TOLONG AKU! MINGYU!” teriak Kaeun yang telah lepas dari kejutan listrik. Namun, itu menambah amarah Wonwoo yang menyambar pelurus rambut diatas meja dan menghantamkannya ke kepala Kaeun dengan kuat.

Darah segar mulai merembes dari kepala Kaeun, membuatnya pusing karena hantaman Wonwoo yang cukup kuat. Ia masih bisa mendengar kekehan Wonwoo yang menggema ditelinganya. “Kau seharusnya tidak perlu menjadi seperti ini. Jika kau tidak pernah hadir dihidupku” bisiknya ditelinga gadis itu sambil menggigit kasar daun telinganya hingga mengeluarkan darah.

Wonwoo bangkit kembali dari sisi Kaeun, berjalan keluar dari kamarnya dan kembali dengan gunting ditangannya. “Ini peringatan bagimu” Wonwoo tersenyum sadis menatap kondisi Kaeun yang terkulai lemas. Pria itu berjongkok disisi Kaeun, membuka paksa bibir gadis cantik itu dan menarik keluar lidah Kaeun.

Ia membuka gunting ditangannya dan memposisikan lidah Kaeun diantar belahan gunting, menatap Kaeun yang menangis dengan tatapan dingin.

“Musnahlah” kata Wonwoo sebelum menutup gunting itu dan mendengar jeritan Kaeun dengan seringai puas.

Ia membelai wajah Kaeun dan mendekatkan bibirnya dengan bibir Kaeun yang penuh darah. Kemudian bangkit, dan menginjakkan kakinya ke jari-jari tangan kanan Kaeun hingga terdengar gemeletuk tulang yang memilukan telinga.

Pria itu mengulangi perbuatannya ditangan kiri Kaeun dan baru berhenti ketika mendengar suara pintu didobrak dari kamar mandi, tempat ia mengunci Mingyu dari luar.

Wonwoo berjalan mundur dari tubuh Kaeun, memberikannya satu senyum manis sekali lagi dan bergegas pergi dari tempat itu.


Wonwoo tengah menyantap makan siangnya dikantor senat saat ia merasakan tepukan ringan dibahunya, ia menoleh dan menemukan Mingyu dengan wajah muram berdiri disampingnya.

“Hai, Mate” sapanya pada laki-laki yang lebih tinggi darinya beberapa inchi. Mingyu membalas sapaannya dan duduk dikursi sebelahnya, menghela nafasnya dan menyeruput kopi milik Wonwoo yang terletak dimeja kerjanya, “Ada apa?”
Mingyu meletakkan kopi milik Wonwoo dan mendesah kesal, “Tadi pagi, Kaeun dibawa ke rumah sakit jiwa.” Ucapnya sendu. Wonwoo meletakkan sandwich-nya dan mendorong kursinya agar lebih dekat dengan Mingyu.

“Aku masih tidak paham mengapa ada orang yang sekejam itu pada Kaeun” lanjutnya tanpa bisa menahan tangisnya, membuat pria yang lebih tua merangkulkan tangannya kebahu Mingyu dan membawanya lebih dekat ketubuhnya.
Wonwoo membiarkan Mingyu menangis dipundaknya. Mencoba menenangkannya, bahkan menceritakan beberapa cerita lucu pada Mingyu hingga membuat lelaki itu tertawa kecil.

“Aku ada kelas sore ini, sampai jumpa sepulang kelas” dengan itu Mingyu menghilang dibalik pintu ruang senat tanpa melihat senyum kemenangan diwajah sahabatnya.
     
 
what is notes.io
 

Notes.io is a web-based application for taking notes. You can take your notes and share with others people. If you like taking long notes, notes.io is designed for you. To date, over 8,000,000,000 notes created and continuing...

With notes.io;

  • * You can take a note from anywhere and any device with internet connection.
  • * You can share the notes in social platforms (YouTube, Facebook, Twitter, instagram etc.).
  • * You can quickly share your contents without website, blog and e-mail.
  • * You don't need to create any Account to share a note. As you wish you can use quick, easy and best shortened notes with sms, websites, e-mail, or messaging services (WhatsApp, iMessage, Telegram, Signal).
  • * Notes.io has fabulous infrastructure design for a short link and allows you to share the note as an easy and understandable link.

Fast: Notes.io is built for speed and performance. You can take a notes quickly and browse your archive.

Easy: Notes.io doesn’t require installation. Just write and share note!

Short: Notes.io’s url just 8 character. You’ll get shorten link of your note when you want to share. (Ex: notes.io/q )

Free: Notes.io works for 12 years and has been free since the day it was started.


You immediately create your first note and start sharing with the ones you wish. If you want to contact us, you can use the following communication channels;


Email: [email protected]

Twitter: http://twitter.com/notesio

Instagram: http://instagram.com/notes.io

Facebook: http://facebook.com/notesio



Regards;
Notes.io Team

     
 
Shortened Note Link
 
 
Looding Image
 
     
 
Long File
 
 

For written notes was greater than 18KB Unable to shorten.

To be smaller than 18KB, please organize your notes, or sign in.